Broken - Agnes Kristi (Tema Gadis dan Pembunuh Bayaran)

160 8 2
                                    


Tugas ini dibuat oleh Mbak Agnes Kristi untuk tema Seorang Gadis dan Pembunuh Bayaran. 


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Langit malam kota Tokyo tampak kelam tanpa bintang. Seorang laki-laki berjaket hitam turun dari mobil yang terparkir di dekat gudang tua pelabuhan. Wajahnya datar tanpa eksresi. Dia berjalan dengan tenang, menghampiri mobil lain yang terparkir tidak jauh darinya.

"Untuk apa kau memanggilku ke tempat seperti ini?" tanya laki-laki berjaket coklat yang duduk di atas kap depan mobilnya. Matanya menatap tajam, mengamati setiap gerak lawan bicaranya.

"Kita sudah lama tidak bertemu," ucap laki-laki berjaket hitam. Dia bersandar santai pada kap mobil dan memainkan senjata api yang sejak tadi digenggamnya.

"Basa-basi bukan gayamu, Shin," ucap laki-laki berjaket coklat. Dia tidak acuh pada apa yang dilakukan mantan sahabatnya yang bernama Shin. Lebih memilih untuk memandangi kerlap-kerlip lampu di tepi pelabuhan.

"Aku tahu. Dan pemarah juga tidak cocok dengan karaktermu, Ken," balas Shin dengan nada datar.

Keduanya kemudian terdiam. Larut dalam pikiran masing-masing. Entah apa nama hubungan mereka saat ini karena persahabatan mereka sudah berakhir sejak dua tahun lalu.

"Aku masih mencintai Reika," ucap Shin tanpa ragu sembari asik memainkan senjata apinya hingga terdengar bunyi klik dua kali.

Ken mengalihkan pandangannya pada sang mantan sahabat. "Dan kau pikir, aku akan menyerahkannya padamu? Reika sudah memilihku, terima itu," tegasnya dengan pandangan sengit.

Ekspresi wajah Shin tetap datar. Dia membidik ke arah pohon dan sebuah peluru melejit dengan bunyi desing yang membuat Ken semakin geram. Dia sedang berusaha mengintimidasi mantan sahabatnya.

"Bunuh saja aku kalau kau memang bisa," tantang Ken sembari menyeringai begitu Shin menoleh padanya.

"Pasti," jawab Shin mantap. "Tapi tidak sekarang," lanjutnya yang kemudian kembali melepas tembakan ke udara.

"Kau gila," Ken merebahkan tubuh ke kaca mobil, memandang langit kelam yang terbentang di atasnya.

"Kau yang minta," kata Shin datar. Dan kalimat itu menjadi penutup percakapan mereka. Shin kemudian berlalu begitu saja, memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Meninggalkan sang mantan sahabat yang memaki dalam diamnya.

***

"Ken!"

Seruan bernada tinggi dari seorang gadis, membuat Ken menoleh. "Kau terlambat lagi, Ayumi," katanya seraya memincingkan mata dan mengamati penampilan kacau gadis di depannya. Ken menggeleng saat gadis itu justru terkekeh. "Lama-lama kau bisa dipecat kalau setiap hari terlambat." Dia pun berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Kumpulan Cerpen "Membingkai Realita"Where stories live. Discover now