Part 15 ✔

Mulai dari awal
                                    

"kenapa sih lo diam aja?" tanya melirik David.

"gue males bahas" jawabnya singkat.

"dasar kepala batu" umpat Leon.

***

Pukul 17.00 David sudah sampai dirumahnya. Hanya kesunyian menyelimuti rumahnya. Ia mengingat saat Karin masih berada dirumah, Ia mengingat senyumannya saat Karin menyambutnya pulang dari kerja lalu menawarinya makanan hasil memasaknya, namun tak pernah Ia anggap.

"Apa gue merasa kehilangan Karin" gumamnya.

tanpa banyak berpikir ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

setelah selesai mandi, ia beristirahat di sofa dan menonton televisi. Namun beberapa saat kemudian ada seeorang mengetuk pintunya.

"siapa sih?" gerutunya.

David bngkit dari sofa dan berjalan menuju pintu.

"Bu..bunda" gugupnya.

"kamu kenapa kok gugup gitu?" tanya Bunda Raina memicing, haruskan David gugup akan kedatangannya?.

"Emmm gak papa kok bun, mari masuk" David mempersilahkan mertuanya masuk kedalam rumahnya. Ia bingung bagaimana menghadapi mertuanya.

"silahkan duduk bun"

"Kok bunda gak lihat Karin. Dimana Karin?" tanya bunda Raina yang membuat David bingung menjawabnya.

"karin.?"

"kamu kenapa? dimana Karin David?" tanya Raina, Ia curiga tak biasanya seperti ini.

"Ka... Karin pergi dari rumah bun?" jawab David jujur, hal itu membuat Raina kaget.

"Pergi? pergi kemana?" tanya nya lagi.

"David gak tau bun" jawabnya singkat.

"Dan kamu diam saja tanpa ada usaha buat cari Karin?" tanya Raina. "apa kamu sama Karin ada masalah?" sambungnya.

"sebelumnya saya minta maaf, Dari awal pernikahan kami saya tidak mencintai Karin. Sebelumnya saya jug sudah mempunyai kekasih" jelas David yang membuat Raina emosi seketika.

Raina menampar menantunya itu.
'plak..' "kamu keterlaluan David, jika dari dulu kamu bilang kalau sudah punya wanita lain.. saya tidak akan memaksa Karin buat nikah sama kamu. Kamu anggap apa anak saya selama ini ha? pembantu mu? Sungguh saya menyesal telah menyetujui pernikahan ini." ucap Raina dengan sesenggukan.

"saya benar-benar minta maaf sama bunda"

"Saya tidak butuh permintaan maaf kamu, saya cuma mau anak saya kembali" jawab Raina lantang.

"Saya mau lihat, apa saja kelebihan kekasih mu itu jika dibandingkan dengan anak saya? Apa kekasih kamu itu yang pernah diceritakan oleh mama mu?" Raina bertanya dengan nada menghina.

"i.. iya bun" jawab nya pelan.

"saya sudah menduganya, kasihan anak saya sudah menikah dengan lelaki seperti kamu." Raina menangis karena ia telah menyesal menikahkan putri satu-satunya dengan orang yang salah.

"Ingat nak, karma itu ada. Saya yakin sebentar lagi akan datang padamu dan saya pastikan kamu akan mengemis cinta pada anak saya. Camkan itu" ujar Raina dengan menunjuk David.

tanpa banyak kata, Raina langsung pergi meninggalkan kediaman David.

"akh... sial" umpatnya frustasi.

***
Setelah sepulang mengajar, Karin hanya berada di kamarnya karena ia bingung harus melakukan hal apa.

Tak lama kemudian handphone nya berdering, dengan cepat tangannya meraih benda pipih itu.

"Bunda?" Karin mengangkat panggilan dari bundanya.

"Halo, assalamualaikum bun" jawab Karin

"Waalaikumsalam, Karin kamu ada dimana sayang? kenapa kamu gak bilang ke bunda kalau pernikahan kamu tidak bahagia?" tanya bundanya.

"jadi bunda sudah tau. Maafin Karin bun, Karin cuma gak mau kalau bunda kepikiran masalahnya Karin sama mas David" jawab Karin menangis.

"Bunda minta maaf sama kamu? karena bunda kamu tidak bahagia, andai saja dulu bunda tidak memaksa kamu untuk nikah sama David pasti kamu bahagia" sesal bundanya.

"bunda tidak usah merasa bersalah.. mungkin ini sudah takdir Karin."

"sekarang kamu ada dimana nak" tanya Raina.

"Karin sekarang ada di Kota Malang bun" jawab Karin.

"besok bunda akan ke kota Malang"

"tapi..."

"gak ada tapi-tapi an.. bunda akan susul kamu kesana" tekad Raina.

"Karin akan tunggu bunda" ucap Karin, Ia senang bundanya datang.

"Nanti kamu kirimin alamat tempat tinggal kamu"

"iya bun" jawab Karin.

"bunda akan mempersiapkan baju bunda, bunda matikan dulu ya telepon nya. assalamualaikum"

"iya bun. waalaikumsalam"

Karin duduk dipinggiran kasurnya.
"meskipun dari kecil aku tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, aku bersyukur karena memiliki bunda sebaik itu"

flasback on 

"bunda Karin ingin ketemu sama ayah" rengek Karin kecil.

Raina yang tengah menyisir rambut Karin pun berhenti melakukan aktifitasnya.

"bunda jawab Karin.. dimana ayah?" tanyanya.

"sayang, suatu saat nanti kamu akan tau nak" jawab bundanya.

"tapi..."

"sssttt..." jari telunjuk Raina menutup mulut Karin. Karin hanya mengangguk

flasback off

"apa nasib anakku akan sama seperti nasibku? gak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah? maafin mama nak" tangisnya pecah membayangkan anaknya kelak yang lahir tanpa ayah.

"tapi mama janji sama kamu sayang, mama akan jadi papa buat kamu." ucapnya mengelus perut buncitnya.





halo semuanya...
aku dah update part 15 nih...
kalian seneng gak?? pasti seneng kan?

mumpung lagi encer nih jadi bisa cepet updete deh.....

makasih buat pembaca setia wife hurt   semoga kalian tidak pernah bosan untuk menunggu kelanjutannnya ya.....

kalian juga bisa baca cerita ku yang lain...
liat di profil ku ya.....

jangan lupa buat vote and comment nya... biar semangat buat update nya....😍😘

Wife Hurt✔ (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang