12.Sang Bendahara Kelas

Mulai dari awal
                                    

"Lah tuh orang udah pergi.Oh ya Devin lo udah sembuh.Sebentar amat."Ucap Malvin yang mengingat malam kemarin Devin panas tinggi dan hampir saja dibawa kerumah sakit.

"Cih.Sebentar...Omongan lo.Emang sakit enak."

"Loh mah kayak hobi sakit mulu.Oh ya Ridwan sama Alif mana kagak pernah kelihatan??"

"Jadi duta sampo lain kali."Jawab Devin yang membuat Malvin nampak geram.

Oh ya,beberapa hari ini Malvin dan Devin seperti telah mengibarkan bendera perdamaian.Mereka tidak terlihat  bertengkar layaknya kucing dan tikus seperti biasa.

"Devin."

"Ridwan,entah.Alif emmmm.....(berpikir sesaat)Paling kalo gak ke lapangan Basket.Ke perpus biar makin pinter."

"Ya udah gue cari mereka.gue butuhnya mereka bukan lo.Pergi gih."

"Lo ngusir cowok manis nan lugu kayak gue."

"Manis kebayakan gula kali."
Malvin berlalu dan meninggalkan Devin.

****
Vanya tengah berada ditengah keramain station kereta itu.Lalu lalang orang tak membuatnya bergerak dari kursi tunggu di Station.

Wajah yang terlihat pilu dengan segatis senyum yang ia paksakan.

"Gue cari lo sejak pagi.Kenapa gak sekolah."Tanya laki-laki itu pada Vanya.

"Kenapa harus gue?"Tanyanya menatap miris ke sang pria.

"Haruskah diJawab?"

"Jawab Fer.Gue tahu lo gak suka sama gue.Please lepasin gue."

"Vanya.Memang masa bodoh sama lo.Gue cuma butuh lo buat rencana gue."Ucapnya menatap Vanya tajam.

"Fero.Cukup."

Vanya menundukan kepalanya ke bawah untuk mengalihkan pandangannya dari laki-laki bernama Fero didepannya.

****
"Babu stop ikutin gue.Lo gak punya kerjaan."

"Kagak.Gue heran kenapa nih sekolah kagak pernah ada pelajaran."

"Lo kan anak baru jadi bilang kek gitu...Gue udah biasa.Emang sering ada rapat Devin buat diskusi tentang Tryout atau ujian praktek kita."

"Oh gitu.Gue kira nih sekolah isinya cuma pak Dinto.Orang dia mulu yang ngajar dikelas kita."

"Pak Dinto kan spesialis kelas XII jadi dia kekelas kita.Apalagi nanti kalau udah ada pemadatan, ya harus siap buat ketemu pak Dinto tiap hari."

"Oh ya gue mau tanya.Soal PPkn,Lo baru pindah beberapa hari belum ada seminggu tapi kenapa udah ngerjain soal dari seminggu lalu."Lanjut Tanya Malvin pada Devin setelah penjelasannya yang teoritis diatas.

"Itulah kejeniusan gue.Kagak disuruh ngerjain,gue kerjain sendiri.Ups.Sebenarnya saat gue mau pindah gue udah tanya-tanya ke Alif biar gak ke tinggalan pelajaran dan entah kenapa balik kekelas biadap itu lagi."

"Anehnya kenapa kalian bisa balik kelas gue lagi??"

"Yah cuma kelas itu yang kurang murid-kan.Semenjak gue dan yang lain pindah kuota kelas itu berkurang drastis.Dan masih sama seperti 2 tahun lalu kami kembali ke kelas itu."

Malvin dan Devin kemudian berjalan menuju perpus.

Dan terlihatlah Bastian,Alif dan Ridwan disana.Yang tengah duduk membundar sambil membawa sebuah buku.

"Leh ngapain disini Gan??"

"Lo gak liat kita lagi baca buku."Jawab Bastian masih fokus pada bukunya.

"Bastian ketua kelas yang merasa Arif dan budiman.Saya tahu AQ anda itu diatas 135 tapi saya baru tahu karena kejeniusan anda bisa membaca buku dengan tulisan terbalik begitu.Give applause kawan -kawan."

Bastian baru sadar buku yang bertulis siap UN yang tebalnya melebihi kamus itu terbalik.

"Iya-iyah."

Malvin menarik paksa buku ketiganya dan mendapatkan sebuah benda portabel didalamnya.

"Ckck..Saya kira kalian ingin belajar disini.Dan entah apa yang saya dapat kalian malah sukses membobol Wifi disini."Ucap Malvin yang berlagak seperti titisan dewan keadilan yang lebih mirip seperti jelmaan bapak Dinto junior.

Malvin segera ikut duduk dan mengeluarkan sebuah benda berbentuk persegi panjang dari saku kanannya.

"Emang password Wifinya apa?bagi dong."Ujar Malvin yang kini ikut membundar disana.

"Gue kira lo insap eh taunya saraf."Ejek Ridwan yang melihat tingkah Malvin.

"Raja kuota lagi bokek men."semprot Alif yang kini mulai ikut mengejek.

-----
Next??

Vote and coment....

The Dare(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang