Tapi serius. Aku takjub padanya. Dia benar-benar hebat.

.
.
.
.
.
.

22nd July 2017 on 10.11 AM

Sudah seminggu lebih aku tidak bertemu Lucas. Kak Ame sangat menuruti perintah ayah dan aku selalu kalah dalam perdebatan soal menjenguk Lucas.

Aku tidak tahu bagaimana keadaannya. Dan aku ingin sekali datang untuk mengetahui keadaannya. Apalagi... Saat aku pulang dari kafe waktu itu, dia berteriak kencang sekali. Dan saat kami menemukannya, dia sudah terkapar di lantai.

Itu membuatku sangat bingung sekaligus gelisah. Apa yang membuatnya bisa seperti itu?

Aku benar-benar penasaran dengan apa yang telah terjadi pada anak itu. Dia benar-benar membuatku bingung dan membuat penasaran tanpa henti.

Wajahnya selalu mengingatkanku pada Daniel. Dan semua hal yang Kakak Rara ceritakan soal dia membuatku tak pernah berhenti berpikir apa yang sebenarnya dia sembunyikan.

Aku sudah membuat laporan untuk Kak Ezra agar segera memecat Lucas. Itulah yang bisa kulakukan untuk membantunya dan menghilangkan masalah di kafe. Aku akan memberinya sesuatu yang lain untuk menggantikan pekerjaannya itu. Entah apa itu.

Aku sudah tahu bahwa Lucas jatuh sakit sejak beberapa hari setelah bekerja di kafe. Dan itu semakin parah saja sampai saat ini.

Aku ingin membantunya. Aku ingin tahu bagaimana dia bekerja. Aku ingin tahu bagaimana keadaannya sekarang setelah aku tidak datang menjenguknya sama sekali selama dia sakit.

Aku harus melakukan sesuatu. Aku tak tahan lagi dengan keputusan Kak Ame yang tetap berdiri dengan perintah ayah.

Aku sudah siap dengan penampilanku dan semuanya. Aku tinggal keluar dari rumah.

Aku ingin pergi ke kafe untuk memeriksa keadaan Lucas.

TANPA KAK AME.

Kakiku melangkah keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan perlahan. Aku tidak ingin izin pada Kak Ame. Jika aku tidak melakukan itu, aku yakin dia akan menangkap basah aku dan aku tidak bisa keluar dari sini lagi.

Suara dari dapur membuatku tahu kalau Kak Ame berada di dapur saat ini. Ini kesempatan bagus untukku keluar dari sini. Aku akan keluar lewat pintu belakang.

Aku tidak percaya aku akan melakukan hal ini.

Pergi tanpa izin bukanlah ide yang bagus. Selain itu, ini bukan seperti diriku.

.
.
.
.
.

Lonceng pintu kafe ELDanz berbunyi ketika aku membukanya. Kafe ini terlihat cukup ramai karena ini adalah akhir pekan. Semua orang pasti ingin bersantai bersama teman, atau mungkin mengerjakan tugas di akhir pekan.

Aku menengok untuk mencari pelayan kecil seusiaku itu. Yang kutemukan adalah Kak Sean yang menghampiriku dengan wajah tak ramah. Seperti biasanya.

"Selamat datang. Saya akan mengantar anda ke kursi yang kosong.

"Kami punya beberapa menu rekomendasi yang bagus untuk siang ini."

Meskipun wajahnya tak ramah, tapi dia masih melayaniku dengan ramah.

"Terima kasih, kak. Tapi... Aku ke sini untuk melihat Lucas. Bisakah kakak mengantarku padanya?"

Kak Sean cukup tersentak setelah mendengarku. Kemudian ia langsung membungkukkan tubuhnya di hadapanku.

"Maafkan saya, Nona Dania. Saya tidak bisa menjalankan perintah anda. Tuan Ezra sudah memecat Lucas."

Aku begitu terkejut mendengar perkataan Kak Sean. Bagaimana bisa aku tidak tahu kalau Lucas sudah dipecat?

180 Degrees: Changes of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang