"Ck! Gue ga percaya. Jujur saja, pasti ini semua skenario yang kalian bikin kan? Biar gue percaya dan akhirnya apa?! Kita menikah kan?! Itu kan mau lo?!"

Kilatan mata Ilham beradu dengan mata teduh Zahra. Bahkan mata Zahra sudah mengeluarkan cairan dari tadi.

"Sayangnya gue ga pernah ada rasa sama lo. Dan gue ga mau perjodohan ini berlangsung"

Zahra menghela napas lalu menghapus air matanya. "Sampai kapan Zahra harus bilang kalo kita udah menikah?"

"Ga usah akting"

Zahra ingin memukul kepalanya di tembok. Rasanya ia ingin juga seperti Ilham, biar mereka sama-sama melupakan pasangan masing-masing. Namun sayangnya Zahra tidak mungkin melakukan itu.

"Kalo lo pikir, karena gue udah lihat tubuh lo, dan gue bakal jatuh cinta? Ga. Gue ga jatuh cinta. Bahkan nafsu pun enggak. Kenapa?! Karena dari awal gue ga pernah ada rasa sama lo"

Zahra hanya terdiam sambil menunduk. Ia mengangkat kepalanya sebentar untuk menatap Ilham, namun ia kembali menunduk.

"Kalo lo bisa bikin buku nikah palsu, berarti gue bisa manfaatin ini untuk urus perceraian kita. Anggap saja ga ada perjodohan di antara kita. Dan lo harus benar-benar buka mata lo, kalo gue bukan suami lo"

Ilham beranjak pergi meninggalkan Zahra. Dada Zahra terasa sesak. Isakannya ditahan sekuat mungkin. Ia perbanyak istighfar.

***

"Ck! Gue ga percaya. Jujur saja, pasti ini semua skenario yang kalian bikin kan? Biar gue percaya dan akhirnya apa?! Kita menikah kan?! Itu kan mau lo?!"

"Kalo lo bisa bikin buku nikah palsu, berarti gue bisa manfaatin ini untuk urus perceraian kita. Anggap saja ga ada perjodohan di antara kita. Dan lo harus benar-benar buka mata lo, kalo gue bukan suami lo"

"Kenalin Syah, dia Zahra. Orang yang mau dijodohin sama gue, ngaku-ngaku sebagai istri gue"

Zahra tengah duduk menatap hamparan luas di hadapannya. Pandangannya kosong. Sudah tidak ada suara yang keluar lagi dari bibirnya. Semua sudah berakhir. Harapannya sudah berakhir. Dan perjuangan nya tidak bermanfaat apa-apa.

Rumah tangganya runtuh. Ilham akan mengurus perceraian secepatnya.

"Kak Ilham tau dari mana tempat ini?"

"Dulu aku pernah ke sini diajakin sahabatku"jawab Ilham.

"Kak Rio ya?"tanya Zahra. Ilham menggeleng.

"Dia wanita"

Zahra mengangguk paham.

"Biasanya kak Ilham ngapain ke sini?"tanya Zahra.

"Kalo lagi sedih aja"

Zahra terdiam lagi. "Nanti kalo aku kesini ga apa-apa kan? Kak Ilham ga cemburukan?".

Ilham menoleh dan menatap Zahra yang memandang lurus.

"Cemburu?"tanya Ilham.

Zahra mengangguk. "Kalo misalnya aku dateng tanpa sepengetahuan kak Ilham. Maksudku, kak Ilham ga marah kan tempat yang kak Ilham sering datangi, jadi aku yang sering datangi?"

Ilham mengangguk. "Aku malah senang karena berbagi keindahan ini sama orang lain"

Memorinya berputar lagi. Saat itu, dia dan suaminya datang ke sini melarikan diri dari ulang tahun Kakaknya Ayu.

Zahra mulai mengingat bahwa dulu ia pernah ke sini bersama Ilham. Saat dirinya masih TK dan suaminya sudah menduduki bangku Sekolah Dasar.

"Ham, lihat deh, indah kan?"

My Senior My Husband (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang