"Kimberly! Mau kemana kamu?" Tanya pak Ahmad.

"Eh, bapak." Jawab Kim sambil cengengesan.

"Kamu mau kemana?"

"Ya mau ke kelas lah pak, masa mau ke mall pak."

"Ikut bapak sekarang!"

"Tapi pak."

"Cepat!"

Kim terlonjak kaget mendengar bentakan dari pak Ahmad. Akhirnya Kim menurut saja dengan perintah guru killer satu ini.

"Sial! Udah tua masih aja galak. Cepet mati loe pak." Gerutu Kim sambil terus mengumpati pak Ahmad.

*****

Disinilah akhirnya, Kim harus mendekam terlebih dahulu didalam ruangan yang hampir setiap hari menjadi makanannya setiap pagi. Apalagi selain ruang BK. Pak Ahmad duduk di kursinya.

Pak Ahmad mulai geleng-geleng kepala. Tidak habis pikir dengan gadis cantik dan pintar ini. Bagaimana bisa dia sepintar dan secantik ini? Sedangkan sikap dan tingkahnya seperti preman pasar. Benar-benar ajaib.

"Kim, kamu tidak bosan sering keluar masuk ruangan ini?" Tanya pak Ahmad yang mulai lelah meladeni setiap pelanggaran yang Kim buat.

"Nggak pak." Jawab Kim dengan entengnya.

"Kamu enggak, bapak bosen malah tiap hari harus ngurusin kamu." Aku pak Ahmad dengan raut wajah yang sangat bosan dengan Kim.

"Hehehe. Ya gak apa Pak, biar lebih akrab sama saya." Cibir Kim sambil cengengesan. Tidak ada takutnya sama sekali.

"Ya sudah, hari ini kamu gak bapak hukum dulu. Tapi kalo kamu terlambat lagi, bapak akan kasih kamu hukuman suruh bersihin genteng sekolah." Ancam Pak Ahmad.

"Siap pak! Kim selalu standby dimanapun."

Siswi macam apa kamu Kim? Hukum masa dinanti? Gak waras nih orang? Seperti sedang mengobrol dengan teman lama yang baru bertemu. Kim terlihat bahagia sekali. Cewek gila.

*****

Keluar dari ruang BK, Kim bukannya masuk kedalam kelas, dia malah ngeloyor ke kantin. Bagaimana bisa dia lepas dari hukuman? Tingkahnya yang tengil, yang sering buat orang langsung naik darah melihatnya.

Dengan santai Kim memakan sarapan. Sedangkan para penjual disana sudah terbiasa melihat Kim pas jam pelajaran berada disana. Justru Kim lebih suka tempat yang tenang, tahu sendirilah bagaimana suasana kantin jika sudah jam istirahat? Maka dari itu Kim sangat malas untuk makan di kantin.

"Eh loe!" Merasa ada yang memanggil Kim mengangkat kepalanya.

"Loe ngomong sama gue?" Tanya Kim balik sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya loe."

Kim hanya manggut-manggut saja mendengar pengakuan dari pria yang satu ini. Algi Refalgi namanya. Ketua OSIS, sekaligus rival dari Kim. Algi yang selalu dipuja dan di idolakan oleh setiap kaum hawa yang ada di sekolahnya ini. Tapi tidak untuk Kim. Justru dia sangat membenci pria ini.

"Ada perlu apa loe sama antek-antek loe ini?" Tanya Kim dengan tidak sukanya.

"Loe tuli ya? Bel masuk udah bunyi 45 menit yang lalu. Loe masih enak-enakan makan disini." Zidni, bendahara OSIS yang sering ribut dangan Kim dan terkenal galaknya.

"Terus apa masalahnya sama gue?" Cibir Kim tidak perduli dengan tatapan membunuh mereka.

Angga mulai mendekati Kim, membujuk Kim untuk segera masuk kedalam kelas. "Kim, loe bisa gak sekali aja nggak ngebantah perintah dan aturan di sekolah?"

"Siapa loe ngatur-ngatur gue? Ayah Bunda gue aja gak pernah pusing mikirin gue." Sindir Kim, membuat semua antek-antek OSIS mulai marah.

"Loe bener-bener nyari ribut ya." Kesal Dev mencoba untuk memukul Kim yang masih setia ditempatnya.

Kim mulai memperlihatkan senyum miringnya yang terlihat menyeramkan. "Oh mau nyari ribut? Boleh, gue siap kapan pun dan dimanapun yang loe mau." Senyum sinis terus terbentuk.

"Eh udah-udah. Gue gak mau ada keributan disini." Diki. Salah satu temannya Kim yang masuk kedalam OSIS yang sekarang menjadi musuhnya juga.

"Oh nggak mau ribut ya? Cupu loe semua! Ganti kelamin aja loe sana!" Kim mulai memancing kemarahan mereka semua.

Kim pergi meninggalkan mereka yang masih kesal dibuatnya. Kim benar-benar sudah gila. Dia tidak pernah mau mengalah dengan antek-antek OSIS. Terutama dengan ketos. Yang sangat suka menghina dan mengejeknya.

Sesampainya di kelas, Kim langsung disambut hangat oleh teman-temannya yang senantiasa mendukung dan gila ini.

"Wiihh! Panglima perang dateng men." Ucap Riki melebih-lebihkan.

"Apaan sih loe." Balas Kim sambil ngeloyor kepala Riki, dan pergi duduk di bangkunya.

*****

Gimana-gimana? Seru kah?
Sampai ketemu di part selanjutnya...

Salam

enihnindi

Aku, Kamu & Mimpi (On Going)✔Where stories live. Discover now