"Kau hebat, Wellyz" aku hanya mengedikkan bahuku tak acuh saat mendengar kata yang terlontar darinya.
"Aku hanya beruntung"
Dinding yang melapisi tempat ini seketika menghilang yang menandakan kalau pertarungan kami sudah berakhir. Aku kemudian melangkah menuju tempat dudukku semula setelah melepaskan baju pengaman yang tadi kupakai.
Seperti yang kuduga, Veronica berubah menjadi heboh begitu aku mendudukkan diriku di kursi sebelahnya. Aku hanya menanggapi seadanya, terlalu lelah untuk meladeninya.
.
.
.
Author POVSedari tadi Zelfia terlihat duduk dengan gelisah, tidak henti hentinya ia meremas jemarinya guna untuk menutupi kegelisahan yang ia rasakan. Sebuah pemikiran tiba-tiba terlintas di benaknya sehingga membuatnya semakin khawatir.
'Bagaimana kalau aku tidak bisa mengendalikannya?'
Zelfia terlihat termenung dan teggelam dalam pikirannya sendiri, sampai sebuah tepukan pelan dari Wellyz mengembalikan kesadarannya.
"Zelfia, sekarang giliranmu" Zelfia kemudian mengarahkan pandangannya ke layar setelah mendengar perkataan Wellyz. Setelah selesai berdebat dengan pikirannya, Zelfia kemudian menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan, dan sepertinya hal itu bisa menghilangkan sedikit kekhawatirannya.
"Zelfia, Veronica, semoga kalian berhasil" mereka menoleh ke arah Wellyz dan mengangguk secara bersamaan sebelum melangkah pergi menuju sisi arena yang berlawanan.
Sekali lagi, Zelfia melihat layar yang kini tertulis namanya dan Veronica, berharap agar tulisan itu berubah. Tetapi, sepertinya semua itu tidak akan pernah terjadi karena sekarang mereka sudah berdiri di sisi arena yang berbeda, lengkap dengan baju pengaman seperti yang digunakan Wellyz tadi.
Dinding trasparanpun kembali terbentuk, menandakan kalau pertandingan sudah dimulai. Veronica terlihat melemparkan senyumnya ke arah Zelfia, sebelum ekspresinya perlahan berubah serius kemudian disusul oleh tombak-tombak air yang menuju ke arah Zelfia.
Berusaha menangkis, Zelfia mengeluarkn kekuatannya sehingga kini terbentuk dinding pelindung dari tanaman di hadapannya. Tombak air yang dikeluarkan oleh Veronica tadi tidak mampu menembus dinding pelindung yang dibuat oleh Zelfia sehingga kini tombak itu menancap di dinding tanaman itu sebelum akhirnya kembali berubah menjadi air biasa.
Tidak ingin tinggal diam, Zelfia kini mencoba untuk membalas serangan dari Veronica. Tanpa mereka semua ketahui, akar-akar tanaman yang dikendalikan oleh Zelfia mulai bergerak di bawah tanah yang kemudian mengarah ke Veronica.
Wushh...
Tiba-tiba, akar-akar itu muncul tepat di bawah Veronica, karena terkejut dan tidak memiliki persiapan, kini tubuh Veronica sudah terlilit oleh akar tanaman yang dikendalikan oleh Zelfia. Walaupun sudah mencoba sekuat tenaga, akar-akar itu tidak juga bisa terlepas dari tubuhnya.
Merasa usahanya sia-sia. Veronica kini memutar otaknya agar bisa terlepas dari akar yang melilitnya, beberapa saat berpikir, akhirnya sebuah ide terlintas di kepalanya. Veronica memejamkan matanya dan perlahan sebuah pedang terbentuk dari kekuatannya.
Sedikit kesulitan, akhirnya Veronica bisa memotong akar yang melilit tanggannya, setelahnya, tidak butuh waktu yang lama sehingga tubuhnya sudah terbebas dari akar-akar itu.
Zelfia yang melihat hal itu mencoba untuk kembali menyerang Veronica, tetapi dengan lincahnya ia berhasil menghindari semua serangan. Veronica kemudian berlari ke arah Zelfia, berniat menyerang menggunakan pedang airnya.
Brukk...
Namun, belum sempat ia sampai di hadapan Zelfia, tiba-tiba saja tubuh Zelfia terjatuh ke lantai. Melihat hal itu, Veronica langsung menghilangkan kekuatannya dan berlari cepat ke arah Zelfia.
"Zelfia, apa kau baik-baik saja?" Zelfia tidak menjawab pertanyaan Veronica, ia masih terus meringis dan memegangi kepalanya. Veronica yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada Zelfia hanya mampu menenangkannya hingga petugas medis datang.
Wellyz serta semua siswa yang menonton pertadingan itu merasa sama bingungnya melihat Zelfia yang ambruk dan terus memegangi kepalanya. Zelfia yang kembali merasakan sakit itu hanya bisa menahan semuanya sampai sakit itu kembali menghilang.
Ya, rasa sakit yang beberapa hari lalu ia rasakan, dan ingatannya tentang kejadian itu membuatnya merasa takut. Takut akan sesuatu yang akan terjadi selanjutnya.
Flashback On
Tepat setelah Zelfia meninggalkan kantin asrama, tanpa diketahui, seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka mulai mengikuti langkah Zelfia sampai ke taman belakang academy.
"Akhh...ini sakit sekali" ringis Zelfia sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Hey kau" Zelfia langsung menegakkan badannya begitu mendengar suara yang terasa tidak asing ditelinganya, dengan ragu-ragu, ia akhirnya membalikkan badannya dan dihadapannya sekarang berdiri seseorang yang ingin ia hindari.
"A...Abie. Se...sedang apa kau disini?" tanya Zelfia berusaha terlihat biasa, namun sepertinya ia masih belum bisa menyembunyikan kegugupannya.
"Kau pikir masalah kita sudah selesai" Abie kemudian berjalan angkuh mendekat kearah Zelfia. Reflek, Zelfia langsung memundurkan langkahnya, berusaha menjauh dari Abie, namun hal itu justru membuat Abie semakin geram.
"Ma...maafkan aku Abie" Abie berdecak kemudian menatap Zelfia tajam.
"Kau pikir semuanya bisa selesai dengan maafmu itu. Huh...jangan bercanda, aku tidak akan melepaskanmu" ucap Abie yang kini sudah ada di hadapan Zelfia, punggung Zelfia sudah bersentuhan dengan pohon yang ada di belakangnya sehingga tidak ada jalan lagi baginya untuk menghindari Abie.
"Tidak sebelum aku membuatmu berlutut di hadapanku" lanjutnya dengan seringaian yang kini sudah menghiasi wajah ovalnya.
"Abie. Kumohon pergilah" ujar Zelfia yang terlihat sedang menahan sakit. Abie kemudian menjambak rambut Zelfia kasar kemudian hendak melayangkan tamparan ke wajahnya.
Bruk...
Namun belum sempat tangannya menyentuh Zelfia, tiba-tiba saja tubuh Abie jatuh ke belakang karena terkena sebuah serangan. Abie berusaha bangkit namun kembali terjatuh karena luka yang kini tercetak di kakinya.
“Maafkan aku Abie" ucap Zelfia yang kini disekelilingnya terdapat tanaman berduri.
Flasback Off
.
.
.
TBCWah...maafkan aku yang baru bisa update sekarang. //Bungkuk 90°
Semoga kalian suka sama part ini, maaf jika part ini mengecewakan.
Btw, aku seneng banget karena ada yang baca cerita ini, ngasih vote dan komen, akhh...aku seneng banget ≡^ˇ^≡
Terima kasih karena udah mau mampir ke sini. Bye...bye...
Salam Hangat
llaCandy
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World [END]
FantasyApa semua ini nyata? Apakah semua yang terjadi padaku akhir-akhir ini nyata? Tidak pernah terpikir olehku kalau semua ini akan terjadi. Terjebak di dunia yang bahkan aku sendiri tidak tahu kalau itu ada. Oneyra... Tempat yang kudatangi setelah kegel...
Part 11 - Battle
Mulai dari awal