"Ano."
Datar tanpa ekspresi. Masih memasukkan buku-buku ke dalam tas.
"Oh, Ano... Kamu butek sekali ya... tapi tetep cakeeep..." kekeh Si Ratu Gosip dan diikuti oleh cewek-cewek lain.
"Minggir minggir," kini Sam yang mengambil alih acara, menyuruh kutu buku di samping Ano untuk menyingkir dan duduk disana.
"Hei anak baru. Aku Sam. Kita akan jadi idola di sekolah ini." Sam melihat Ano yang tidak melihat ke arahnya dari atas sampai bawah. "Penampilanmu lumayan. Maukah kamu bergabung ke gengku?"
Ano menoleh dan alisnya terangkat satu. "Maksudmu geng yang isinya cowok cowok parlente tukang sebar pesona? Maaf tidak tertarik."
Mendengar nada bicara Ano yang angkuh, Sam berdiri dengan gerakan yang kasar. "Dasar sombong," desisnya. Anggota Geng Juara yang lain memantau dari kejauhan. Murid baru ini sepertinya ancaman bagi mereka. Dia berbeda. Dia tidak akan mudah dikendalikan.
Berikutnya ada segerombol cewek lainnya yang mendekatinya, namun Ano langsung berdiri dan meninggalkan ruangan. Tidak mengacuhkan suara-suara yang memanggilnya.
Mala mendengus. "Melihat manusia manusia ini sangat menyebalkan."
Banzai mengangguk sekilas. "Aku juga tidak senang melihatnya." Pandangan matanya menatap Geng Juara yang sekarang keluar kelas. Mungkin mereka menuju kantin.
Atau...
Banzai bangkit. Maka juga ikut berdiri.
"Mau ke kantin?" tanya Mala.
Banzai yang tak bisa menyembunyikan wajah cemasnya berkata, "Ehmm... Kamu tunggu saja disini. Eee.. Kamu mau nitip apa? Aku saja yang beli."
"Zai." Mala menatap intens. Dia curiga. "Kamu mau kemana?"
"Kamu tunggu aja disini pokoknya," ucap Banzai terburu-buru. Lalu berlari keluar kelas. Tidak langsung menuju ke tempat yang ingin dituju. Dia bersembunyi dulu di balik pot besar tidak jauh dari kelas. Benar dugaannya, Mala menyusulnya keluar.
Mala tidak boleh terlibat. Aku punya firasat buruk tentang murid baru itu.
Setelah aman, Banzai berjalan berlawanan arah dengan arah berjalannya Mala. Dia menelusuri tempat-tempat yang mungkin digunakan orang untuk menyendiri. Lorong-lorong tempat dia pernah ditemui oleh Geng Juara. Nihil, disana tidak ada. Oh taman belakang. Sambil terus memantau apakah Mala ada di sekitarnya, dia berjalan menuju taman yang jarang dikunjungi oleh siswa-siswa disini.
Mereka ada disana. Banzai mengintip dari balik dinding terdekat. Geng Juara berdiri membelakanginya. Dan Ano sedang berdiri santai di depan Geng Juara. Banzai dapat mendengar percakapan mereka dari tempat ini.
"Ayolah Ano. Kami melihat potensimu. Kamu calon idola di sekolah ini, sama seperti kami." Senyum kebanggaan bertengger manis di wajah Sam setelah mengucapkannya.
"Kalau kamu masuk ke Geng kami, namamu akan langsung terkenal dimana-mana."
Semuanya bersemangat mengangguk-anggukkan kepala menyetujui perkataan Zimmy. Ketua kelas itu pun merangkul Ano yang badannya sedikit jauh lebih besar darinya. "Kamu perlu tahu, Geng kami berisi murid-murid yang paling utama di sekolah ini. Ada yang jadi kandidat Ketua OSIS dengan perolehan suara terkuat, ada murid terpandai yang paling sering mengikuti olimpiade ke luar negeri, ada finalis ajang menyanyi nasional, dan... ada yang paling kaya di sekolah ini." Di kalimat terakhir Zimmy mencondongkan badan dan berbisik di telinga Ano. "Kurang apa coba?"
Ano tetap tidak bergeming. Tatapan matanya yang datar berubah menjadi tajam sekarang. "Kalian ini sedang melamar anak gadis orang? Minggir."
Murid baru itu pun menyingkir dari mereka.
"Kau! Anak baru tapi belagu."
"Ya. Tidak tahu diuntung."
"Aku saja yang bukan siapa-siapa bisa bersyukur banget bisa gabung di geng keren ini," ucap Tama.
Ano mengibas-ngibaskan tangannya ke belakang sambil terus berjalan. "Ya ya terserah kalian saja," gumamnya. Dia tampak sangat tidak tertarik. Manik Banzai terus mengikuti anak itu.
Dia sangat berbeda dengan diriku. Aura di sekitarnya... menyiratkan bahwa dia anak yang berpendirian kuat.
Geng Juara terlihat geram sekali. Banzai pikir, mereka jelas tidak akan tinggal diam. Setelah mengalami beberapa kejadian dengan Geng Juara, Banzai memang merasa bahwa mereka memiliki pola di sekolah ini. Dan yang membuat Banzai sampai mencari Ano adalah dia memikirkan tentang kemungkinan bahwa anak baru itu akan menjadi target selanjutnya Geng Juara.
Sekarang Banzai cukup lega karena Ano sepertinya anak yang kuat.
Namun...
Geng Juara tetaplah Geng Juara. Kira-kira apa yang akan mereka perbuat berikutnya?
YOU ARE READING
Fake Friends
Teen FictionSepanjang 14 tahun Banzai hidup, dia belum pernah mempunyai teman. Apakah kamu mau menjadi temannya?
Penasaran
Start from the beginning