Don't Look At Other Men (4)

Mulai dari awal
                                    

Ku genggam erat tangannya saat kami berjalan memasuki cafe tersebut, yang untungnya tidak terlalu ramai karena sudah sangat malam.

"Kapan ya terakhir kali aku membukakan pintu untukmu?"

YN menoleh kearahku dan tersenyum kecil. Dia memang selalu seperti itu, tidak bisa tersenyum untuk orang yang membuatnya sakit hati dan itu begitu menohok hatiku. Kenyataan bahwa aku menjadi salah satu orang yang begitu menyakiti hatinya.

"Hemm aku juga tidak ingat. Lagi pula itu hanya hal kecil. Tidak perlu dipermasalahkan"

Pelayan langsung menyapa kami dan menuntun kami ke tempat biasa kami duduk. Bukan tanpa alasan, itu karena YN tidak pernah mau singgah jika tidak mendapat tempat duduk favoritnya. Meja dibelakang dinding kaca tempat kami pertama bertemu secara kebetulan. Atau selama itu begitulah yang YN ketahui karena kenyataannya aku sengaja mendatanginya yang sedang duduk di meja itu.

"Menu biasa tuan nona?"

Kami beradu pandang sebentar sebelum mengangguk bersamaan.

"Ya seperti biasa"

Aku terus memandangi YN yang sedang menatap keluar melalui jendela kaca. Kebiasannya yang selalu membuatku heran padahal diluar hanya terdapat pemandangan jalanan yang penuh dengan orang lalu-lalang dengan berbagai aktivitas.

Ku genggam kedua tangannya, mencoba mengalihkan perhatiannya padaku dan berhasil. Ia balas menatapku dengan pandangan innocent nya yang membuatku tak kuasa menahan diri untuk mengecup bibirnya.

Chup

YN tersenyum dan ku lihat ia bergerak mendekat kearahku.

Chup

Ia mengecup bibirku. Membuat jantungku hampir copot antara terkejut atau terlalu senang.

"You kissed me?"

Ku sentuh bibirku yang terdapat sisa lembab dari kecupan YN.

"Apa tidak boleh?"

"No no. You can kiss me whenever you want. I'm yours anyway"

Dia tersenyum. Lebih lebar dari sebelumnya.

Membuatku jatuh cinta, kesekian kalinya.

"Honey, please tell me, what should i do to make you stay"

Ku lihat YN menghela napas berat sebelum berkata.

"Aku tidak tahu. Tapi kita masih punya waktu sampai besok pagi, bukan? Lakukan saja seperti biasa, aku tidak ingin hati kita dipaksakan."

"Baiklah"

Setelahnya kami menikmati pesanan yogurt masing-masing. Lebih kepada YN menikmati yogurt pesananku dan aku menikmati yogurt pesanannya karena kami saling menyuapi. Membuatku bertanya pada diriku sendiri, jika kami tidak bertengkar sampai titik ini, apakah moment seperti ini akan terjadi? Akankah kami bisa mengulang moment manis kami dulu?

"Ya! Ya! Jangan mencolek ke pipiku Kyungsoo! Pipiku jadi lengket!"

"Aww aww sayang pipiku bisa melar jika kamu tarik begitu"

"Biar saja! Supaya pipimu seperti bakpao raksasa dan akan ku makan"

"Sayang!!!!"

Kami terus saja bercanda tawa tidak menyadari kehadiran seorang pelayan yang mendatangi meja kami.

"Maaf tuan nona, setengah jam lagi kami akan tutup"

Aku dan YN saling pandang lalu kami melihat penjuru cafe yang ternyata sudah kosong. Bahkan kursi-kursi sudah diangkat ke atas meja dan seluruh lantai nampai begitu bersih.

"Astaga seharusnya kalian menegur kami dari tadi"

"Tidak apa tuan. Tuan dan nona tampak asik sekali, kami takut mengganggu."

Kami lalu bangkit dari kursi dan aku meninggalkan tip cukup banyak di atas meja sambil berterima kasih.

"Tuan uangnya terlalu banyak"

"Tak apa. Bagikan saja pada yang lainnya"

Kami bergandengan lagi bahkan YN bergelayut manja di lenganku. Membuat hatiku ingin meledak karena rasa senang. Tapi aku tidak boleh berhenti sampai disini, masih ada beberapa jam sampai YN memutuskan semuanya dan aku tidak akan menyerah.

TBC

ANJAYYYYYYY KOK MASIH TBC SIHHH GUE LELAH SAY😂😂😂

NO VOMENT NO NEXT YA. MAKIN BANYAK KOMEN MAKIN MEMBUAT AKU SEMANGAT NEXT

Sebenarnya pengen buat chapter ini tapi yang YN's POV. Kalau rajin dan banyak yg vote dan coment dan mau aku bikinin aku bakal bikin. Kalau rajin ya😂😂

Tolong komen perasaan kalian tentang YN dan Ksoo sepanjang Don't look at other men

Btw ini buatnya dikampus say. Dosen kelas pagi gak masuk jd ngetik deh😄😄

Semoga sukaaa

❤queenysg

KYUNGSOO AS YOUR BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang