CALVAN 14 : papa pulang

Mulai dari awal
                                    

Callya yang mendengarnya pun terkekeh geli"Gasta! udah deh!"sahut Callya

Gasta tidak menjawab melainkan pemuda itu malah tertawa terbahak bahak.

Mereka berdua menelaah area sekitar saat berada tepat di halaman belakang

penglihatan mereka di sungguhi oleh berbagai jenis bunga berwarna-warni yang sangat cantik bahkan membuat siapapun yang melihatnya akan terpikat takjub, bahkan ada pondok kecil yang menghiasi taman di sebelah pojok kanan.

Callya dan Gasta melangkahkan kakinya ke arah pondok kecil itu

Samar-samar Callya melihat mama dan juga kakaknya di pondok kecil itu sedang berbincang-bincang dan tertawa renyah dengan salah satu sosok pria tegap yang sedang duduk membelakanginya. Callya kaya kenal, pikir Callya.

"MAMA"teriak Callya

Semua yang berada di pondok kecil itupun lantas menengok kan kepalanya ke arah Callya termasuk sesosok pria asing itu.

Callya membulatkan mulutnya antusias tapi sedetik kemudian gadis itupun menutupnya dengan kedua tangannya

"PAPA?"teriak Callya dan berlari secepat kilat ke arah papanya.

Ya sesosok pria tegap itu adalah papa dari seorang Callya Christina Aguilera, yang bernama Hands Aldiano Abraz sesosok papa yang begitu spesial di kehidupan Callya, dan juga sesosok papa yang begitu berharga di kehidupan Callya.

Gadis itu langsung menghamburkan tubuhnya kedalam pelukan sang papa"Callya kangen"sahut gadis itu manja, ya! Seperti itulah sifat Callya jika dihadapan papa dan mamanya.

Tasya dan Hands terkekeh geli melihat perilaku putri bungsunya itu"papa juga kangen sama kamu sayang"sahut Hands

Callya mendongakkan kepalanya menatap wajah tampan yang di miliki oleh papanya itu"papa mau pulang ko gak bilang-bilang sama Callya"

Hands terkekeh dan mengelus rambut panjang putrinya itu dengan sayang"papa kan mau ngasih kejutan sama kamu"sahut Hands

"Kejutan-kejutan apanya"sungut gadis itu memberengut kesal

"Jangan marah dong, papakan udah bawain hadiah banyak buat kamu"sahut Hands

Callya menatap papanya dengan wajah yang berbinar"seriusan pah?"sahut Callya

Hands mengangguk"dua rius malah, ohh iyah hadiahnya udah papa taro semua di dalam kamar kamu"ucap Hands

Callya bersorak senang"makasih papa, Callya sayang sama papa"sahut gadis itu sumringah

Hands terkekeh dan mengecup dahi putri kesayangan nya itu singkat"papa juga sayang kamu"

"Ouhh gituh jadi sama mama gak sayang nih?"tanya Tasya sembari melipatkan kedua tangannya di atas dada

Callya membalikkan wajahnya dan menatap Tasya dengan senyum yang terpangpang jelas di bibirnya"sama mama juga"

"Sama kakak sih?"tanya Reyhand

Callya menatap kakanya sengit"enggak!"tegas Callya

"Njir adek bungsut"

"Mama abangnya tuh?"rengek Callya supaya Reyhand kena semprotan pedas dari Tasya

"Kakak!"sahut Tasya

"Iya iya ma"sahut Reyhand sambil kembali terduduk pasrah

Hands terkekeh geli melihat tingkah laku anak-anaknya itu namun penglihatannya teralihkan menatap pemuda yang sedang berdiri tegak di belakang tubuh putrinya.

Hands menatap Gasta dengan senyum ramahnya

"Hai om"sapa Gasta sambil tersenyum manis

Hands hanya mengangguk dan tersenyum hangat, Hands menatap Callya dengan tatapan yang bertanya-tanya seolah-olah mengatakan 'siapa' secara tidak langsung

Callya yang merasa peka pun langsung mengenalkan Gasta kepada papanya"ohh iyah Callya lupa ngenalin temen Callya pah, kenalin dia Gasta Zornatan Davino pah panggil aja dia Gasta, dia juga temen baik Callya pah"sahut gadis itu

"Gasta!"ucap Hands mengulang nama pemuda itu sambil mangguk-mangguk dan tersenyum jahil ke arah putrinya"temen atau pacar sayang?"goda Hands

"Dih temen lah papa"sahut Callya

"Iya temen om, tapi! temen seumur hidup maksudnya"sahut Gasta ikutan angkat bicara

Callya melebarkan kedua bola matanya dan menatap Gasta dengan tatapan galaknya"Gasta!  akhh papa jangan di dengerin"elak Callya kesal, pipinya pun sudah terasa panas.  Bukan karena ia marah atau apalah! Tapi ahh ia agak sedikit malu dengan ucapan sahabat nya itu.

Reyhand seketika langsung heboh"woahh, Alvan mau di kemanain dek?"

"Kakak!"tegas Callya dan menerjang ke hadapan tubuh kakaknya itu"pliss jangan godain Callya lagi"sahut gadis itu dengan wajahnya yang sudah memerah merona

Lucu, batin Gasta sambil tersenyum

-

"Callya nya mana bi?, ada di dalem kan?"sahut Alvan

Ola yang berada di sampingnya pun hanya mengetuk ngetukkan kakinya dengan bosan, bagaimana ia tidak bosan! Pemuda yang berada di sampingnya itu sudah menanyakan pertanyaan yang sama kepada wanita paruh baya itu sampai 20 kali berturut-turut.

"Gak ada den, non Callya belum pulang"jawab bi Isah

Alvan nampak tidak suka"ya udah kalau gitu biarin saya masuk, cuman pengen liat aja, apakah bener Callya belum pulang?"tanya Alvan lagi

"Iya den Alvan, sebaiknya den Alvan pulang aja, non Callya belum pulang"sahut bi Isah

"Ya udahlah Alvan, kita jalan-jalan aja yuk? Dari pada berdiri terus gak jelas kaya gini"sahut Ola sambil memutarkan kedua matanya sebal

"Gue pengen ketemu Callya, Ola"sahut Alvan

"Ketemu buat apa sih? Bukannya tadi kamu habis joging bareng!"Ola kesal sendiri dengan pemuda yang berada di sampingnya itu

Alvan memalingkan wajahnya menghadap Ola dan menatap gadis itu sengit"kalau lo gak suka, ya udah pulang aja sana"

"Kamu nyuruh aku pergi?"tanya Ola murung

Alvan seketika merasa bersalah"enggak gue gak bermaksud nyuruh lo pergi Ola, maafin gue"sahut Alvan dan seketika memeluk gadis itu erat, hatinya benar-benar merasa bersalah

🎀🎀❤🎀🎀

Bersambung

CalvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang