🎬 bonus 🎬

Mulai dari awal
                                    

"oh. Jadi sekarang kamu curigaan sama aku gitu?"

"aku yang lihat kamu mas sama wanita itu. Mata aku sendiri mas yang liat!"

"kalau iya kenapa? Aku udah bosan sama kamu. Kamu itu egois! Sekarang kamu pergi dari rumah ini! Aku mau cerai!"

"mas? Kamu?"

Gadis kecil itu mematung dan bersandar di tembok dekat pintu kamar. Ia menangis sekuat kuatnya.

"wanita lain?"

"cerai?"

Mulutnya menggumam tak mengerti. Ia mencoba untuk mencerna perkataan orang yang ada dalam kamar itu. Belum lama hal baru terjadi lagi.

Gabbrukkk!!!

Sebuah suara benturan keras sangat nyata di pendengaran gadis malang itu. Ia kembali terkejut dan melihat ke arah pintu. Mungkin ini saatnya ia menampakkan wajahnya disana. Entah bagaimana ekspresi mereka. Apakah mereka terkejut atau mereka malah tidak mempedulikannya?. Tanpa pikir panjang gadis itu telah berdiri di ambang pintu kamar. Ia menyaksikan langsung betapa kejamnya dua sejoli itu, mereka saling menyakiti. Tapi mengapa hati gadis kecil itu terasa teriris-iris saat melihat seorang wanita tengah tersungkur dan mengangkat wajahnya dengan luka di keningnya. Darah segar membasahi wajahnya.

Tidak ada yang memperhatikan gadis malang itu. Mereka sibuk dengan pertarungannya. Kamar yang semula tertata rapi kini menjadi lautan pecahan kaca, sangat berantakan!

"kamu pergi sekarang!"

"aku ngga akan pergi! Ini rumah ku juga!"

Selang beberapa detik suasana semakin mencekam.

Betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat keduanya mengeluarkan senjata apinya masing-masing. Senjata yang memang dibekali untuk mereka dari kantor karena tuntutan pekerjaan.

Sebuah pistol. Berada di genggaman masing-masing.

Gadis kecil itu terlihat sangat takut dan cemas dengan apa yang mereka lakukan di hadapannya. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan mentap bergantian dua sejoli yang dulunya saling menyayangi.

"kamu tembak saja aku mas! Tembak! Tembak kalau kamu berani! Aku ngga papa mati kayak gini. Dari pada aku harus hidup dengan luka yang kau beri. Aku tidak ingin!" isakan tangis mulai terdengar.

"oke! Aku nggak takut. Turunkan senjatamu. Setelah itu aku yang akan membunuhmu!"

Perlahan wanita itu menurunkan sedikit demi sedikit senjata yang di genggamnya. Sementara gadis kecil itu masih bertanya tanya dalam hati sucinya.

"apa yang terjadi?"

Kejadian itu sempat terjeda selama beberapa detik. Kemudian tanpa di sadari sebuah tembakan berhasil terlontarkan tepat pada sasaran.

Dorrrr!!!

Tepat sekali mengenai dada wanita itu.

"aaaaahhhkkk!!!" jeritnya.

Sementara gadis kecil itu refleks berjongkok lalu menutup rapat matanya dan berteriak.

"MAMI!"

Tak disangka wanita itu sebelum menjatuhkan badannya, ia dengan cepat mengangkat tangannya yang sedang memegang pistol dan menembakkan pula tepat di dada suaminya.

Dendamnya terbalaskan.

Keduanya terbaring lemah di lantai dengan darah segar yang terpercik dimana mana. Seragam yang tadinya mereka pakai terlihat begitu berwibawah sekarang berbanding 180°.

Gadis kecil itu hanya menatap nanar wajah orang tuanya. Ia tidak tahu ingin berbuat apa. Semuanya telah terjadi.

Ia berjalan mendekat ke arah ibunya yang sudah tidak sadarkan diri. Kemudian menengok Ayahnya sekilas. Lalu duduk di samping ibunya sambil memeluk lutut dan menenggelamkan kepalanya diantara dua lutut. Bahunya sedikit bergetar dan itu sudah cukup memastikan bahwa gadis malang itu sedang menangis disana.

"MAMI JANGAN TINGGALIN AKU. AKU SAYANG MAMI!"

"AKU BENCI PAPI!"

"JANGAN PERGI MAMI! JANGAN! AKU MOHON!"

Ia mengguncang-guncangkan badan ibunya lalu memeluknya erat. Seketika pakaian yang ia kenakan juga tersimbah dara segar ibunya.

"MAMI LIAT AKU MI! BUKA MATA MAMI! LIAT AKU!"

"SIAPA WANITA ITU MI? SIAPA? JELASIN KE AKU PLIS!"

Tak lama kemudian gadis itu bangkit dan berjalan ke arah meja rias ibunya. Ia mengambil ponsel lalu menelpon pihak kepolisian. Entah ide dari mana ia bisa melakukan hal itu. Di umur sebelia itu ia termasuk anak yang pintar. Mungkin karena orang tuanya adalah anggota kepolisian.

***

Tidak perlu menunggu waktu lama, beberapa polisi sudah sampai di kediaman gadis kecil itu yang berada di kawasan elit Bali. Bukan hanya polisi melainkan kerabat dan para tetangga juga ikut berduka atas kejadian yang menimpa keluarga kecil itu.

Seorang polisi memeriksa keadaan orang tua gadis malang itu. Setelah itu pak polisi menatap wajah gadis itu dengan tatapan nanar lalu tersenyum dan mengangguk.

"mami masih hidupkan om?" tanyanya

"kamu yang sabar yah sayang. Kamu anak yang pintar. Om bangga sama kamu" jawab pak polisi.

"maksud om apa?" tanyanya lagi lalu menangis sambil memeluk raga ibunya.

"MAMI! AKU SAYANG MAMI! MAMI JANGAN TINGGALIN AKU!"

Ternyata takdir telah memisahkan mereka. Kedua orang tuanya dinyatakan telah meninggal dunia. Betapa terpukulnya hati gadis kecil itu. Ia memeluk ibunya keras dan mengelus rambutnya dengan halus.

"mami perna janji sama aku kalau mami akan selalu ada di samping aku. Tapi kenapa mami pergi?" tangisnya pecah.

Semua orang yang menyaksikan itu terharu melihat seorang gadis kecil yang sekaligus di tinggal oleh kedua orang tuanya. Tak sedikit dari mereka ikut menangis.

Ia menoleh ke arah ayahnya. Lalu dipeluklah dengan sangat erat.

"PAPI! PAPI JAHAT! PAPI JAHAT! PAPI NINGGALIN AKU! AKU SENDIRI PAPI! AKU NGGAK PUNYA SIAPA-SIAPA LAGI KALAU PAPI JUGA PERGI"

"JANGAN TINGGALIN AKU SENDIRI! AKU MOHON! AKU TAKUT!"

"AKU NGGAK PUNYA SIAPA-SIAPA LAGI SELAIN KALIAN BERDUA JADI JANGAN BIARKAN AKU SENDIRI!"

"AKU INGIN IKUT KALIAN!"

Menangislah sejadi jadinya. Ia tak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi. Gadis kecil itu menangis sambil berpikir. Berusaha mencerna kata demi kata yang di ucapkan oleh orang tuanya tadi.

"wanita lain?"

"papa jalan dengan wanita lain?"

"wanita? Siapa wanita itu? Apa dia yang membuat mami dan papi seperti ini?"

"cerai?"

---------------------

Vote&coment💛

BellvanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang