Part 1. Ego (Latin : Aku)

489 269 529
                                    

Di sudut. Segala arah kalbu dan sendu. Satu, berpadu dan menyatu. Kilau pantulan cahaya yang terbang ke arah kelopak mataku. Perlahan aku siuman dari alam bawah sadar. Jari telunjukku asik membersihkan kotoran yang ada di mata kiriku. Sedangkan jari telunjuk tangan yang satu lagi sibuk dengan kucekannya di mata sebelah kanan. Tadi, setelah subuh, aku berkelana lagi ke dalam mimpi-mimpiku yang belum terpecahkan. Dan sekarang, ketika bangun, pemandangan indah ada di hadapanku. Sunrise.

Teman? Aku punya banyak, tapi tak satupun dari mereka bisa bicara. Mereka tidak bisu, hanya saja mereka tak memiliki kemampuan untuk berkata. Sama halnya denganku, akupun tak pandai dalam kata. Tapi, setidaknya aku memiliki kemauan untuk mengasah itu. Karena aku percaya setiap orang pasti memiliki kelemahan, dan aku percaya semua kelemahan itu bisa kita olah menjadi hal yang menakjubkan apabila kita mau meramunya dengan kelebihan yang kita miliki.

Sama seperti rasa takut. Rasa takutku. Aku takut sendirian. Aku takut tak dikenal. Aku takut tak dipilih. Aku takut menjadi yang terbelakang. Aku takut saat dimata-matai. Aku takut saat yang lain mengabaikanku. Aku juga sangat takut ketika aku dikucilkan, apalagi dibuang. Rasa takut ini pernah menjadi hal yang sangat merugikan di kehidupanku. Saat aku tak mampu berkata untuk membela diri. Dikala bisu melanda ketika bersosialisasi. Dan parahnya, mulutku tak mampu berkata dikala keadaan tersesat. Aku tau ini penyakit, dan aku tau kalau ini adalah kekuranganku.

Tertutup atau yang lebih dikenal Introvert. Mungkin beberapa orang memiliki kepribadian seperti itu. Termasuk aku.

Rasa itu lebih condong ke rasa tidak percayaan diri, malu, minderan atau hal yang lebih simple yaitu takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa itu lebih condong ke rasa tidak percayaan diri, malu, minderan atau hal yang lebih simple yaitu takut. Takut disini bukanlah takut seperti yang diketahui oleh orang awam. Takut yang dimaksud disini adalah ketakutan dalam menghadapi kehidupan sosial. Anxious Introvert.

Dulu takutku tidak separah ini. Namun akibat dari seringnya aku dibanding-bandingkan dengan saudaraku, tanpa kusadari, aku tumbuh seperti ini. Aku juga tak memerlukan pujian yang begitu hiperbola. Selama di SMA ini aku sering dijuluki sebagai 'manusia yang bukan manusia' karena mereka menganggap bahwa manusia yang sebenarnya adalah manusia yang bisa bergaul dan berbaur dengan orang lain. Bukan manusia namanya, kalau hanya sibuk dengan diri sendiri. Begitulah mereka menilai diriku.

'Kalian tak tau personalityku. Jikalau aku bukan manusia seperti yang kalian bilang!! manusia yang tidak dapat berbaur?? mungkin kalian tidak dapat melihatku sekarang!! Manusia yang hidup itu pasti dan tentu akan memerlukan orang lain dihidupnya. Dan orang itu adalah orang yang bisa saling mengerti bukan sebelah pihak saja.'

Kurasa itu jawaban yang tepat untuk menjawab semua pertanyaan mereka. Tapi lagi-lagi mulutku membisu saat aku terintimidasi. Aku lebih memilih diam. Karena percuma kalau kujawab. Mereka pasti tak akan pernah mengerti. Kejadian seperti ini sudah sering kali terjadi. Dua tahun lalu tepatnya. Dan keadaan seperti ini juga yang membuatku muak dan tak percaya lagi dengan manusia-manusia disana. Dan benar, aku mulai terbiasa sendiri. Tebiasa menjadi penyendiri.

Suasana ketenangan, keheningan, dan kesepian. Banyak yang berpikir kalau hidupku rumit. Rumit jika sudut pandangnya dari kalian. Aku tak kesulitan dengan jalan hidup seperti ini. Namun terkadang malah opini-opini kalian yang menyudutkanku itu yang membuat semuanya menjadi rumit bagiku.

'Tacet et introvert est opus miraculosum. Si vos prope apud personality eius.'

Diam dan inrovert adalah sebuah keajaiban. Jika kalian dekat dalam kepribadiannya.

Minggu depan UAS, sebentar lagi aku duduk di kelas XII. Kegiatan yang padat mulai berbaris di kepalaku. Menghafal, membaca, berlatih, merevisi, dan mengulang. UAS tahun ini lebih diperketat, sebab UAS tahun lalu ada beberapa mata pelajaran yang jawabannya bocor ke murid. Tentu saja, kepsek dan seluruh guru mendapatkan pemeriksaan dari pihak kemendikbud. Kalian tahu?? Siapa yang membocorkan soal itu??

Teman - temanku yang tak bisa berbicara. Awan. Angin. Surya. Tanah. Pohon. Air. Dan hujan.









































Jangan lupa vote dan coment ya guys karena itu sangat berarti buat ngebooster semangat aku.

Via Vitae MeaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang