Annisa hanya menatap makanan itu jengah, ia hanya menunggu suaminya dulu yang akan menyantap masakanya sendiri.

"Sayang kamu ngak makan?"

"Duluan saja nanti aku menyusul"

"Tidak bisa kamu harus makan bersamaku". ucap Wahid yang menggambilkan Annisa Nasi "Kamu juga harus makan sama aku, ngak baik menunda makan apalagi kamu punya riwayat Mag. Dan kapan lagi kita makan berdua Nisa kalau bukan sekarang"

Ketahuilah mengapa ia semakin tampan

"Sayang kok tumben masak banyak lagi"

"Kepengen aja"

"Aku jadi bingung harus coba yang mana, tapi jangan khawatir sayang nanti akan aku habiskan semuanya"

"Semuanya?". Tatap Annisa tak percaya

"Iya inikah masakan pertama istriku. Ayo kita makan sekarang aku ngak sabar lagi, Oiya jangan lupa baca do'a dulu ya hehe"

Menurut Annisa Wahid dan Annisa sama- sama Aneh. Karena mereka sama-sama tidak memiliki panggilan diri tetap. Dan ternyata Wahid masih memiliki selera Humor yang bisa membuat Annisa menghilangkan rasa canggungnya.

"Baiklah"

"MasyaAllah masakan kamu enak sayang aku jadi nambah nih nanti"

"Jangan lebay orang biasa aja kok"

"Bukan lebay ini tu beneran. Kamukan yang punya masakan makanya kamu bilang kaya gitu kamu mah udah biasa. Tapi aku? ini itu masakan kamu yang pertama kalinya dan spesial lagi"

"Udah ah! ngak baik makan sambil bicara"

Setelah selesai makan

"Kita jadikan kerumah Umi sayang". tanya Wahid

"Jadi dong"

"Yaudah kita berangkatnya pagi ini ya"

"Kamu ngak ngajar?". spontan membuat Wahid tersenyum

"Sekarangkan tanggalnya merah Nisa"

Ohh tidak betapa malunya pasti Annisa karena lupa hari ini hari apa.
Nisa-nisa sekarang itu hari minggu neng😂. Efek semalam pasti.

"Kamu kenapa sayang? kenapa ngak fokus?"

"Gue ngak papa kok". ucapnya spontan salting

"Beneran ngak papa?"

"Udah lupain aja ahh sana ganti baju siap- siap aku mau cuci piring dulu"

Dan ketahuilah sekarang Wahid bahagia. Bahagia karena istrinya mulai dekat dengannya. Setelah selesai dari aktivitasnya. Wahid mendekat ke arah istrinya

"Pakai gamis yang ini saja ya ini lebih cocok untuk Humairahku". ucap Wahid sambil menyodorkan gamis kepada Annisa.

Annisa menatap gamis itu jengah. Ia tidak suka gamis itu tapi apalah dayanya, namanya juga pengajian, harus pakai baju yang tertutup juga sopan pastinya.

"Baiklah"

Merekapun pergi menuju rumah Umi Keyla. Annisa duduk disebelah Wahid  yang sedang di tuas kemudinya. Wahid mengukirkan senyumnya yang khas karena tidak mungkinlah Annisa duduk di belakang, itu sama saja Wahid yang menjadi Supir pribadinya.

Setibanya di rumah Umi

***

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh sahabat fillah semuanya InsyaAllah.

Gimana partnya kali ini? Masih kurang dapat ya fellnya? Oke tidak papa ya ana kan masih baru belajar jadi tolong dimaklumi ya semuanya.

Oke buat Para Pembaca yang telah membaca cerita ini sampai ke part ini, ana menggucapkan Terimakasih banyak ya semuanya.
Terimakasih banyak karena telah mau menyempatkan dan membuang waktunya untuk membaca cerita yang tidak menarik ini barangkali
Ana mohon maaf ya semuanya. Dan terimakasih banyak atas dukungannya. Cerita ini awalnya berjudul CKA,SSNMS (Cinta ku karena Allah, Sayangku Seperti Nabi Menjaga Shalatnya)  dan kini ana ganti judulnya menjadi SCW (Setulus Cinta Wahid)  ya semuanya mohon maaf jika ada yang kecewa karena judulnya dirubah..

Alhamdulillah cerita ini sempat berada di Rang 200san. Oke mungkin itu masih dibilang jauh ya dari sukses dan menarik, tapi meraih itu sangat sulit Sahabat semuanya. Jadi Terimakasih banyak ya😊😁.

Syukron Jazakillahu, Jazakumullahu khairan khatsiran

*Jadikanlah Al -Qur'an sebagai petunjuk hidupmu yang tiada duanya.

Setulus Cinta WahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang