"Aku, aku melecehkannya. Ya aku kira dia akan menghinaku sebelum ia menghinaku ya aku duluan yang begitu. Aku ingat waktu aku suka sama Vita, tapi vita malah menghina fisikku."
"Gil, jangan selalu merendah karena fisik kamu. Walau kulit kamu hitam, wajah paspasan tapi lihat kelebihan kamu. Kamu pintar, alhamdulillah mapan bentar lagi pasti naik jabatan, dari keluarga baik" dan lumayan kaya menurut aku."
"Emang salah ya kalau cowok hitam, kulit aku aja yang nggak bisa di ajak kompromi." kesal Ragil.
"Wkwkwk ada-ada aja kamu, eh sih playboy mana?"
"Tau nih si Nico paling lagi grape-grape cewek."
"Wkwkwk, tuh anak nggak insyaf-insyaf. Saran dari gue kalau kamu suka sama cewek itu, deketin dia dengan cara baik-baik. Dari cerita kamu aku bisa menyimpulkan dia wanita yang nggak murahan."
"Iya, tapi aku masih takut. Dia cantik kulitnya putih, dia mau nggak ya sama aku."
"Optimis dong."
"Oklah."
***
Hari ini malam minggu Ragil berniat datang ke rumah Lisa, tapi ada yang aneh saat ia menanyakan Lisa kepada ibunya.
"Ouh, lisa ada sih di kamar tapi dia lagi sakit." Ucap ibu lisa.
"Sakit, lisa sakit apa buk, boleh saya liat dia."
"Hemm, gimana ya nak. Ibu bingung lisa nggak mau bertemu siapa-siapa katanya."
"Tapi saya ingin sekali bertemu dengan lisa buk?"
"Ya sudah dia ada di kamarnya, nanti kamu masuk buka aja pintunya lebar-lebar nggak apa-apa ya!"
"Iya buk, saya tahu maksud ibu."
Ragil membuka pintu kamar lisa, dinding bercat biru menyambutnya. Tak banyak barang di kamarnya hanya ada ranjang, lemari sekaligus tempat rias, dan meja kecil serta kursi.
Ragil menatap wanita yang ia suka menatap jendela, ia tersenyum. Tapi lisa dari tadi melamun sehingga tak sadar pintu kamarnya di ketuk, dengak penuh keberanian Ragil masuk.
"Hai? Kamu sakit ya?" sapa Ragil.
"Ma_mas Ragil?"
Alisa terkejut, sedangkan Ragil menatap alisa penuh heran karena gadis itu berbeda wajahnya ada lebam, bibirnya seperti terluka, mata yang ia sukai terlihat sayu.
"Alisa kamu kenapa?"
Ragil ingin menyentuh pundak Alisa tapi ia terkejut melihat reaksi alisa yang ketakutan.
"Jangan sentuh saya."
Teriak Alisa. Kata-kata itu terus yang di ucapkan alisa, Ragil bingung alisa sangat ketakutan dan berteriak histeris. Ragil langsung memeluk tubuh alisa, walau alisa membrontak.
Setelah Alisa tenang Ragil membantunya untuk tidur di ranjang, Ragil membelai kepala Alisa dengan sayang sampai Alisa tertidur ia segera keluar. Kejadian itu tak luput dari pandangan Andini ia menangis menatap anaknya.
"Buk, apa yang terjadi dengan alisa?" ucap Ragil yang melihat Andini.
"Yang ibu tahu, malam itu alisa di antar laras ke rumah dengan kondisi yang seperti itu. Laras cerita alisa menelphonnya meminta jemput di halte. Alisa menangis saat itu, sampai sekarang ia seperti itu. Ibu sampai-sampai berpikir buruk, setiap ibu tanya Alisa histeris seperti itu. Ibu nggak tega melihatnya." ucap Andini yang sudah terisak tangis.
"Maaf buk Ragil tidak maksud buat ibu sedih. Besok ragill dateng lagi ya buk, Ragil mau ajak Alisa jalan, mungkin saja ia mau cerita."
"Iya ibu harap dia mau cerita sama kamu."
Keesokan harinya Ragil datang menjemput Alisa, alisa sudah siap. Walau malam senin pantai tetap ramai, walau tak seramai malam minggu. Ya ragil memutuskan mengajak Alisa ke pantai mungkin Alisa butuh ketenangan.
"Ayo."
Ragil ingin menggandeng tangan Alisa tapi alisa segera menjauhkan tangannya, ragil sedikit sedih tapi ya sudahlah.
Disinilah mereka duduk di pasir menatap laut dan bintang.
"Alisa? Aku ingin mengenalmu."
Alisa masih tak menghiraukan ucapan Ragil.
"Alisa apa aku seburuk itu sehingga kamu tak mau melihat wajahku." ucap Ragil sedih.
Akhirnya alisa melihat ke arah Ragil, dan saat itu juga air mata alisa menetes begitu saja. Ada rasa bersalah telah mengabaikan laki-laki yang berusaha baik padanya.
"Alisa kamu kenapa?" ucap Ragil menatap Alisa yang menangis.
"Aku tidak apa."
"Kamu bohong."
Alisa kembali menatap air laut, dengan pandangan kosong.
"Apakah wanita miskin harus di lecehkan?"
Pertanyaan Alisa membuat ragil terkejut pasalnya ia pernah melakukannya.
"Alisa saat itu aku khilaf, maaf jika kamu masih mengingatnya."
"Aku bukan membahas kamu."
"Alisa Apa kamu? Alisa lihat aku ceritakan ke aku apa yang terjadi padamu?" panik Ragil.
Bersambung
Saya sangat ingin tahu adegan mana yang kalian suka atau apalah. Kalau berkenan tolong jawab ya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terimakasih atas vote dan comment kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
KANCING (End)
Romance#273 Romance #283 Romance #313 Romance #380 Romance #392 Romance *** "Saya harus bagaimana tuan." Ragil sedikit kasihan menatap wajah gadis itu tertunduk, ia juga menyadari matanya sudah berkaca-kaca. "Buka kancing bajumu di hadapanku." "Ma maksud...
Mengenalmu
Mulai dari awal