The Hidden Queen.

51

Hans berdiri mengulurkan tangannya, "Aku akan membantumu" yang dengan senang hati disambut olehnya.

"Kau harus kuat untuk bisa mengalahkannya", wanita itu tersenyum meremehkan, "memangnya kakak fikir selama ini aku hanya berdiam diri didalam sini? Aku melakukan banyak hal disini" jelasnya.

Dia tidak tau apa maksud adiknya, itu tidak perlu, yang penting adiknya ikut membantunya. Ia menggiring adiknya menuju tempat tidur, "Istirahatlah, aku akan datang jika sudah saatnya", ia berjalan meninggalkan ruangan.

"Ah ya Hans" pria itu berbalik saat didepan pintu, "Aku punya beberapa yang akan membantu" tambahnya dengan senyum mengerikan. Hans seolah sedang melihat iblis yang menjelma sebagai adiknya.

Liam duduk menikmati siaran televisi  ajang pencarian bakat, vampire satu ini sangat modern, saat tidak satupun menggunakan handphone, dia sudah gunakan, saat yang lain hanya berkeliaran disekitar kerajaan, dia sudah berkunjung hampir keseluruh belahan dunia.

Seseorang menepuk bahunya, ia membalikkan badan, "Hai penyihir" sapanya dengan wajah sedatar tembok, untung saja tangannya mengudara.

"Dasar tembok. Aku ingin bertemu Hans", dia mendongakkan dagunya tanda *dia diruangannya*.

"Ternyata penciumanku benar. Ursula datang" katanya sambil membalikkan lembaran buku.

"Sialan kau Peminum Darah", wanuta itu berjalan menuju sofa abu-abu tepat dibawah lukisan mata angin.

"lama sekali rasanya aku tidak pernah kemari lagi".

Pria itu sedikit mendengus, "kau terlalu sibuk dengan hal yang tidak penting" katanya membalikkan lembaran lain.

"Aku selalu melakukan hal penting Hans, itu sudah kugaris bawahi, jadi igat. tapi sayangnya selera penting kita berbeda" katanya mengangguk yakin.

"Sangat penting sampai kau tercium seperti bau cinta sehidup sematimu" sindirnya.

"Kau akan mengerti saat kau jatuh cinta Hans" jawabnya tak mau kalah.

"Aku sudah pernah dan tidak akan pernah untuk jatuh cinta lagi Sia" jawabnya.

Pria itu bangkit dari duduknya dan berpindah kekursi goyang sambil menutup matanya, "Aku menawarkan sesuatu yang menarik. yang berhubungan dengan cinta sehidup sematimu itu" tambah hans, Sia meliriknya was was. Vampire sialan ini kalau sudah win win solution begini pasti akan membuat masalah.

"Aku akan fikirkan setelah kau jelaskan" tawar Sia, Hans mulai menjelaskan begini begitu, mata wanita itu hampir keluar dari tempatnya, tapi tak butu waktu lama baginya untuk kembali rileks, "siapa yang ada dipihak kita?"

"Banyak. Sangat Banyak" ujar Hans.

"Setuju. kalau begitu aku akan bawa 'beberapa' orangku".

Dave pov
       "astaga kak, berhentilah mondar mandir, kau sudah seperti setrika. kepalaku pusing, ditambah wajahmu yang tidak enak dipandang" celetuk sang adik kesak.

"Bagaimana bisa aku tenang sedangkan mateku tidak tau entah dimana saat ini Lou", rasanya tawa louisa hampor meledak, tapi ia redam melihat situasi Dave.

'biasanya iya tidak keberatan kalau jalang" nya pergi, justru kadang dia yang mengancam supaya mereka pergi' gumamnya.

  Telfon Lousia berdering, "Halo em, lama tidak ada kabar" katanya mengawali.

"Ah ya, aku minta maaf, aku sedang menyibukkan diri, maaf tidak pernah berkunjung lagi"

"Aku memakluminya. Bagaimana kalau kita jalan besok? aku benar benar muak disini"

"memangnya ada apa"

"Mate David pergi dari rumah, dan tidak pulang, sudah 5 hari, dan keadaan sangat kacau disini, ditambah lagi. . . . . " jelas lou panjang lebar, temannya diseberang sana hanya bisa mendengarkan dengan seksama sambil sesekali mengangguk serius seolah mereka sedang bertatap muka.

"Astaga Lou, untung saja aku sudah terlatih mendengarmu bicara sambil  nge-rap, kalau tidak, hah. . mungkin aku hanya mendengar awal dan akhirnya saja" kekehnya.

"baiklah, sampai ketemu besok, ditempat biasa ya. daaah" emma memutuskan sambungan dan menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk besok.

⚪⚪⚪⚪⚪⚪⚪
Haii. .

sumpeh, gue harap lu semua masih inget ama ni dua tokoh. .

Emma dan Hans. .

Dua sejoli , penyihir Ursula dan suaminya (heheeh gak kok, cuma canda)

kalo gk inget, di inget inget lagi yaa. .

sayang loh gak diinget. .
ganteng kok. .