"Hahahaha ternyata Shinwu payah" katanya lagi.

"💢 Eeee ikhan diiam kau" teriaknya.

"shinwu payah.... shinwu payah...shinwu payah, wleee" ledek ikhan membuat shinwu naik pitam.

"awas kau ikhan💢 ," ucapnya jengkel. 

"Aaaaa aku tidak tahan lagi. Kalian berisik sekali. Bisa tidak kalian diam," teriak Regis. Ruangan itu menjadi tempat kerusuhan sekolompok siswa.

"Heii sudah," lerai sui dan Yuna. Waktu yang mereka habiskan terasa begitu singkat hingga akhirnya mereka terpaksa pulang karena sudah malam.

"Huuu kenapa kita pulang sih, kan masih ingin main,"

"Shinwu berhenti merengek," timpal ikhan. Shinwu kembali kesal.

"Dasar pendek," ucapnya asal.
"Apa kau bilang!💢" Sahut ikhan. Mereka hendak berpamitan namun karena kebodohan dua lelaki itu hanya Yuna dan sui yang berpamitan.

"Heii berhenti lah bertengkar," teriak sui.

*********

Malam semakin larut, suara binatang musim semi mulai terdengar. Bintang bertaburan di angkasa raya. Bulan purnama yang hampir sempurna terlihat jelas, kala itu.

"Hhhmh," helaan napas panjang membuat orang itu melepaskan sedikit penat yang mengganggunya.

"Frankenstein," panggilnya. Sang pemilik nama itu mendekat.

"Ya tuan,"

"saat aku melihat bintang mereka tak pernah berhenti bersinar, meski usia mereka pendek,"

"ya tuan, sebelumnya aku pernah menjelaskan pada anda," 

"frankenstein manusia hidup berkeluarga bukan?" tanyanya spontan.

"ya tuan, sama halnya dengan kaum bangsawan, manusia memiliki keluarga berawal dari sebuah ikatan yang berlandaskan kasih sayang. mereka memulainya dengan ikatan pernikahan," jawabnya.

"hanya saja cara manusia hidup berbeda dengan bangsawan," sambung raizel.

"tepat sekali tuan,"

"frankenstein, selama ini Apa kau pernah merindukan keluargamu,? " Tanya pria yang berkulit putih seperti susu.

" Haaaa.. ituu...." pertanyaan itu membuat nya kikuk tak tau harus menjawab apa.

"Frankenstein, sesekali kau pasti merindukannya bukan!"  pernyataan itu membuat frankenstein kehabisan kata-kata.

"akan munafik jika aku menjawab tidak tuan, tapi kenapa anda menanyakan hal tersebut. adakah hal yang mengganggumu?" dia balik bertanya.

"sejujurnya aku merindukan keluargaku dulu," jawabnya. 

"tapi kami tidak seperti kaum manusia yang selalu bersama disepanjang waktu." lanjutnya lagi.

"ahh soal itu, aku kurang tahu. hanya saja melihat seira dan regis kurasa sekarang aku bisa sedikit mengerti tentang kehidupan para bangsawan," timpalnya.

"dulu aku tidak tahu cara hidup para bangsawan mempertahankan garis keturunannya. karena para kepala keluarga yang dulu teramat membenciku," lanjutnya lagi.

"ahhh, aku ingat masa itu frankenstein," sambungnya. 

"tuan," lirih frankenstein.

"frankenstein ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan," 

"apa itu tuan?"

"....."

"tuan apa ada masalah serius, tolong katakan saja. aku akan membantumu," ucapan pria berdarah inggris itu mebuat raizel semakin gugup mengatakannya. 

"semua teman-teman dikelas sering membicarakan tentang pacar mereka. sebenarnya pacar itu apa, dan apa yang dilakukan orang yang memiliki pacar?" raut wajah frankenstein terdiam membeku. mencerna apa yang baru saja didengar olehnya. 

"ahh tuan.... bagaimana menjelaskannya ya," lirihnya dengan bimbang. seketika terbesit sebuah ide muncul dalam benaknya. dia mengeluarkan Handphone miliknya dan mengetikkan sesuatu disana. 

"ahh tuan coba bacalah ini," katanya sambil menyodorkan hp miliknya.

pacar adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. berbagi segalanya dalam sebuah hubungan yang semu.

"ini buruk sekali frankenstein,"

"ahh begitulah manusia, tidak seperti kaum bangsawan tuang. yang menjujung tinggi kehormatan dan juga martabat setiap inividu. terkadang mereka rela melakukan hal bodoh yang mereka sebut perjuangan cinta," 

"huuh, manusia yang sering terjerumus pada sesuatu yang salah,"  lanjut frankenstein.

"itulah sebabnya noblesse menjadi bagian dari dunia ini," 

"anda benar tuan," 

"ahh.. tuan raizel maaf mengganggu," kata tao sopan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"ada apa tao?"

"bos ini sudah waktunya untuk cek fisik kami," tutur tao. 

"ooh aku lupa... baiklah mari kita lihat. tuan aku undur diri terlebih dulu," pamitnya bersamaan dengan ketiga sekawan itu. 

malam semakin larut. dibalkon itu hanya menyisakan raizel yang termenung dengan sesuatu hal yang mengganggunya setelah kembali dari lukedonia. adahal yang ingin dia tegaskan namun tak bisa untuk mengungkapkannya. 

"maafkan aku Lord tak bisa bersama dengannya. jika itu terjadi lagi dia akan sedih seperti waktu itu," ucapnya.

"atau mungkin aku harus......"


nee, nee, minna gomene matte itte yo, demo kyou wa atashi ite kureta no. dzozo, suzukeruzo.... 









NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang