01. Threat

21 5 3
                                    

✧  ☾  ✦  ☽ ✧

Hi, perkenalkan, aku Elizabeth Zoella Hemmington. Panggil saja Zoe. Murid SMA kelas 10 di Brighton High School. Aku akan membocorkan rahasia terbesarku. Jangan kaget. Aku seorang half-blood, vamp-witch. Sudah kubilang jangan kaget dahulu, itu baru awalan. Jangan anggap sebagai keturunan vampire berarti aku tinggal di mansion besar nan indah. Aku tinggal di asrama sekolahku saja, rumahku juga hanya rumah sederhana yang jauh dari definisi mansion.

Sebentar, keturunan vampire? Bukannya tadi kau bilang kau itu vamp-witch?

Yes, i'm a vamp-witch, tapi sebenarnya tidak ada campur tangan witch dalam pembuatanku. Aku lahir di hari yang sama saat perayaan bangsa Vampire menang atas bangsa Witch. Maka dari itu, aku lahir dengan darah bangsa witch juga mengalir dalam tubuhku.

Terlahir sebagai vamp-witch memberikanku dampak baik dan buruk. Baiknya adalah aku tidak akan mati di bawah sinar matahari, aku juga lebih pintar dalam mengatur strategi. Aku juga katanya akan memimpin bangsa vampire kelak, tak tahu lah, masih lama kan? Namun buruknya, jelas aku otomatis diincar oleh vampire hunter dan witch hunter.

✧  ☾  ✦  ☽ ✧

Senin, 18 Juni 2018
07:12

Gadis berkulit pucat itu berjalan tergesa-gesa di koridor loker kelas 10. Kulitnya yang sudah pucat makin terlihat pucat karena kekurangan asupan. ya, asupan apalagi kalau bukan darah. Ia berhenti di depan loker berwarna biru dongker dengan nomor 015.

Brakkk

Ia membuka lokernya dengan kasar, hampir saja membuat orang disebelahnya pingsan.

"Syukurlah masih ada satu," katanya

Ia pun segera mengambil sekotak susu stroberi—visualnya—dan menghabiskannya dalam tiga kali sedot. Ia pun bernafas lega saat badannya terasa lebih kuat.

✧ ☾ ✦ ☽ ✧

Kringggg

Setelah membuang kotak susu stroberi, aku segera berlari menuju ruang kelas bahasa Jerman. Aku paling benci hari Senin, selain terkadang ibuku terlambat memberiku stok susu stoberi, aku juga harus mengikuti kelas bahasa Jerman. Memang aku pintar dalam pelajaran semacam kimia atau matematika, namun untuk bahasa, aku benar-benar bodoh.

Begitu sampai ke kelas bahasa Jerman, aku langsung menuju tempat duduk kosong di antara sahabatku, Kim Beverly dan Gabrielle Martin. Sebenarnya ada satu lagi, si Chonnason 'Sorn' Satchakun, gadis berdarah Thailand yang juga mencakup sebagai teman sekamarku itu memang hobi bolos kelas. Alasannya begitu beragam, tapi menurutku paling dia hanya bolos untuk pacaran. Dasar cewek.

"guten morgen!" sapa guru bahasa Jermanku, Ms. Miller namanya. Ah, sungguh rasanya aku ingin pulang ke asrama saja, tapi aku masih ingin naik kelas dengan nilai yang setidaknya diatas KKM, jadi kuputuskan untuk mendengarkan penjelasan Ms. Miller saja.

setelah 30 menit aku memaksa otakku untuk menangkap semua pelajaran yang diberikan oleh Ms. Miller, akhirnya, sesuatu yang ditunggu oleh semua pelajar di seluruh dunia berbunyi—Kringggg

Aku segera membereskan barang-barangku. Badanku terasa sangat panas, ototku terasa perih, kepalaku juga terasa diputar-putar. Aku pernah merasakan hal yang sama 8 tahun yang lalu. Atau bahkan kali ini lebih parah. Aku yakin ini berhubungan dengan silver. Tapi aku masih tidak tahu dari mana aku mendapat efek silver ini. Aku pun segera berlari menuju kamar asramaku. Aku harus segera menyembunyikan diriku dari semua orang, sebelum semuanya terlambat dan terkuak.

halfbloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang