Dan di sekolah walaupun mereka satu meja, Daniel dan Heejin canggung untuk berbicara. Heejin pun mulai disibukkan dengan latihannya karena pertandingannya hanya tinggal mengitung hari saja, dan itu juga membuat Daniel dan Heejin semakin jarang bertemu.

Setiap sore Heejin selalu latihan sendiri di depan teras rumahnya karena besok adalah hari pertandingannya, jadi ia harus rajin berlatih. Dan setiap Heejin latihan, Daniel selalu memperhatikan Heejin yang sedang latihan dari jendela kamarnya, tapi Heejin tak pernah menyadarinya.

Tapi kali ini Heejin merasa ada yang memperhatikannya. Lalu Heejin menghentikan aktivitasnya dan lalu menoleh ke kanan dan ke kiri.

Tidak ada siapapun.

Lalu pandangannya beralih ke rumah di sebelahnya dan melihat ke arah jendela yang berada di atas. Dan ternyata, Daniel yang sedang memperhatikannya dari tadi.

Sadar bahwa Heejin sudah menyadarinya, Daniel gelagapan dan segera beranjak pergi dari tempat ia berdiri.

Heejin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum sekilas melihat Daniel dengan sifat kekanak-anakannya, lalu melanjutkan latihannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heejin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum sekilas melihat Daniel dengan sifat kekanak-anakannya, lalu melanjutkan latihannya.

Hari menjelang sore dan Heejin masih sibuk berkutat dengan bantalan samsak yang digantung di teras rumahnya.

Akhirnya Heejin memutuskan untuk beristirahat sebentar. Heejin mulai mengipas-ngipaskan tangannya untuk mengurangi rasa gerah yang melandanya saat ini. Tiba-tiba, sesuatu benda dingin menempel di pipinya.

Cess...

Heejin hampir saja terjatuh karena terkejut, jika saja tangan kekar itu tidak menahannya mungkin Heejin sudah tergeletak di lantai. Heejin menatap Sang pemilik tangan kekar tersebut, dan ternyata pemiliknya adalah seseorang yang termasuk dalam orang spesial dalam hidup Heejin. Kang Daniel.

"Jangan terlalu keras dalam berlatih, nanti kau bisa sakit dan bisa tidak fokus saat pertandingan besok. Ini, aku bawakan minuman dingin," ucap Daniel sambil menyodorkan sebotol minuman dingin kepada Heejin.

"Ne, Gamsahamnida. Anjayo.." ucap Heejin setelah menerima pemberian Daniel tersebut, lalu mempersilahkan Daniel untuk duduk di sampingnya. (Iya, terima kasih. Duduklah)

Setelah dipersilakan untuk duduk, Daniel langsung mengambil posisi di samping Heejin. Daniel menatap Heejin sendu. Menurut Daniel, Heejin terlihat sangat seksi saat wajahnya basah oleh keringat. Daniel masih setia menatap Heejin yang sedang minum tersebut.

Sadar sedang diperhatikan secara-terang-terangan, Heejin langsung menoleh ke arah Daniel yang tampaknya belum sadar bahwa sekarang Heejin juga sedang menatapnya. Heejin melambaikan tangannya di depan wajah Daniel, namun Daniel tidak menyadarinya juga dan tetap menatap Heejin. Heejin menghembuskan napasnya pelan.

"Niel-ah, " panggil Heejin. Daniel tetap menatap Heejin dengan tatapan yang sulit diartikan, membuat Heejin ingin memukul wajahnya.

"Ya! Kang Daniel!" panggil Heejin meninggikan suaranya.

"A...a...Ne..Ne.." ucap Daniel gelagapan dan segera memalingkan wajahnya, menutupi wajahnya yang memerah.

"Ya! Tidak usah memalingkan wajahmu, " ucap Heejin sambil terkekeh pelan.

"Ah! Sudahlah, aku pulang dulu. Jangan lupa istirahat, besok aku datang." ucap Daniel lalu segera beranjak pergi dari rumah Heejin.

"Ne, aku akan menunggumu. Awas jika kau tidak datang," ucap Heejin sedikit berteriak karena posisi Danielyang mulai menjauh. Daniel hanya mengacungkan ibu jarinya, mengiyakan.

Setelah Daniel pergi, Heejin memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan beristirahat. Apa yang dikatakan Daniel tadi ada benarnya, Heejin bisa saja sakit atau tidak fokus saat pertandingan jadi ia memutuskan untuk beristirahat.

======================================================

Pagi-pagi sekali, Heejin sudah bangun dan mandi karena pertandingannya akan dimulai sekitar jam 10.15 KST.

Setelah selesai mandi, Heejin menyiapkan seragam Taekwondo dan barang-barang lainnya yang harus dibawa, lalu memasukkannya ke dalam tas yang biasa ia gunakan saat ada pertandingan.

Setelah menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa saat pertandingan, Heejin segera bersiap-siap untuk berangkat. Heejin menatap pantulan cermin di depannya lalu memoleskan sedikit Liptint di bibirnya agar tidak pucat.

Setelah selesai, Heejin melirik jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 09.45 KST. Heejin segera turun ke bawah dan mengambil sebuah apel untuk mengganjal perutnya.

Orang tuanya akan pulang seminggu lagi, jadi Heejin harus menyiapkan kebutuhannya sendiri. Setelah memakan satu buah apel, Heejin langsung bersiap untuk berangkat karena ternyata dari tadi jemputan untuk berangkat ke tempat pertandingan sudah datang.

Heejin sedikit berlari menuju mobil jemputannya tersebut. Setelah masuk ke dalam mobil, Heejin memilih untuk duduk di dekat jendela. Saat mobil mulai jalan, Heejin menyempatkan diri untuk memandang rumah Daniel yang masih sepi.

Aku mengharapkan kau datang, Niel. 

~
~
~
~
~
~
~
~
~
~

TBC MAAFKAN ATAS SEGALA KETYPOAN, TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA YAWW

VOTE&COMMENT JUSEYO..

Will You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang