"Yoo Chun Bin, menikahlah denganku" dia mengatakan kalimat itu dengan tatapan kosong tanpa melihatku.
Aku melihat dirinya dengan kekosongan yang sangat jelas. Aku melepaskan tanganku dari genggamannya.
"Hyun Bin Oppa, ada masalah apa?" tanyaku pelan-pelan memahaminya. Aku kembali duduk disampingnya.
"Oppa, coba lihat aku, eh" pintaku. Aku melihat untuk pertama kali wajah kakakku yang paling berusaha tegar menjadi sangat lemah, entah apa yang sudah terjadi padanya. Aku lalu memeluk kakakku, selalu terbayang waktu-waktu kecil yang kami habiskan bersama, betapa dia sangat bisa diandalkan untuk melindungiku, betapa dia sangat menyayangiku walaupun aku tidak memiliki darah yang sama dengannya.
Kak Hyun Bin melepaskan pelukanku, dilihatnya diriku dalam-dalam, dia mengusap rambutku dengan kedua tangannya. Didekatkan wajahnya pada wajahku, aku sanggup merasakan nafasnya dan mendengarkan desahan bibirnya yang masih menandakan kedinginan ditubuhnya. Hidung kami saling bersentuhan, aku menyadari sesuatu yang salah dengan apa yang sudah dilakukan kak Hyun Bin. Aku berniat memalingkan wajahku ke kanan, namun tangannya dengan cepat menahanku, ku lihat matanya seolah berkata sesuatu yang tidak dapat aku terjemahkan.
"Oppa" panggilku pelan.
"Ehm" jawabnya singkat. Dia masih menatapku dengan sesuatu yang hanya dia yang tau.
"Chun Bin-ahh ayo kita menikah saja, ya?" ucapnya pelan.
"Oppa, ada apa sebenarnya, ceritalah saja, jangan seperti ini, aku mohon" kataku berusaha tetap tenang.
"Apa kamu tidak mencintai Oppa, Chun Bin?" tanyanya mengintimidasi.
Aku menggeleng, "Bukannya begitu, Oppa. Aku mencintaimu itu tentu, karena Oppa adalah Kakakku satu-satunya" jawabku tanpa provokasi.
"Apa hanya karena itu?" tanyanya. Kak Hyun Bin mulai melepaskan tangannya dari kepalaku.
"Apa aku tidak bisa memilikimu selamanya, apa kamu tidak merasakan hal lain?"
Aku menghela nafas. "Oppa, ada apa sebenarnya, aku mohon jangan seperti ini, Oppa" pintaku, emosiku sudah tak bisa lagi ku tahan, air mataku mengalir.
"Jangan menangis Chun Bin, Oppa sangat mencintaimu, ayo kita menikah saja" katanya, ku lihat air matanya juga sudah tak tertahankan. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, kami akhirnya menangis mengeluarkan semua emosi yang tertahankan, semua masalah seolah keluar bersama cucuran air mata, suara isakanku dan milik kak Hyun Bin terdengar nyaring ditengah malam yang sangat dingin. Please, Love me!
!@#$%^&*
Pagi-pagi bau roti bakar membangunkanku, aku melihat dimana aku tidur. Aku teringat kejadian semalam dimana aku menangis bersama kak Hyun Bin hingga akhirnya aku tertidur di sofa usai kak Hyun Bin menceritakan mengenai masalahnya. Kini aku tau betapa susahnya kak Hyun Bin bertahan didunia entertainment dengan segala resiko dan tekanan jiwa yang dialaminya. Belum lagi dia memikirkanku lebih banyak dari pada dia memikirkan dirinya sendiri hingga membuatnya ingin menikahiku karena dia tak berhasil membuat diriku bisa bersama Jeong Hwan.
Semalam Kak Hyun Bin menceritakan semua, tentang Jeong Hwan yang akhirnya menyerah untuk memperjuangkan diriku dan memilih untuk tetap menjalin rasa persahabatan yang sudah lama ada dari pada memiliki sebagai kekasihnya. Kak Hyun Bin juga menceritakan sesuatu yang sangat tidak aku duga.
"Apa Jeong Hwan mengatakan seperti itu?" tanyaku tak percaya dengan pengakuan berantai kak Hyun Bin.
"Yeah, setelah bertemu denganmu waktu itu, Jeong Hwan merasa kamu bukan untuknya. Karena matamu menawarkan cinta saat kamu menatap orang itu. Dan dia menemuinya untuk memastikan bahwa kamu akan baik-baik saja bersama orang itu" Jawabnya.
YOU ARE READING
Always
Teen FictionApakah cinta harus sesakit ini? Bagaimana wanita bisa menanggung kesakitan hanya demi cinta? Ji Hwan, lelaki yang selama ini ia cintai dalam diam, dan Jae Hwan sosok sahabat yang diam-diam memiliki rasa, atau Hyun Bin sang superhero yang merupakan k...