"yee tuh anak cari mati"

"drama banget deh. kalo gue gatau tuh cewek cuman salah dikasih obat, gue pasti ngira radit udah buntingin dia" akhirnya salma bersuara

rara yang paling pertama tertawa mendengar ucapan salma. "iya njir harusnya kalian ga gue kasih tau. biar ada bahan gosip di today_nyinyir"

"anjing emang" kata aga dan prama bersamaan, seperti biasa bila mendengar kegoblokan yang terucap dari mulut cewek-cewek social 3


🐣🐣🐣



deshinta mengetuk-ngetukkan pulpen tosca miliknya ke meja, tak jelas untuk tujuan apa.

pikirannya terlalu sesak untuk sekedar memikirkan apa gunanya kegiatan yg tengah ia lakukan itu. sudah dapat ditebak bukan? ya, deshinta memikirkan rega

rega yang sudah 3 hari tidak masuk sekolah. pemuda itu tidak dapat dihubungi karena ia selalu me-reject panggilan deshinta bahkan teman-teman yang lain

deshinta sudah 2 kali datang ke rumah rega dan tidak mendapat keterangan yg berarti tentang keberadaan rega. mama rega bilang rega jarang ada dirumah, ia pergi dari rumah pagi-pagi dan baru kembali larut malam

alasannya? main dirumah temen

dan selama 3 hari pula, deshinta selalu berbohong. ia berbohong pada orangtua rega kalau absen rega baik-baik saja, ia berbohong pada setiap guru mata pelajaran kalau rega tidak masuk karena sakit, ia berbohong pada guru konseling yang berniat menjenguk rega kalau rega dan keluarganya sedang tidak dapat diganggu

bahkan ia berbohong pada dirinya sendiri kalau rega pasti baik-baik saja dan sedang ada urusan penting yang membuatnya tak bisa ditemui

namun demi tuhan, semua ini menyiksanya sampai tidak bisa melakukan apapun dengan benar

ia selalu berpikir berlarut-larut ketika ia mencoba menghubungi rega dan panggilannya ditolak. dadanya terasa nyeri saat tidak bisa berhenti membayangkan hal yang buruk tengah menimpa rega

rega menghilang sejak hari itu, hari dimana mereka mengerjakan tugas di rumah deshinta. setelah menerima telefon dari alin, beberapa menit kemudian gadis itu telah berdiri didepan rumah deshinta, dengan pakaian yang lusuh dan penampilan yang berantakan karena terkena hujan, dan menangis terisak-isak saat iris hazelnya menemukan rega. kemudian mereka pergi, tanpa pamit. dan tidak pernah terlihat lagi

pernah terpikir bagi deshinta untuk menghubungi alin, namun melihat keadaannya saat itu, bukan waktu yang tepat untuk mengganggunya.

"des"

nyawa deshinta seperti kembali lagi ke tubuhnya setelah mendengar suara halus yang sangat ia kenali itu

adrian seokmin mahardika, duduk di hadapannya dan meletakkan sekotak milo dan sebuah cereal bar yang sangat disukai deshinta

"makan dulu, lo dari pagi belom makan loh"

"gue nggak laper dik" ia menatap milo dan cereal bar itu seolah tidak berselera, dan setelahnya ia berdehem merasa tak nyaman di bagian tenggorokannya

"lo sakit? coba buka mulut lo aaaa" dika dengan sigap menyalakan flashlight ponselnya dan memaksa deshinta membuka mulut lebar-lebar

"apasih dik gue ga kenapa-kenapa" dika masih mengamati dengan seksama bagian pangkal mulut deshinta

dahi dika berkerut begitu selesai memeriksa mulut deshinta "apaan ga kenapa-kenapa, lo radang gini. parah banget lagi"

gadis itu terkesiap. kok dika bisa tau kalo dia punya radang tenggorokan?

"kaget ya lo gue tau beginian?" dika mengambil tasnya dan mengambil sebuah kotak berwarna putih dari dalam sana

deshinta terkesiap untuk yang kedua kalinya. pasalnya isi kotak itu ternyata peralatan yang biasanya ada didalam kotak p3k. isinya benar-benar lengkap dan tertata rapih

"mama gue tuh dokter. jadi gue udah biasa sama yang beginian. apalagi cuman radang, dih kecil" ia mengambil permen pelega tenggorkan dan memberikannya pada deshinta

gadis itu menatap obat yang disodorkan padanya ngeri, sejak kecil ia benar-benar susah disuruh minum obat. ia takut obat ini pahit dan sebagainya

"gausah takut. ini permen kok. ntar gue anterin ketemu mama di rs biar radang lo diperiksa"

deshinta menggeleng keras. "enggaaaaak! gue gamau ke rumah sakit!" rengeknya seperti anak kecil menolak disuntik vaksin

"kan gue temenin, diperiksa doang kok. biar lo sembuh, ntar lo gabisa nelen selamanya udah krempeng makin krempeng. mau?"

dika berusaha menyembunyikan senyumnya saat melihat deshinta bungkam dengan wajah cemberut karena tak bisa membalas ucapannya

🐣🐣🐣

dugun..

dugun..

dugun..

UWEWEWEEEEEEEEW

A

A

A

AISYAAAH PUN JATUH CINTA PA PA PA PADA JAMILAH

you sing you lose.

dah gitu aja ppai~ 😙

Asikin; pristeen ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang