Drrtt...Drrtt

Ponsel Reina bergetar menunjukkan notif masuk yang tidak lain dari Zaky.

[LINE]

Zaky : sorry, Rein. Kita cari perlengkapan besok aja ya. Aku ada urusan, sekali lagi sorry Rein...

[READ]

"Ihh nyebelin, dari tadi kek bilang" gerutu Reina

Tiba-tiba segerombolan kaka kelas yang terkenal sebagai ratu bully di SMA Bakti berjalan mengahampiri Reina.

"Oohh.. ini yang namanya Reina? Udah berani ya deketin Adit. Emang lu gak tau gua siapa? Jangan kecentilan deh jadi cewek" ucap salah satu cewe yaitu Cindy

"Kenapa diem aja? gak bisa ngomong?"

Tetapi Reina memalingkan wajahnya dan berniat meninggalkan tempat itu, tetapi tangannya sugah dicekal oleh dayang-dayang Cindy.

"gak sopan banget lu ya!"

"Mau lu apa? Gua gak ada buat masalah sama lu, jadi jangan ganggu gua" ucap Reina

"Gak ada? Lu gak sadar? Ngapain lu deketin cogan-cogan di sini, terutama Adit"

"Emang lu siapanya? Pacar? Ahaha... Bukan kan? Halu mungkin. Ngapain harus ikut campur sama urusan orang?"

"Kurang ajar ya lo!"

PLAKK

Reina hanya tersenyum sinisnya.

"Ck. Satu tamparan gak akan ngaruh buat gua, gak akan mempan. Kaya gini mau dipacarin sama kak Adit? Gak bakalan lah"

"Shit! masih bocah udah mau main-main ya sama gua? Oke kalo itu mau lu. GUYS!! Sekarang waktunya"

BYURR

Cindy menyiram Reina menggunakan air yang sedikit bau dan kini Reina basah kuyup.

"Mau lu apa sih?" Tanya Reina tegas

"Mau gua? Lu jauhin Adit. NGERTI?"

"Kalo lu ngerasa diri lu cantik, pantes, dan bisa buat kak Adit suka sama lu, ngapain lu harus takut kesaing sama gua? Mau gua jauhin kak Adit atau engga, itu gak akan ngaruh kalo kak Adit emang gak suka sama lu" ucap Reina sambil tersenyum smirk.

Jleb

Cindy yang mendengarnya sudah tidak tahan lagi, tangannya sudah geram ingin menampar Reina.

Saat tangannya maju untuk menampar Reina, seseorang mencekal lengannya.

"Jangan sekali-kali angkat tangan lu yang kotor ini ke wajah Reina, atau gua yang akan patahin tangan lu" ucap orang itu sambil menghempaskan tangan Cindy.

"A.adit.. kok kamu belain cabe itu sih?"

Flashback on

Adit sekarang berjalan menuju tempat parkir tapi entah dorongan dari mana ia ingin melewati kelas Reina, tapi saat tiba di lorong dekat kelas Reina, ia mendengar suara keributan. Aditpun mempercepat jalannya dan dilihatnya Reina dengan keadaan yang memprihatinkan akibat perlakuan Cindy.

Sesaat kemudian Adit berhenti dan memilih untuk mendengarkan pembicaraan antara Reina dan Cindy cs, hingga dirinya tidak bisa mengontrol emosi setelah ia melihat Cindy mengangkat tangannya ingin menampar Reina. Aditpun segera berlari dan berusaha mencekal tangan Cindy.

Flashback of

"Apa ly bilang? Cabe? Lu yang cabe! Emang lu siapa mau ikut campur urusan gua?"

"Gua.. gua" ucap Cindy terbata-bata.

"Apa? Jadi jangan sekali-kali lu ikut campur urusan gua!"

"Tapi gua suka sama lu, Adit"

"Tapi gua gak pernah suka sama lu, dan satu lagi..jangan.pernah.deketin.gua.lagi!" Ucap Adit sambil menekan kata-katanya.

Kemudian Adit menarik Reina untuk meninggalkan tempat itu.

"Ihh apaan sih! Lepasin!"

"lu mau bawa gua kemana?"

"Kak"

"Sakit.. lepasin"

Bukannya merespon ucapan Reina, Adit mempercepat jalannya sambil mengeratkan genggamannya.

"Lepasin, kak"

"Hiks..hiks..sakit"

Setelah mendengar suara isakan, Aditpun berhenti dan mengarahkan pandangannya ke Reina yang sedang tertunduk.

"Sorry" ucap Adit.

Kali ini Adit benar-benar tulus mengatakannya, Adit sangat tidak suka melihat orang menangis.

Reina masih diam.

"Sorry" ulang Adit dengan sangat lembut.

"Mau lu apa sih? Bentar cuek, bentar baik. Jangan baik-baikin gua kalo akhirnya lu nyakitin perasaan gua. Gua capek!"

Adit hanya diam mendengar kata-kata yang terlontar dari Reina.

"Apa peduli lu? Lu juga gak pernah anggap gua di dalam hidup lu, ngapain lu sok-sok peduli sama gua? Gua gak butuh belas kasihan dari lu" bentak Reina

"Gua cuma mau nolong lu, gua cuma bantu"

"Gua gak butuh bantuan lu"

"Sekarang gua anter lu pulang!" Ucap Adit sambil menggenggam tangan Reina menuju arah parkiran, bukan sebuah ajakan namun perintah.

"Apaan sih?! Lepasin" berontak Reina

"Diem!" Ucap Adit dengan penuh ketegasan.

"Gua gak mau pulang sama lu!"

Adit tidak menghiraukan ucapan Reina dan tetap memakai helmnya.

"Nih, pake!" Ucap Adit sambil menyodorkan jaketnya.

"Gak mau" ketus Reina

"pake!" Ucap Adit, kali ini sedikit memaksa.

"Kok lu maksa sih?! Gua mau pulang sendiri" ucap Reina lalu berjalan meninggalkan Adit, namun Adit mencegahnya.

"Tinggal nurut susah amat sih"

"Cepet naik, pake nih" ucap Adit sambil menyodorkan jaket dan helm untuk Reina.

"Gua bilang gamau"

"Lu mau pulang dengan baju basah? Mau pamer bentuk badan lu yang datar itu?"

"apaan sih? Tuh mulut kurang ajar ya" Ketus Reina dengan tatapan yang tajam.

"Cepet! Lelet"

'nih cowok batu banget si, gak ada romantisnya bener. Bujuk kek, pakein kek. Nih malah maksa'

"Lu tuli? Emang gua gak capek apa pegang kaya gini?" Ucap Adit meninggikan suaranya.

"Ishh dasar cowok gak peka"

Lalu dengan terpaksa Reina mengambil jaket dan helm yang sudah diberikan oleh Adit.

Setelah itu Reina naik ke jok belakang motor Adit dan mereka keluar dari area sekolah.

Saat perjalanan tidak ada satupun percakapan antara Adit dan Reina.

Satu sisi Reina senang jika Adit peduli dengannya, satu sisi juga Reina mau belajar untuk menjauh dari Adit.

Lima belas menit kemudian mereka sampai di rumah Reia.

"Makasih, lain kali gak usah repot-repot" ketus Reina

"Hmm"

Hanya itu percakapan yang diucapkan mereka kemudian Adit pergi dari rumah Reina.

"Eh, jaketnya!" Ucap Reina, tapi sudah terlambat Adit sudah tidak terlihat lagi.

"Ck. Gimana bisa ngejauh kalo gini terus" ucap Reina kemudian berbalik dan masuk ke dalam rumah.




Tbc..

Jangan lupa tinggalin vommentnya yup

My Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang