9. Hati Seseorang Tak Ada yang Tahu

Mulai dari awal
                                    

Ngapain dah nih anak. Ucap Fina pelan namun bisa terdengar oleh orang didepannya.

"Udah angkat aja" kata Fano sambil mendekatkan wajahnya ke layar ponsel Fina

"Kepo banget sih lu" ucap Fina sambil memencet tanda merah yang berarti dia menolaknya.

Ponsel Fina masih digenggam ditangan sampai ada tangan lain yang mengambil alih ponselnya.
Fina hanya diam tak mengubris toh hpnya ga ada rahasianya.
Tiba-tiba saja Fina sadar bahwa gallery nya tidak di kode diapun berusaha untuk merebut hpnya yang ada di tangan Fano.
Namun Fano telah menyiapkan siasat penuh untuk menghadapi Fina. Baru saja Fina gerak sekali Fano lebih gesit untuk menaikan hp tersebut dengan tangannya. Siasat yang sangat licik menurut Fina. Dia mengetahui kelemahannya emang tinggi Fina hanya sepundak Fano jelas saja dia ga bakalan bisa mengambil.

Beberapa menit Fina mencoba meraih hpnya namun tetap saja Fano bersi keras untuk tak memberikan.
Fina mulai lelah diapun duduk ke kursinya dan mengedumel tak jelas.

"Udah biarin aja dulu palingan dia kepo game lu" ucap Silvi yang menenangkan namun bisa dilihat dari raut wajahnya dia sedang menahan tawa.

"Kalau mau ketawa ketawa aja kali ah" pekik Fina sambil memainkan bolpoint di tangannya.

     Hahahahahaha

Fina langsung menoleh kearah sumber suara tak salah Silvi sedang tertawa mengejeknya.

"Kenapa?" Tanya silvi sok polos

"Au ahh" jawabnya malas

"Kan lu sendiri yang ngijinin gue buat ketawa, ga salah dong" bela Silvi

Fina tak membalas belaan Silvi karena Fina tau kalau Seorang Silvi diladeni bakalan sampe alien sekolah di bumi juga ga bakalan kelar urusannya.

Fina duduk sambil memainkan bolpointnya namun wajahnya melihat Alfano yang sedang fokus mengotak-atik hpnya.

Lagi ngapain sih, fokus banget perasaan hp gue gaada hal yang menarik.
Batinnya sambil dengan tingkah semula.

"Makasih ya" suara Fano yang membuat nya mendongakan kepala ke depan. Diselingi senyuman yang sangat sulit diartikan

"Buat?"

"Tadinya sih ga sengaja tapi gapapa lah ya udah terlanjur juga"

Merasa bingung dengan penjelasan Fano, Fina dengan sigap mengambil hpnya dan membuka aplikasi yang terlinang di otaknya.
Dan benar saja feeling Fina tak meleset sudah dipastikan kejahilan tersebut berada di aplikasi Whatsapp. Terlihat jelas bahwa dirinya mengirimkan foto milik Fina ke sipenerima Fano. 

   Fano.. Jahil banget sih!!

Terdengar teriakan Fina yang cukup cempreng, namun sia-sia saja karena orang yang diteriaki telah pergi ke kelasnya.

***

Fano masih dijebak di zona dilema. Dia meresapi betul bagaimana tutur kata salma yang mendadak alih profesi menjadi bidang percintaan. Yang berisikan kalimat panjang x lebar.

"Seharusnya cara lu ga harus gini. Sama aja lu mempermainkan hati Fina. Ini masalah hati bos bukan uang. Oke kita kemaren emang ngajakin lu taruhan antara lu sama Daniel. Tapi itu cuma bercanda ga serius. Dan sekarang kalian berdua seperti mengincarkan air minum di padang pasir. Inget dia orang apalagi dia adek gue sendiri"

"Kalau alesan lu kemaren lusa yang menguji kesetian Fina gue jadi curiga. Kalian belom pacaran ga ada yang perlu disetiain di saat kaya gitu. Gue secara pribadi sebagai cewe jika dibuat barang mainan atau tau jika jadi bahan taruhan bakalan  hancur dan kecewa. Oke kalian ngira Fina cuek tak peduli. Tapi hati seseorang siapa yang tau?"

Fano tidak mengambil pusing penjelasan Salma yang amat panjang. Dia hanya tercengang dibagian belakang kalimat.

Hati seseorang siapa yang tau?

Sangat simple bukan? Tapi jawabannya tak bisa ditemukan sesimple itu. Fano pribadipun juga bingung akan hal itu. Satu permasalahan di dirinya sendiri. Apakah hatinya sudah mulai 'tertarik' kepada Stefina? Ah entahlah.

***

Jari jemari Stefina menari lincah diatas keyboard laptop miliknya. Men scrolling  halaman instagram orang-orang yang berhubungan dengan Fano. Entah apa yang ada dibenaknya sehingga membuat hasrat Fina untuk men'stalking' akun tersebut.
Apakah dia mulai mengubah kata kagum dengan cinta?
Oh ayolah Fin jangan ngaco ini karena efek kurang kerjaan mungkin.  

Sampai matanya tertuju kepada sebuah foto seorang cewe yang sedang berpelukan dengannya. Dengan filter hitam putih dengan hasil jepret yang diambil dari arah samping. Yang mengakibatkan tidak terlihatnya antara wajah keduanya.
'Sesak' tiba-tiba saja rasa itu muncul ketika melihat postingan foto tersebut. Inilah salah satu efek samping yang dirasakan oleh stalker.

But wait, kenapa akhir-akhir ini aku tidak bisa mengabaikan Fano? Tanyanya kepada diri sendiri. "Mungkin aku kasian" tenangnya ucapan kemudian menutup layar laptopnya untuk bergegas tidur karena rasa sesak itu.

Semoga mimpi ku lebih indah dari kenyataan

****

Hai i'm comeback:')
Maaf nih sebelumnya ngaretnya lama banget 😥😓

Aku ucapin maaf banget ya. Soalnya otakku lagi banyak beban. *paan sih alesan bae:v

Oke, aku bklan konsisten kok:)
Tapi aku minta semangat dong haus semangat nih. Wkwk

Votes comments  ditunggu ya

Salam_

Alfina_chim

Follow ig

Alfina_nchim
Duniafina

Love Your Own WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang