"sekali lagi gua minta maaf sama lo Caroline. Gua juga gak maksa buat lo maafin gua karena kesalahan gua bukan sekedar kesalahan yang bisa gitu aja lo maafin" lanjut Marco tanpa pernah ia sadarin penjelasan darinya membuat dua orang disini sempat merubah mimik wajah mereka.

"syukur lah lo tau kalau gak gampang buat maafin kesalahan masalah ini buat sekarang tapi gua coba maafin lo pelan-pelan" kata Caroline yang langsung mendapat pelukan Tya membuat Caroline tersenyum setelahnya terutama ketika ia melihat 'pacar'nya juga tersenyum. Marco merasa lega mendengar penuturan Carol, setidaknya ia tidak kehilangan teman dan tidak dibenci sahabatnya yah walau ia tidak menjamin 100%.

"ini drama udah selesai kan ya?" tanya Jun dari pintu sekre membuatnya mendapat pelototan tajam dari Tya.

"hahaha ya enggak kalau udah pintu gua buka lagi dan pengumuman dengan sekre gua lepas" lanjut Jun

"lo nempel pengumuman apa memang?" tanya Tya bingung dan Jun segera membuka dan mengambil papan yang tadi ia tempel di depan pintu sekre membuat semuanya tertawa bersama.

"halo" jawab Carol yang mendapat telpon dari Kak Niel yang memberitahu sudah berada di depan sekolah.

"hmmm gua pamit duluan ya" kata Carol setelah memutuskan panggilan dengan Kak Niel. Tya dan yang lain langsung mengangguk mengiyakan karena memang Carol berada di sekre karena menemani Tya yang sedang sibuk menyiapkan kepentingan untuk kegiatan lusa. Carol sempat kaget ketika merasakan ada tangan lain yang memegang tangannya ketika ia berjalan di koridor dan ketika ia menoleh ada Alex yang sudah tersenyum manis ke arahnya.

"aku anter ya" kata Alex yang langsung mendapat gelengan kepala dari Carol

"aku udah di jemput, kamu kan juga sibuk buat ngurusin acara lusa" jawab Carol

"di jemput siapa? Yang tadi pagi? Apa yang di IG kamu? Kamu juga belum jawab soal siapa yang di IG kamu itu" kata Alex yang sekarang sudah cemberut membuat Carol gemas dan jika saja ini bukan di area sekolah dengan suster Levita yang mungkin bisa saja muncul dimana saja maka Carol akan mencubit pipi Alex lalu mengecupnya, untunglah Carol masih sadar tempat dan otaknya masih normal sehingga itu semua bisa ia kontrol.

"malah senyum lagi" kata Alex lagi ketika melihat Carol malah tersenyum ke arahnya. Carol tidak berkeinginan sama sekali untuk menjawabnya meninggat perkataan Kak Niel tadi pagi. Sesampainya di depan gerbang, Carol telah melihat kakaknya berdiri di samping mobil dan melambaikan tangan ke arahnya dengan senyum manis yang membuat Carol geli sendiri sebenarnya tetapi ia tahan karena Alex yang masih ada di sampingnya.

"beneran dia lagi" gumam Alex membuat Carol yang tidak terlalu jelas mendengarnya kembali bertanya ke Alex

"apa Lex?" tanya Carol

"gak papa. Sana pulang. Ati-ati. Inget udah punya pacar sejak sejam yang lalu" kata Alex memberi peringatan lalu akan beranjak pergi kembali ke sekre, tetapi ditahan oleh Carol

"gak mau kenalan dulu?" tanya Carol

"kamu mau buat aku dipanggil suster Levita karena gebukin orang di lingkungan sekolah?"

Pertanyaan Alex tadi membuat Carol benar-benar tertawa tetapi tetap mengajak Alex mendekat ke arah Kak Niel.

"ayo pulang. Eh kita makan es krim dulu gimana?" kata Kak Niel ketika Carol sudah berada di depannya pura-pura tidak menyadari kehadiran Alex yang wajahnya sudah ya seperti itulah. Carol hanya mengangguk dan memberikan tanda 'OK' ke arah Kak Niel dan sama seperti Kak Niel seolah ia lupa tadi mengajak Alex untuk mendekat ke arah mereka.

"ck" decak Alex kesal

"ohh.. kenalin Daniel Soerya Putra. Pacar keduanya Caroline" kata Kak Niel dengan tersenyum dan mengulurkan tangannya, Carol senyum mendengar penuturan kakaknya ini yang memang selalu seperti itu setiap kali berkenalan dengan teman pria dari adik satu-satunya yang jika ditanya kenapa jawabannya mudah karena pacar pertama Carol adalah ayah, kedua dia baru setelahnya pacar yang sesungguhnya.

"pacar kedua?" tanya Alex yang sekarang memandang ke Carol seolah meminta penjelasan. Carol yang mendapat tatapan seperti itu bingung dan memegang baju Kak Niel meminta pertolongan. Untunglah Kak Niel peka akan situasi ini.

"iya. Kamu siapa ya?" tanya Kak Niel

"terus gua pacar keberapa lo Lin? Hahahaha baru sejam langsung diselingkuhin gini gua ck" gumam Alex yang terdengar jelas di telinga Carol dan membuat Carol merasa nyeri di hatinya bahkan matanya tiba-tiba memanas dan berkaca. Carol langsung masuk ke mobil meninggalkan kakaknya dan pacarnya itu. Perkataan Alex tadi ntah kenapa membuat Carol sedih dan kecewa padahal ia yang setuju untuk melakukan permainan ini dengan Kak Niel. Kak Niel lalu masuk ke mobil melihat perubahan mood adiknya meninggalkan Alex yang masih berdiri di tempatnya tadi.

"bngst" umpat Alex ketika mobil yang dinaiki gadisnya berjalan meninggalkan sekolah dengan orang di dalamnya menangis. Alex sadar bahwa ia penyebab tangis gadis yang baru saja resmi menjadi pacarnya sejam lalu tetapi itu semua diluar kontrol emosinya yang memang tidak bisa melihat jika pacarnya dijemput oleh lelaki lain yang mengaku sebagai pacar kedua dari gadisnya itu. Alex memutuskan kembali ke sekre OSIS untuk membantu teman-temannya yang sedang mengerjakan segala kebutuhan untuk kegiatan lusa agar selesai lebih cepat dan ia bisa ke tempat gadisnya untuk meminta maaf.

"darimana lo lagi sibuk tiba-tiba ngilang" tegur Jun melihat Alex yang baru saja masuk ke sekre tetapi tidak mendapat jawaban apapun atas pertanyaannya.

"Carol punya berapa pacar sih Ty?" tanya Alex ke Tya yang ia lihat sedang sibuk mengurus berkas-berkas membuat yang ditanya menghentikan kegiatannya sesaat

"Carol?pacar?berapa?kok gua bingung sama pertanyaan lo" tanya Tya dengan nada dan wajah kebingungan. Alex yang merasa tidak puas dengan jawaban Tya kembali bertanya dengan nada yang berbeda dari tadi terkesan emosi

"ya gua nanya, sahabat lo itu punya pacar berapa?3, 5, apa 10? Tanya Alex lagi

"ngomong lo bisa biasa aja gak bos gak usah ngegas" kata Jun yang ikut emosi melihat Alex yang tiba-tiba memarahi Tya yang notabene gebetannya. Tya segera melerai Jun agar tidak terpancing emosi, ia hanya tidak ingin ada pertengkaran lagi setelah yang tadi dan mereka sedang butuh kerjasama untuk persiapan lusa jadi sangat tidak lucu kalau ketua dan wakil OSIS malah bertengkar.

"coba lo ngomong pelan-pelan kenapa soal Carol biar gua gak bingung. Gua cukup pusing Lex sama berkas-berkas ini" kata Tya dengan nada bercanda, ia hanya tidak ingin ikut terpancing emosi karena jika sudah mendekati deadline seperti ini emosi setiap orang sangat mudah untuk tersentil dan meledak.

"gua liat tadi dia di jemput cowok. Pas dikenalin ke gua, cowok itu bilang dia pacar keduanya Caroline. Padahal gua baru sejam yang lalu nembak Oline dan diterima. Udah di selingkuhin aja" jelas Alex dengan nada lesu lalu meletakkan kepalanya di meja

"tunggu tunggu lo jadian sama Carol?" tanya Tya dengan raut wajah bahagia dan dijawab anggukan lemas dari yang ditanya

"akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaaaa ya Tuhan akhirnya Alex berani menyatakan perasaannya" teriak Jun membuat semua anak OSIS yang ada di sekre menutup telinga mereka dan mendapat timpukan kotak spidol dari Alex yang dipermalukan secara tidak langsung oleh Jun.

"yang jemput mobil Sirion item?" tanya Tya dengan senyum-senyum. Alex yang mendengar pertanyaan Tya kembali menganggukan kepalanya

"orangnya tinggi, gondrong?" tanya Tya lagi

"lo kenal Ty sama pacar keduanya Carol?" tanya Jun penuh antusias mewakili pertanyaan yang sama dengan pertanyaan Alex, kali ini Tya yang menjawab dengan anggukan kepala.

"tapi gua buat nangis Oline tadi" gumam Alex "karena omongan gua soal diselingkuhin baru sejam pacaran" lanjut Alex yang langsung mendapat decakan dari Tya

"lo abis ini ke rumah Carol minta maaf. Siapa tau dapet pencerahan soal pacar Carol tadi" kata Tya lalu berdiri untuk menemui Bu Nat yang menunggu berkas yang tadi ia siapkan dan ingin ia diskusikan dengan beliau.





jengjengjeng...

haiho readerskuh

jangan lupa voment yaa..

tinggalkanlah jejak kalian di cerita ini, biar hidupku tak hampa-hampa sekali hehehe :)

see ya di part terakhir..

Perfect Enemy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang