"Eric, aku bisa jelaskan."
Juyeon mengambil satu langkah mendekat, namun Eric mengambil satu langkah menjauh. Dengan itu, Juyeon tahu anak itu ketakutan. Tentu saja, siapa yang tidak takut ketika tiba-tiba mengetahui seorang teman adalah pembunuh bayaran? Maka Juyeon menghentikan langkahnya. Ia hanya memperhatikan Eric yang masih menunduk.
"Siapa kau sebenarnya, hyung?"
Juyeon tak menjawab. Ia tahu apa pun yang ia katakan saat ini hanya akan membuat Eric makin takut. Ia tak mau anak itu tiba-tiba stres atau apa.
"Siapa kau sebenarnya? Siapa Hwall?"
Oh ya, Hwall. Yang paling membuat Eric takut pasti adalah kenyataan bahwa teman semenjak SMPnya itu adalah seorang pengedar barang ilegal.
"Eric—"
"Aku pergi."
Eric dengan cepat mengambil hoodie-nya dan memakainya hingga menutup leher. T-shirtnya ia jinjing di tangan, kelamaan bila harus ia pakai dulu. Karena yang ia inginkan saat ini hanya pergi dari hadapan seseorang yang tiba-tiba asing baginya ini. Kertas sumber ketakutannya sudah ia letakkan di atas meja.
Eric melangkah menuju pintu, melewati Juyeon yang masih terdiam. Bahkan ketika bahu mereka saling sentuh, Juyeon tetap diam.
"Terima kasih, sudah mengundangku kemari. Aku pergi. Selamat tinggal."
Juyeon hanya diam. Tak berbalik, tak menoleh, bahkan ketika ia dengar suara pintu depan tertutup. Eric sudah pergi. Dan Juyeon yakin anak itu tak akan pernah kembali.
🔫🔫🔫
Malam itu, Eric mengikuti Hyunjoon semenjak keluar dari rumah. Diam-diam. Ia ingin memastikan apakah Hwall yang menjadi target Juyeon benar-benar Heo Hyunjoon sahabatnya. Eric terus mengikuti, hingga di pertokoan tempat mereka tampil beberapa minggu yang lalu. Hyunjoon masuk ke sebuah gang kecil. Eric mengintip dari balik tembok dan melihat sahabatnya itu celingak-celinguk di depat sebuah pintu besi, kemudian masuk ke dalam sana. Eric menajamkan penglihatannya. Tertera di atas pintu itu tulisan 'Gudang perusahaan xx', tapi dilihat dari fisiknya, jelas gudang itu sudah tak lagi terpakai.
Eric masih menunggu, ia tahu ini bukan tempat yang tertera di kertas itu.
Ketika Hyunjoon keluar, Eric kembali bersembunyi di balik tembok. Hyunjoon kembali melihat keadaan sekeliling. Merasa aman, ia kembali berjalan lebih masuk ke dalam gang itu. Eric kini bisa lihat tas Hyunjoon seperti lebih berisi. Eric menenggak ludahnya, semakin teryakinkan ia bahwa temannya punya hubungan dengan barang itu, semakin takut pula dia.
Eric pun kembali mengikuti Hyunjoon dari kejauhan.
Kini Hyunjoon berhenti di depan sebuah toko yang terisolasi garis polisi. Sepertinya sudah lama. Lagi pula daerah sini juga sudah terkenal mati dan tak aktif lagi sebab adanya pertokoan baru. Eric masih memperhatikan sahabatnya dari kejauhan. Iya, ini tempat yang dimaksud di kertas itu. Eric rasanya ingin menangis. Antara mengetahui kenyataan bahwa sahabatnya itu melakukan hal ilegal, dan bahwa sahabatnya kini sedang jadi sasaran pembunuhan seseorang.
Eric tak habis pikir. Dosa apa yang ia buat hingga terkhianati dua orang yang ia sayangi?
Mahasiswa itu kemudian menghela nafas dan mengeluarkan ponselnya. Cepat ia menelepon Hyunjoon.
"Oh, Eric-ah. Ada apa?"
"Uh, kau dimana sekarang? Aku tengok ke kamarmu lewat jendela kau tidak ada. Kemana malam-malam begini?"
"Oh, aku sedang keluar. Ibu memintaku ke apotek membeli obat karena tidak enak badan. Tapi apotek 24 jam kan memang jauh, jadi aku agak lama di luar."
KAMU SEDANG MEMBACA
[JUYEON X ERIC] The Untold
Fanfiction[FIN] Lee Juyeon seorang pembunuh bayaran dan Eric hanya seorang mahasiswa biasa yang tak tahu apa-apa. Apa semuanya akan baik-baik saja? Cast: Lee Juyeon, Son Eric || Cameo: Heo Hyunjoon, Lee Sangyeon || Others might appear or be mentioned Rate: T ...
[3/4] Target On
Mulai dari awal