Akan ada waktu saat dirinya kelak benar-benar merindukkan kekasihnya ini. Merindukkan setiap sentuhan Andara, wanginya dan suara pria itu.

"Aku bakal kangen kamu, Let."

Andara mengusap rambut Arleta penuh kasih sayang. Merasakan setiap helaian rambutnya yang di belai oleh tangan Andara.

"Aku juga bakal kangen kamu, Ndar."

Kini keduanya hanyut dalam pelukan yang mungkin akan jadi pelukkan terakhir baginya. Pelukkan yang begitu menghangatkan dan menenangkan ini akan selalu diingatnya sampai kapanpun.

***

Setibanya di bandara Andara langsung melakukan segala prosedur sebelum melakukan penerbangan dari mulai Check in dan lain sebagainya. Usai semuanya terselesaikan, Andara menghampiri teman dan kekasihnya yang sudah menunggu dengan setia di sana.

Pria itu menatap teman temannya dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Andara melangkah memeluk keempat sahabat terbaiknya itu. Sahabat yang selama ini selalu mensupport dirinya tanpa kenal lelah.

"Thank for all, guys."

"Your welcome, Ndar."

"Jaga diri kalian baik baik. Nanti kita bakal ketemu lagi dengan kesuksesan masing-masing, kaya apa yang kita pengenin dulu."

"Pasti, Ndar. Jaga diri lo baik baik di sana." Ucap John mewakili Boy dan Daren.

Andara melepaskan pelukkannya dan menatap ketiga sahabatnya itu.

Setelah cukup bersama dengan sahabat. Kini Andara bergeser ke hadapan Arleta yang menatapnya dengan senyuman simpul. Pria itu tau jika senyum Arleta tak sepenuhnya adalah senyum kebahagiaan.

Andara berhambur dalam pelukan kekasihnya itu. Yang langsung di balas pelukan dan isak tangis dari Arleta namun juga senyuman dari gadis itu.

"Jaga diri kamu baik baik. Jangan nangis selagi aku ngga ada."

"Kamu juga jaga diri baik baik di sana."

"I love you so much, beib."

"I love you too, beib."

Andara melepaskan pelukkannya dan menatap mata Arleta lekat. Meskipun air mata gadis itu mengalir begitu derasnya, namun senyum di bibir Arleta tak kunjung pudar. Justru semakin lama semakin mengembang.

Kedua tangan Andara terulur menyeka air mata di pipi Arleta. Membuat gadis itu menghentikkan tangisnya dan tersenyum semakin lebar ke arah Andara.

"Jangan nangis."

"Iya. Cepet kembali, aku nunggu kamu."

"Pasti. Aku pamit ya."

"Iya."

Andara mendekatkan wajahnya ke wajah Arleta. Untuk kemudian mengecup kening gadis itu singkat yang mampu membuat Arleta terpejam dan menikmati sentuhan bibir Andara di atas keningnya.

"Gue titip Arleta ya. Tolong jagain dia."

Andara menatap kearah pacar pacar dari sahabatnya. Hal itu membuat Keyla, Cika dan Rania menganggukkan kepala seraya tersenyum.

AndarletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang