•|19|• Takdir Yang Menyamar.

Mulai dari awal
                                    

'Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan---

"Kenapa tidak aktif, ah Mungkin Abah lagi ada operasi di Rumah sakit.." ucap Dilla.

Dan terdengar deringan telepon dari rumah Dinda dan Dinda langsung mengangkat nya.

'Assalamualaikum mbak, kami dari pihak rumah sakit Mitra Ilham ingin memberitahu kan pada mbak kalauu dokter- I-lham kecelakaan mbak! Dan sekarang dirawat di UGD---

Tidak sempat perawat itu melanjutkan nya Telepon itu sudah lepas dari genggaman Dinda dan Air mata sudah membasahi pipi gadis itu.

"Dinda siapa yang menelepon tadi kenapa telepon nya terjatuh dan Dinda kenapa kamu menangis sayang," ucap Bunda Dinda.

"Ayo Bun kita ke rumah sakit sekarang Bun ayo cepat!" ucap Dinda dengan air mata yang masih meluncur di pipi nya itu.

"Untuk apa? Ngomong yang jelas pada Bunda apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis Dinda!" ucap Bundanya.

"Itu bunda A-abah k-kecelakaan.." ucap Dinda dan Bunda langsung syok dengan apa yang dikatakan anaknya itu.

"YaAllah astagfirullah..." ucap bunda membekap mulutnya

"Bunda ayo kita ke rumah sakit Bun!" ucap Dinda.

Mereka langsung ke rumah sakit dan langsung ke ruang UGD, mereka sudah hafal ruangan ruangan mana di rumah sakit ini karena memang rumah sakit ini adalah rumah sakit mereka dan Ayah Dinda adalah pimpinan dari rumah sakit ini.

"K-kak Azzam?" ucap Dinda yang bertemu Azzam di kursi ruang tunggu depan UGD.

"Dinda? Kamu ngapain kesini?" ucap Azzam , dia bingung kenapa Dinda bisa di rumah sakit ini dengan keadaan panik dan seperti gelisah begitu.

"Itu- abah saya kecelakaan.."ucap Dinda dan tentu Azzam terkejut karena ternyata orang yang Azzam tolong ialah orang tua Dinda gadis yang hendak dia khitbah, sungguh kebetulan yang luar biasa.

"Bapak yang bernama Ilham itu Abahmu?" ucap Azzam.

"Benar kak? Kakak kok bisa tau?" ucap Azzam.

"Saya yang membawanya ke sini dari tempat kecelakaan tadi." ucap Azzam.

"Kalian mengenal? Kamu yang menolong Suami saya?" kali ini bunda Dinda yang berbicara.

"Kak Azzam ustadz dan pengajar di Pesantren Dinda bun" ucap Dinda.

"Dok gimana kondisi suami saya?" ucap Bunda Dinda saat dokter itu keluar dari UGD.

"Begini bu, Dokter Ilham tidak apa apa, dia bahkan sudah sadar sekarang tidak ada luka yang cukup berat karena kecelakaan ini tetapi ada faktor lain bu.." ucap Dokter tersebut.

"Maksudnya apa dok? Abah saya gak papa kan?" ucap Dinda.

"Dokter Ilham terkena Kanker ginjal stadium akhir.."ucap dokter tersebut yang membuat tangis Dinda dan Bundanya pecah lantaran ucapan dokter tersebut.

"Gak mungkin dok selama ini suami saya baik baik saja kenapa bisa separah itu." ucap Bunda nya.

"Dok gak mungkin... Gak mungkin.." ucap Dinda yang terisak. Azzam pun turut prihatin pada mereka, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali terus berdoa kepada Allah.

"Kanker ginjal ini memang di ketahui pada saat kanker ini mencapai stadium akhir, dan pada saat seluruh kanker ini menyebar keseluruhan tubuh maka akan kemungkinan kecil harapan hidup dokter Ilham." ucap Dokter itu yang membuat Bunda hampir pingsan.

"Bunda!" pekik Dinda. Saat melihat bunda nya hampir terjatuh pingsan.

"Dokter... Apa bisa suami saya disembuhkan?.."ucap Bunda Dinda yag sudah dirundung kesedihan yang amat mendalam.

"Di stadium akhir ini kami tidak bisa melakukan apa apa yang kami bisa lakukan hanyalah pengecekan dokter Ilham dan Berdoa agar dokter Ilham bisa disembuhkan." ucap Dokter tersebut.

"Dokter boleh saya bertanya, Kanker ginjal ini termasuk penyakit apa? Kenapa bisa membahayakan Abah saya dok..." ucap Dinda dengan suara yang kelu.

Dokter tersebut menarik nafasnya dan mulai menjelaskan tentang Kanker Ginjal itu.

"Kanker ginjal merupakan tumor ganas yang berasal dari uninary tubular ephithelium, secara umum pertumbuhannya Lambat namun, bisa juga sangat cepat. Bisa tumbuh dari setiap bagian dari renal parenchyma dan Kanker ginjal invasi bertahap ke jaringan dan organ terdekat melalui tumor primer!" ucap Dokter tersebut.

"Tapi dok abah saya sepertinya tidak pernah merasakan gejala gejala kanker ginjal dok... Iya kan Bun?" ucap Dilla.

"Benar dok suami saya tidak pernah merasakan gejala gejala seprti halnya penyakit kanker ginjal ini." ucap Bunda.

"Begini, gejala gejala ginjal itu biasanya dirasakan oleh orang yang terdapat penyakit kanker ginjal dalam tubuh nya dan karena ginjal letaknya retroperitoneal, letaknya dalam pada saat perut diraba tidak terasa namun jika ukuran tumor sudah membesar baru dapat meraaba ada suatu benjolan sekitar 10% - 40% seseorang yang terkena kanker ginjal akan dapat meraba perutnya, dan kemungkinan karena aktivitas dokter Ilham yang padat dia menjadi tidak sempat mengurus dirinya sendiri padahal jika perut dokter Ilham diraba maka akan sudah ada benjolan di disitu dikarenakan Kanker ginjal beliau sudah mencapai stadium akhir." ucap Dokter yang menjelaskan panjang lebar dan Membuat Dinda dan Bundanya semakin panik dan cemas akan kondisi abah Dinda.

"Boleh saya melihat Abah saya?" ucap Dinda.

"Silahkan kalian semua boleh masuk, karena beliau sudah tersadar.." ucap sang dokter.

"Nak Azzam ikut kami masuk ya, karena nak Azzam sudah banyak membantu keluarga kami." ucap Bundanya, Dan Azzam pun tidak bisa menolah dan hanya mengangguk.

***

Terimakasih telah membaca sampai sini <3

Maafkan jika masih ada typo yang betebaran.

jgn lupa vote dan coment!

Syukron katsiraa√

Malik's ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang