"Maju lo semua, jangan fikir kalau kalian berjumlah banyak, gue akan takut, cihh, jangan harap??!.'

Pertarungan pun tak terelakkan, melawan sepuluh orang dengan tangan kosong, sedangkan mereka bersenjata, sebenarnya ide gila, tapi mau di apakan lagi tidak ada jalan keluar lain.

Marlan yang memang di utus untuk selalu membeck up Elang, maju membantu Elang yang sudah mulai kualahan melawan sepuluh orang itu.

Tak lama Rendi dan yang lainnya pun tiba dan lansung membantu Elang dan Marlan.

Pertarungan semakin seru karena kali ini mereka imbang dalam segi kekuatan walau mereka kalah jumlah.

Akhirnya kesepuluh orang suruhan itu takluk semua, dan syukurnya tidak ada diantara mereka yang terlukan parah.

Melihat keadaan yang sudah aman Calissta keluar dari mobil dan lansung memeluk Elang.

"Kamu tidak apa kan?, aku takut" Calissta semakin menengelamkan wajahnya di dada bidang Elang.

"Aku tidak apa apa sayang, kamu tenang ya?," balas Elang dan mencium kening Calissta. Kembali membawa tubuh Calissta dalam pelukannya, tiba tiba saja tubuh Elang meluruh terduduk di pinggir jalan bersama Calissta yang masih dalan dekapanya.

"Kamu tenang ya, ada aku" walau Elang mengatakan kalau ia baik baik saja, tapi Calissta tidak begitu saja percaya terbukti dari rahang Elang yang masih mengeras dan tububnya yang terasa kaku, Calissta tau kalau Elang berusaha mengontrol emosinya, "Aku disini Lang, jangan buat emosi ngambil alih tubuh kamu"

Usapan demi usapan di kepala dan di bahunya membuat tubuh Elang semakin rileks, perlahan melerai pelukannya, "Makasih ya sayang" dengan senyum manisnya

"Ough...pengennn....kayaknya ada bunga bunga bermekaran ini," ledek Dion.

"Apa sih lo Yon," berusaha menutupi groginya, lupa kalau Dion juga datang membantunya.

"Kayaknya besok kita makan gratis lagi di kampus, aahay..... jadi boleh jelaskan, kapan kalian jadian??hmmm," Tambah Dion makin menggoda Elang dan Calissta. Sambil menaik turunkan alisnya.

Elang hanya memandang mereka semua dan terpaksa mengakuinya, kesalahannya juga sih, kenapa ia lansung mencium Calissta sambil memanggilnya sayang. Tapi biarlah mereka juga wajib tau, kabar bahagia ini.

"Tadi, kurang lebih lima jam yang lalu, puass lo!!," jawab Elang pasrah.

"Yeeee, akhirnya sodara gue nggak jomblo lagi, makasih yah, Calissta cantik sudah mau sama sodara gue yang yang hobby minum jus Alpukat."

Ledek Dion yang mengundang tawa semuanya.

"Oya thanks ya semua, termasuk lo Marlan, andaikan lo ndak cepat datang nggak tau jadinya gue."

"Sama sama tuan Elang, itu sudah menjadi kewajiban saya, kalau begitu saya undur diri."

Setelah kepergian Marlan mereka mutuskan untuk istirahat sejenak di sebuah cafe, merilekskan otot yang mereka yang sempat tegang.

"Oya, gimana kalian tau gue dalam bahaya, hp guekan lowbet."

"Sebenarnya waktu di Rumah sakit tadi gue dapat kiriman, tapi gue ngga peduli karena terlalu sibuk, pas gue mau pulang baru gue buka dan apa yang gue lihat, foto foto lo sama Calissta mulai dari Pantai, sampai waktu kalian dinner bersama."

"Makanya gue lansung pulang cari lo dirumah tapi kata ayah lo pamit jalan jalan bareng Calissta, gue  hubungi kalian berdua hp lo nggak ada yang aktif, tambah panik kan gue. Akhirnya gue cerita ke ayah, dan menghubungi Dion, mengabari posisi lo yang dalam bahaya, yang sebelumnya sudah di ketahui oleh Marlan." Rendi menjelaskan.

My MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang