12. Baby Girl....We Love You

Mulai dari awal
                                    

Setelah perawat menjelaskan dengan detail bagaimana cara memegang dan menggendong, Rama langsung tidak sabar untuk menggendong bayinya. Dia gugup, namun bahagia.

Rama sangat terharu, masih tidak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rama sangat terharu, masih tidak percaya. Memiliki seorang bayi diusianya yang baru menginjak 18 tahun.

"Terima kasih, sudah lahir menjadi bayi yang menggemaskan...." bisik Rama. "Ibumu pasti bahagia sekali sayang...." sambungnya.

"Oweeeek......"

Seketika, sang bagi mungil yang masih berada ditangan Rama menangis, setelah dia membisikkan kalimat sederhana itu. Sontak, lelaki itu kaget dan bingung, untung saja ada perawat yang langsung menenangkan.

"Waahh....bayinya sudah menangis, tenang pak....tidak masalah...kita akan segera melaporkannya pada dokter..." kata perawat, berusaha mengambil sang bayi dari gendongan Rama.

"Syukurlah....si bayi udah nangis...." kata ibu, saat Rama tampak bahagia keluar dari ruang bayi.

"Iya bu..." balas Rama berbinar.

"Ohya, Rama...tadi ibumu nelfon. Dia bilang Ranum sudah bisa dipindahkan ke ruang rawatan...." jelas ibu.

Mendengar hal itu, semakin bertambahlah kebahagiaan Rama. Dia sangat ridak percaya, seakan semangatnya semakin besar.

-
-
-

Ranum terlihat pucat, dia sangat kesakitan. Efek anastesinya sudah hilang, hingga sangat terasa bekas operasi beberapa jam lalu. Dia mencari anaknya, baru beberapa menit setelah bayi mungil yang lahir prematur itu lahir, berada dipelukan Ranum bersamanya sebelum perawat membawa buah cintanya dengan Rama ke tempat lain.

"Dimana bayi kita?" Tanya Ranum, ngelantur. Pandangannya masih belum jelas, dia kelihatan sangat lemah.

"Dia masih diruang bayi..." jawab Rama, sambil memandangi Ranum tak percaya.

Ranum sangat bahagia, walau jauh dilubuk hatinya dia menginginkan kelahiran normal. Namun, apalah daya. Setidaknya, bayinya lahir dalam keadaan baik dan sehat tanpa kekurangan satupun sudah sangat menyenangkannya.

"Aku mau lihat....." rengek Ranum.

Ram tak bisa berbuat apa-apa, diapun tak tahu harus berbuat apa. Apa yang bisa dilakukannya? Sekarang, Ranum dirawat di ruang rawat VIP atas keinginan ayah Rama. Ya, lelaki paruh baya nan egois juga keras kepala itu sudah tahu tentang kelahiran cucunya, namun dia tak bisa berbuat apa-apa. Saat ini dia berada di Belanda, walau sudah bekerja di rumah sakit tempat Ranum melahirkan. Tetap saja, urusannya belum selesai di Belanda.

"Coba ibu ngomong ke perawatnya ya..." ucap ibu Rama. Dia bisa merasakan, bagaimana jadi ibu yang belum bertemu anaknya selama berjam-jam.

Rama dan Ranum mengangguk. Secepatnya ibu Rama keluar meninggalkan ruang rawatan yang mirip seperti kamar hotel bintang lima itu.

Beberapa menit berlalu, Rama dan Ranum hanya berdua didalam kamar rawatan. Gugup menyertai Rama, saat mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Ranum sebelum persalinannya.

Rama duduk disebelah tempat tidur Ranum berbaring, Ranum masih merasakan cemburu. Masih belum dilupakannya kejadian tadi pagi. Saat dia mengangkat telfon masuk diponsel Rama dan mendengar suara perempuan.

"Num, bayi kita belum punya nama...." ucap Rama, berusaha mencairkan suasana.

Ranum teringat, dia yang tadinya memilih diam, dan hanya jawab seadanya atas pernyataan Rama, langsung berbalik dan menatapi suaminya itu.

"Iya ya..." kata Ranum. Dia pun sama dengan Rama, tidak punya ide untuk nama bayi mereka.

"Ehm.....aku belum kepikiran deh Rama...." kata Ranum.

Perlahan tapi pasti, Rama meraih tangan Ranum. Sontak perempuan itu kaget dan membulatkan matanya. Dia selalu saja tak percaya dengan sikap-sikap 'romantis' yang dilakukan Rama, walau hanya sederhana.

"Terima kasih ya Num...." ucap Rama lirih.

Jelas saja, Ranum tak mengerti. Terima kasih untuk apa yang dimaksud Rama. Diapun hanya melihati tangannya yang digenggap hangat oleh Rama.

Beberapa saat dalam diam, akhirnya ibu datang membawa kabar baik. Sang bayi diizinkan untuk berada didalam ruang rawatan bersama ibunya. Momen saling diam itupun berubah menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu.

NIKAH MUDA (MBA STORY) 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang