14. Bercanda kok II

Mulai dari awal
                                    

Asela tersenyum manis setelah dirinya sudah duduk dengan posisi nyaman diseblah Gaska.

"Gak makan, Sel?" tanya Kenan.

"Udah kok barusan sama Desla, sekarang Dealanya udah masuk kelas duluan."

"Kenapa gak ikut?"

"Kan mau samperin Gaska." jawab Asela sejujurnya. Membuat Kenan hanya mengangguk paham.

Hening.

Hanya suara dari sendok yang berdentingan dengan piring Arnan yang masih belum selesai dengan acara makannya.

Entah kenapa, kini Asela merasa canggung sendiri duduk diam disebelah Gaska yang sedang menatapnya dalam diam.

Asela yang merasa jantung nya semakin berdebar, kini tak bisa menahan kaki nya yang dihentak-henkan dibawah meja.

Dengan iseng kini Asela mulai menggigit kukunya sendiri berniat menghilangkan rasa gugup akibat Gaska yang terus menerus menatap nya.

"Gaska kenapa sih?" tanya Asela gugup, dengan arah pandangan lurus kearah meja makan dikantin. Tak berniat menolehkan kepalanya untuk menatap Gaska.

"Gue natapin bidadari."

Mendengar jawaban dari Gaska membuat Asela semakin mengembangkan senyumnya.

"Siapa bidadari nya?" kali ini Asela membarani kan dirinya untuk menoleh ke arah Gaska.

Gaska tersenyum, melihat Asela yang menoleh padanya dengan senyum manis yang masih setia dibibirnya.

"Itu yang lagi gue liatin dimeja sebrang."

Senyum Asela luntur seketika, kecewa mendengar jawaban dari Gaska. Dengan perasaan kesal Asela kini berdiri menghentakkan kaki nya kesal dan melangkah pergi.

"Asela..." ucap Gaska sok manis, mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Asela.

Asela berhenti dan meliapat kedua tangannya didepan dada, menoleh ke arah Gaska yang juga ikut berhenti.

"Apa?!" tanya Asela sewot.

"Dih, kok cemberut?" tanya Gaska menatap Asela lekat. Gaska juga tak tau kenapa, semakin hari menatap wajah Asela terasa semakin memyenangkan.

"Nggak." ucap Asela kembali berbalik dan melangkah dengan tempo cepat.

"Sel." ucap Gaska meraih tangan Asela dengan lembut membuat Asela berhenti, mengigit bibir bawahnya sendiri. Menahan senyum.

"Kenapa?" tanya Asela, kali ini dengan intonasi yang direndahkan. Berbalik dan menoleh lagi kearah Gaska.

"Eh? gak jadi deh, sana lo! katanya mau pergi." ucap Gaksa melepaskan tangan Asela dan berjalan menuju kantin begitu saja.

Asela yang mulai frustasi dengan kelakuan Gaska kini menghentakan kaki nya dengan keras, berjalan mengekori Gaska yang kembali ke kantin lagi.

"Gaska...." ucap Asela mengeluarkan nada cemberutnya, kemudian mengambil tempat duduk tepat disebelah Kenan dan berhadapan dengan Gaska.

"Apa sayang?"

Bluhsing

Asela tak dapat menahan senyumnya, hanya dua kata yang terucap dari mulut Gaska. Tapi tetap saja berhasil mengguncang hati Asela.

"Laper ih." ucap Asela lagi, kali ini dengan nada manja khas Asela Natasya Adijaya.

"Kalo laper makan sayang, nanti kamunya sakit aku yang khawatir." ucap Gaska lagi, terasa sangat menyenangkan baginya mengombali Asela seperti ini.

"Ngebaperin anak orang mulu, beper sendiri baru tau." ucap Kenan yang sedari tadi diam memainkan ponselnya.

"Canda anjir."

"Tapi gue nya baper Gaska."

Hening.

Gaska diam.

Kenan diam.

Asela pun diam.

Apalagi Arnan, pria itu telah hanyut dalam dunianya sendiri. Tak mau tau lagi dengan urusan disekitarnya.

"Gak usah baper, gue cuma becanda." ucap Gaska memperingatkan.

Padahal maksudnya hanya ingin menggoda Asela saja, tapi apa mungkin sudah berlebihan? tidak. Asela saja yang terbawa perasaan.

"Kurang apa lagi supaya kamu peka? mungkin kamu masih mikir apa yang aku katakan itu hanya candaan. Tapi 100% kamu salah besar." - Asela.


Yuuuhhhuu
Tepat waktu eeaa
Dari pada gabut,komen yang banyak..
Jangan lupa vote juga..

Yang ada saran atau yg mau tanya" bisa DM ke IG aku @ferdinda_ptr

GASKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang