3. BERKSHIRE

Mulai dari awal
                                    

"Penjaga 5 dan 6 pun mencoba mengehentikanya dan sekarang masih berada di rumah sakit karena terlindes habis ban motornya nyonya!!" Kata si penjaga tiga dan empat.

"Ya iya iya! Aku maafkan kali ini saja! Tapi sebagai gantinya, aku mau kalian menyeret bocah itu ke pesta nanti malam-" semua membuka mulutnya hendak memprotes, namun Matata dengan cepat melanjutkan kalimatanya. "Jika ia pulang!" Semua mengangguk sambil tunduk.

Matata kembali ke mansion diikuti Rose dan maid maid lainya. "YES" hati para penjaga langsung senang ketika mendengar kata 'jika'.

●●●

Dilain tempat, motor hitam itu dengan cekatan berbelok ke sisi gelap kota London. Ia menyusuri gang ke gang hingga berhenti di depan sebuah bar tua yang sudah tua dan tak terpakai itu. Anna berjalan masuk tanpa takut, ia berjalan kearah meja sang bartender lalu menarik botol yang bertuliskan 'Hic mortuo rege'.

Ia sebelumnya tersenyum membaca logo botol itu. Ia kemudian menaruh botol itu di sebuah rak yang sudah miring di tembok belakang meja. Kemudan ia memutar bola itu 360° searah jarum jam. Tak lama tirai di depan meja itu terbuka dan sebuah tangga lipat yang berkarat terbanting dengan bunyi yang cukup keras.

"Kasar sekali" Anna kemudian memutar kembali si botol lalu menaruhnya kembali ke meja sang bartender. Ia berjalan menaiki tangga lalu tak lama sebuah tangan terulur untuk menariknya ke lantai atas. "Kau mengagetkan kami tuan putri" semua orang di sana tertawa melihat muka masam Anna. "Aku bukan putri, Markus!".

Yang dipanggil terkekeh sembari melipat kembali tangga itu. "Jadi kali ini kenapa kau kabur?" Tanya seorang gadis berambut ungu terang dan sebelah kananya di mohawk. Anna menatapnya datar "pesta penyambutan George Hannum yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya" yang lain menghela nafas. "Itu pasti membosankan".

Anna tersenyum "yap, dan aku tak akan pergi! Walau si pria tua itu akan mengamuk, aku tak peduli!" Yang lain terkekeh "Astaga, bukankah ia masih ayahmu nona?" Ucap Markus nakal, Anna menendang bokongnya "selanjutnya kepalamu!" Anna berlalu tengan tampang kesalnya, semua tertawa puas.

Anna berjalan kearah rooftop karwna kebetulan bar itu berada di atas bukit, itu memungkinkan orang untuk melihat gemerlap kota London. "Menurutku, kau harus berhenti kabur seperti ini Anna" Anna menoleh, james menghampirinya sambil memberikan secangkir kopi hangat kepada Anna.

Anna mengambil cangkir itu, ia terdiam menatap langit malam itu " bukankah pestanya tak jauh dari sini?" Anna menengok ke arah James "kau tau betul aku sangat membenci pesta seperti itu!" James menghela nafasnya "terkadang kau harus mau mengorbankan egomu untuk menemukan jalanmu". Anna terdiam "aku takut, kedua kakaku tak pernah menganggapku, ibu juga tak pernah terlihat lagi, ayah sangat membenciku, jika bukan karena Matata mungkin aku tak akan ada di sini".

James tersenyum "aku tau kau wanita yang hebat, jadi aku akan bilang bahwa kau pasti bisa!" Anna tersenyum "apa kau baru saja mengakuiku?" Anna memasang wajah tengilnya, James tertawa "kau minta ku cium ya! Sini kau!".

1 jam kemudian, mesin motor itu kembali dipanaskan. " kau yakin Anna? Jika itu hanya akan menyakitimu sebaiknya jangan!" Anna menoleh kebelakang "Namaku Anna, dan takut tak ada dalam kamus hidupku" ia menancap gasnya, membelah jalanan malam kota London.

Tak lama kemudian ia sampai di sebuah gedung mewah. Dengan ragu ia melanjutkan laju motornya dehgan perlahan. Ia dapat melihat dengan jelas setiap petinggi petinggi yang menatapnya hina. Anna turun dari motornya dan memberikan kuncinya kepada seorang pelayan.

Namun, belum juga ia melangkah, deretan penjaga itu meluruskan tombaknya sehingga menutup jalan Anna "minggir! Perlu ku ulang?" Si penjaga menatap kearah anna dari atas sampai bawah. "Maaf nona, tapi anak punk tidak diundang dalam pesta ini" semua orang tertawa.

Anna terkekeh, ia membuka maskernya sontak semua terdiam "Aku Annastasya Grindewald, putri ketiga keluarga Grindewald apa aku masih tak diundang!" Semua tergagap, para penjaga langsung menunduk hormat "maafkan atas kelancangan saya nona muda" Anna bersmirk ria.

"Tolong, jangan lakukan itu punggungmu bisa patah karena aku tak menerima maafmu" Anna berlalu dengan angkuhnya. Ia berjalan kearah pintu utama. Ia menarik nafas panjang panjang "dan, inilah pesta membosankan telah tiba" para penjaga hendak membuka pintu utama itu namun Anna mengangkat tanganya "aku bukan putri! Aku bisa sendiri!".

Ia membuka pintunya perlahan, cahaya indah dari lilin lilin yang menghiasi lampu gantung itu menusuk langsung indranya, aroma masakan yang sangat kentara benar benar menggoda perut, nuansa kuno ditambah orkestra lembut mengiringi lantai dansa itu. Anna maju selangkah kearah tangga tempat ia seharusnya turun. Ia mencari keberadaan keluarganya hingga tiba tiba.

"Anna?!" Musik pun berhenti.

TBC

BUEHEHEHE! BARU UP HEHE #DIKEROYOKREADERS
Maapkeun atuh ya^^ btw kalo chapnya pendek maapin ye... tambah ada gangguan jaringan^^
UDH LAH YA GITU AJA...
JAN LUPA VOMENT AND ENJOY
SAMPAI KETEMJ DI NEXT CHAP ^^
(sorry klo typo)

Umbra Albis : The Legend Of Nine Tailed Fox Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang