"Ayah..."

"Ada apa dengan ayahmu?"

"Ia marah karena aku tidak mau bekerja di perusahaannya. Aku ingin tetap di jalanku sebagai seniman, Hyung. Tidak mau... Aku tidak mau... Pokoknya tidak mau..." Jihoon merenggut lucu, sesekali memukul meja kesal. Bahkan kakinya menendang-nendang di bawah meja mengenai lutut Daniel.

Daniel hanya tertawa pelan melihat Jihoon yang tampak mengacak-acak rambutnya sendiri. Ia hanya mencoba menjadi pendengar disini. Karena Jihoon adalah tipe yang ingin lebih didengar daripada mencari solusi ketika ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Hyung! Katakan sesuatu!"

"Kenapa kau tidak menjalani keduanya?"

Jihoon mendengus sebal dan mengangkat kepalanya, kembali meminum bir yang tersisa hingga habis. Total tiga kaleng. Dan kini sinar di mata Jihoon meredup.

"Itu merepotkan! Aku tidak bisa sering keluar untuk mencari bahan lukisanku. Lagi pula sudah aja Jaehwan Hyung yang akan mengambil alih perusahaan.”

Daniel tidak tahu harus menjawab apa. Karena Daniel tahu ayah dan anak ini sama-sama keras kepala.

"Bicarakan dengan ayahmu baik-baik."

"Tidak bisa! Ayah bahkan menyuruhku tidak pulang hari ini."

"Jadi karena itu kau kesini tanpa memberitahuku?"

Jihoon mengangguk. Membalik kaleng birnya di depan mulutnya, "Ah! Sudah habis!" Jihoon berteriak kesal saat tidak ada setetes bir pun yang tersisa. Mengetuk-ngetukan kaleng bir tersebut di atas meja dengan pipi yang sudah menempel di atas meja, menghadap samping kanan.

Daniel hanya menggelengkan kepalanya heran. Tadi saat datang Jihoon diam dengan aura gelapnya. Setelah menghabiskan tiga kaleng bir ia bertingkah seperti anak kecil yang sedang marah karena dilarang bermain. Daniel memperhatikan wajah Jihoon dengan seksama, matanya sayu dengan kedua pipi bulat yang merona.

Indah.

"Kau mabuk, Ji?"

"Aku tidak mabuk. Aku hanya pusing."

Daniel menahan tawanya saat mendengar suara Jihoon yang perlahan menjadi sengau, bahkan ia mulai cegukan. Ia suka dengan Jihoon yang mabuk. Karena biasanya Jihoon merancau lucu.

Daniel menyangga kepalanya di kedua tangannya yang bertumpu di atas meja, bersikap seolah akan menonton pertunjukkan.

"Hyung..."

"Hmmm..."

"Kim Taehyung tampan sekali."

Daniel mengernyit tidak suka saat Jihoon menyebut nama lelaki lain. Tapi ia memilih diam karena tahu Jihoon sedang dibawah pengaruh alkohol. Yah, meskipun tidak sedang mabuk pun Jihoon sering mengatakan hal serupa.

"Aku juga tampan."

Jihoon mengangguk, membuat Daniel tersenyum senang.

"Tapi Kim Taehyung lebih tampan. Hehehe.."

Dan mendengus kesal kemudian.

MOOD MAKER [NIELWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang