D U A P U L U H D E L A P A N

Mulai dari awal
                                    

Gadis itu tidak menjawabnya.

"Kau sudah puas? apa tidak sebaiknya kita pulang?" tawar Revan berharap gadis itu segera pergi dari hadapannya. Jessica menggeleng, "Aku masih ingin berdua denganmu.. apa sebaiknya hari ini aku menginap hotelmu?" Jessica tersenyum menggoda, ada tatapan nakal disana.

Tatapan nakal yang tidak pernah gagal membuat Revan terhanyut. Seperti dulu, saat mereka bersama.

Terhanyut untuk melakukan lebih.

Jessica berjalan mendekat ke arah Revan, duduk dipangkuan Revan dan mengalungkan lehernya di pundak Revan. "Kau tidak merindukanku?" tanya Jessica dan tersenyum. Bertingkah centil dan merendahkan potongan bajunya.

Berniat agar Revan melihat barangkali belahan dadanya. Revan menahan napasnya, apalagi saat hidung gadis itu menyentuh hidungnya. Dan bibir merahnya hendak menyentuh bibirnya.

Seperti ini. Distraksi yang sangat tepat untuk dengan cepat melupakan keberadaan Kekey di dunia ini.

Shit!

*********

Kekey menggigit kukunya khawatir, waktu telah menunjukkan pukul 9 malam dan Revan tak kunjung kembali dari tadi sore. Kekey tidak tau harus berbuat apa, ponselnya tertinggal di kamar hotel.... dompetnya juga sepertinya tertinggal didalam tas belanjanya di dalam mobil Revan.

Sudah 2 jam Kekey mengelilingi area parkir dan restoran hanya untuk sekedar mencari mobil lelaki itu atau lelaki itu sendiri. Sekarang ia tidak tau harus bagaimana, dilain hal ia khawatir terjadi apa apa dengan suaminya itu.

Namun juga dilain hal, ia bingung... harus kembali ke hotel dengan cara apa serta apa ia harus tetap menunggu suaminya itu?

Tapi waktu sudah menunjukkan Pukul 9 malam, dan Kekey hanya terduduk di kegelapan karena tidak tahu harus bagaimana. Kekey sangat haus sekarang, dan ia sudah tidak mempunyai tenaga lagi untuk bahkan berjalan mencari taxi atau bantuan sebagainya.

Kak Revan tidak mungkin lupa kalau pergi denganku kan?

Kekey menampik pikiran itu, Revan tidak akan sejahat itu.

Kekey memijat bagian kaki kanannya yang memang sangat perih. Mengapa luka di kakinya itu tidak sembuh sembuh? Menjengkelkan!

Kekey terkejut, dikala ada suara lelaki dengan bahasa asing yang mendatanginya.

"Yes? Excuse me?" tanya Kekey dikala ia tidak mengerti akan ucapan apa yang dilontarkan oleh lelaki di depannya itu.

Kekey menyadari kejanggalan ketika mencium aroma alkohol dari nafas lelaki itu, aroma yang ia ingat. Sama seperti aroma Revan kala ia mabuk dan bercinta dengannya kala itu.

"E-ehm.. sir, I'm so sorry but I don't know what ----"

"Don't you want...." Pria berkulit putih itu menelisik penampilan Kekey dari atas hingga bawah, sambil tersenyum lalu menggandeng tangan Kekey. Hingga langkah Kekey sempoyongan karena mengikuti langkah besar lelaki itu.

"Sir,... I'm not your wife...." Ujar Kekey ragu kepada lelaki yang terus menggandeng tangannya dan berjalan tidak santai itu. Sepertinya lelaki itu berpikir dirinya adalah istrinya. Kekey menepuk jidatnya, kenapa ia harus berurusan dengan orang mabuk di saat saat seperti ini?

I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang