Wendy melumat bibir bawah Irene sambil menggerakkan aktivitas di bawah sana.

Pergerakan Wendy bertambah cepat. Irene sudah merasakan kenikmatan. Ia tidak tertahankan lagi sampai wanita itu meremas selimut tebalnya itu.

" Sebentar.....lagi~~" Kata Wendy seraya mempercepat gerakan pinggulnya.

" Ahhh~~ Wendy....aku keluar..."

" Nado....."

Wendy menjatuhkan badannya di atas badan Irene. Kepalanya ia jatuhkan di atas bantal sebelah Irene. Mereka sama-sama menyelesaikan nya. Sampai mereka sudah berada di ujung kesadaran.

" Aku mencintaimu Irene-ah~" Ucap Wendy dengan kepala yang menoleh melihat wajah Irene dari dekat.

Irene menoleh ke samping. Ia tatap wajah Wendy sambil mengelus lengan kekar suaminya.

" Aku juga mencintaimu~" Kata Irene membalas.

" Wendy tersenyum letih. Ia lalu turun dari badan Irene dan tertidur di sebelah empunya.

Lalu ia bawa Irene ke pelukannya sambil mengecup manis kening istrinya.

Irene menenggelamkan wajahnya di leher Wendy. Ia genggam tangan kanan Wendy yang langsung di cium oleh Wendy punggung tangannya itu.

Setelah di cium oleh Wendy. Tangan kiri Irene langsung ia letak di pinggang nya. Ia lalu elus perlahan lengan kiri empunya sambil menghirup rambut harum Irene.

" Selamat malam.....sayang~" Ucap Wendy sambil menutup matanya.

Tertidur lah keduanya di sana dengan nyaman. Irene tidak menjawabnya karena dia sudah terlelap duluan dari Wendy.

Lampu kamar mati otomatis. Jendela kamar mereka juga ikut tertutup otomatis. Aktifitas di istana sudah berhenti. Semuanya beristirahat dengan nyaman. Karena besoknya, mereka akan sangat letih karena Irene dan Wendy akan pergi tour ke Jepang dengan seluruh murid SMA Sopa.

***

* Bandara internasional Incheon

" Itu mereka." Tunjuk Lisa pada banyak mobil kerajaan yang terparkir di depan bandara. Jennie dan lainnya langsung berbalik. Mereka tersenyum saat mendapatkan Wenrene di sana.

" Pesawat pribadi sudah siap pangeran, Putri." Kata Jimin melapor.

" Pesawat pribadi?" Bingung Wendy.

" Ne. Memangnya kenapa?" Tanya Irene di sebelahnya.

" Kita tidak satu pesawat dengan yang lain?" Tanya balik Wendy.

" Ani." Jawab Irene.

" Kok gitu? Sepertinya aku tidak akan naik ke pesawat pribadi kerajaan. Lebih baik kita satu pesawat dengan yang lain. Akan lebih menyenangkan jika ada yang lain juga di pesawat." Jelas Wendy seraya melirik sekilas teman kelasnya di ujung.

Irene diam sebentar. Ia berbalik dan melihat teman-temannya di sana. Lalu ia menghadap ke depan lagi menatap Jimin.

" Batalkan saja. Kami akan naik satu pesawat dengan teman kelas kami."

" Baik Putri." Jimin berlalu. Wendy menimbulkan senyum manisnya. Irene langsung mendongak melihat suaminya. Ia lalu cemberut malu dan berbalik langsung masuk ke ruang tunggu VVIP.

Wendy melambai sekilas pada teman-teman nya sambil berjalan mengikuti sang istri dari belakang. Karena mereka berdua tidak akan bisa dekat dengan temannya. Karena banyak sekali reporter yang mendekati keluarga kerajaan. Untung saja ada bodyguard yang memang selalu siap siaga.

----

Sibuklah Wendy diam menatap Irene yang duduk di sebelahnya.

Pesawat sudah take off dari tadi. Mereka sekarang dalam perjalanan ke Jepang.

Mereka tepat berada di ruang VVIP pesawat. Hanya ada teman kelasnya di sana. Sisanya, berada di ruangan belakang pesawat dan penerbangan selanjutnya setelah mereka.

Lisa sibuk tertidur di paha Rose dan mengunyah beberapa buah yang langsung di suap pacarnya itu sambil tertawa bersama. Jennie yang sibuk membaca novel dengan earphone yang tidak pernah ia lupa itu. Lalu Seulgi sibuk menatap Joy yang tertidur di lengannya dengan tangan yang menggenggam jari jemarinya.

Sedangkan Wenrene?

Cup!

Irene menoleh segera ke sebelah. Ia melihat Wendy yang dekat dengannya setelah Wendy mencuri ciuman di pipinya.

" Ya!" Marah Irene.

" Wae? Tidak apakan? Lagian kita hanya diam tanpa berkata apapun." Jelas Wendy sambil mendekati Irene lagi ingin mencium bibirnya itu.

Tapi Irene langsung menutup bibirnya dengan tangan. Al hasil, Wendy mencium punggung tangan Irene.

Wendy tersenyum. Ia kendorkan sabuk pengamannya. Lalu ia sedikit bergeser ke sebelah mendekati Irene lagi.

" Mwo!?" Tanya Irene.

" Kenapa? Aku hanya ingin bergeser." Bohong Wendy padahal mah kau modus aja.

Irene percaya begitu saja. Ia lalu buka bungkaman tangannya itu ingin meraih majalah di depan. Tapi tangannya langsung di hentikan Wendy dan Wendy tarik badan Irene agar sedikit bergeser menghadapnya.

Wendy memajukan badannya ke arah Irene. Irene mendelalak kejut saat bibir Wendy menyambar bibirnya itu.

Cup!!!

Cium Wendy sambil menarik tengkuk Irene agar lebih memperdalam ciumannya.

Irene memejamkan matanya. Ia merasakan ciuman lembut bibir Wendy. Manis dan bergairah.

Sibuklah kedua orang itu bergelut di kursi depan. Sampai seseorang berhenti di samping kursi mereka, menatap diam mereka yang sibuk berciuman, dan berdengus pelan membuat kedua orang itu berhenti melakukan aktivitas sensual.

Irene menjauh kan badannya dari Wendy. Wendy memberi senyumannya pada Seulgi yang menatap diam dirinya di sana.

" Mianhe. Aku mengganggu." Kata Seulgi dam berjalan berlalu melewati kursi Wenrene.

Wendy mengangkat sekilas alis sebelahnya. Ia lalu menyandarkan diri di kursinya sambil memasang sabuk pengamannya lagi. Tangannya mengelus punggung tangan sang istri. Tapi matanya melirik ke luar kaca pesawat.

Irene melihat Wendy di sebelahnya. Senyumannya timbul dan kepalanya tidak sadarkan diri ia jatuhkan di lengan Wendy.

Wendy akhirnya tersenyum puas. Ia malah ikut menjatuhkan kepalanya di atas kepala Irene. Mereka menimbulkan senyuman manis. Sama-sama melihat tangan mereka yang menjalin satu sama lain. Memperlihatkan cincin pernikahan mereka di sana.

Tidak tau jika seseorang melirik mereka dari belakang dengan wajah biasa tapi terpancar kecemburuan.

" Kamu masih mencintainya?" Ia menoleh ke samping. Melihat sang kekasih bangun dari mimpi indahnya.

" Ani." Jawab Seulgi sambil tersenyum dan mengelus kepala Joy.

" Benarkah? Kenapa aku melihat jawabannya dari tatapan matamu?" Seulgi terdiam. Senyumannya langsung pudar seketika.

" Kamu masih mencintai Irene.........ya kan?"





















🙈🙈🙈🙈🙈🙈 Author malu banget sama kelakuan Wendy kayak pikiran yadong aja..... Ini lah sifat Wendy guys. Sifatnya memang author kasih tutupi di part sebelumnya. Kalem, nurut, kaku, diam, lucu....

Tapi kali ini Wendy bener-bener manly...😳😳😳

Oh, btw.....hayo tebak kenapa Joy ngomong sama Seulgi kalau Seulgi masih suka Irene???🤔

Kok kayak bakal ada pertengkaran ya?

The Beauty and The Expert 2✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang