“kamu itu harus makan yang banyak, jangan terlalu capek...”
“agar nanti kamu busa menemani aku lebih lama “ tuturnya. Aku hanya membalas dengan senyuman dari semua yang dia katakan.
“mas...” panggilku
“aku....” Apa aku harus tanya ini padanya
“ Apa sayang “ balasnya
“apa, kamu...” belum sempat aku menyelesaikan pertanyaanku, mas Randy memanggil si kembar yang terlihat akan turun untuk bergabung bersama kami
“sudah salat?” tanya mas Randy pada si kembar yang di jawab ke duanya kompak dengan anggukan kepala
“pintar...” pujanya
“ sekarang, papa dan mama ingin dengar cerita kalian tentang apa yang terjadi selama di sekolah tadi?” tanya mas Randy pada si kembar yang tampaknya juga sangat antusias menceritakan semua yang terjadi di saat mereka bersekolah. Dan sepeti bias yang paling antusias bercerita adalah Diva sedangkan Dava hanya beberapa kali bersuara saat, ketika Diva salah mengucapkan beberapa kalimat dan mengomentari cerita sang adik
“pah, masak kakak itu, ya gambarnya jelek banget. Gambar gunung saja gak bisa “ tuturnya Diva
“ buka tidak bisa, Cuma memang lagi tidak ingin. Kalau kakak mau kakak itu bakal bikin gambar yang paling bagus dan dapat nilai tertinggi. Tapi kakak gak mau, nanti kakak di kira sombong “ tutur Dava membela dirinya
“itu Cuma alasan kak, Dava “ tutur Diva dan kalau sudah begini pasti akan ribut
“Apa sih gak usah sok tahu deh dek"
“siap yang sok tahu, karena memang tahu" Diva yang tidak mau lalah begitu juga dengan Dava yang juga sama. Untungnya mas Randy segera melerai ke duanya sebelum rumah akan tambah rusuh.
“Diva tidak boleh gitu sama kakaknya, kak Dava itu abang dua lebih tua dari kamu “nasehat mas Randy
“tua apanya pah, Cuma beda 2 menit. Tanggalnya sama, harinya sama. Tahunnya sama, bukannya sama, jamnya juga sama. Cuma beda di menit saja” seakan Diva yang tidak terima kalau di bilang Dava lebih tua darinya
“sama apanya, beda tahu! Tetap Dava yang lebih tua meskipun 2 menit “ ujar Dava. Sedangkan aku dan mas Randy hanya memperhatikan mereka untuk beberapa saat, mas Randy yang terlihat tengah mencari akal agar 2 anaknya tidak bersitegang. Terlihat beberapa kali dia memijit keningnya sendiri saat Dava dan Diva tidak berhenti adu argumen tentang siapa yang benar dan salah.
“ sudah..., sudah “ Aku pun akhirnya juga yang harus turun tangan sendiri
“Diva, Dava itu gak boleh berantem. Ingat kalian itu saudara, saudara harus saling menjaga. Tidak selalu harus Dava yang menjaga Diva karena dia kakak. Diva juga harus menjaga Dava ,saling membantu satu sama lain, apa pun itu. Karena bagi mama, papa kali itu sama. Tidak ada yang dibedakan atau spesial. “kataku mencoba memberi pengertian
Dan aku bersyukur kedua anakku itu mengerti dan mereka akhirnya kembali berbaikan selayaknya sepeti seorang saudara lagi.
Dan sepanjang sore hari ini aku menemani mas Randy untuk bermain bersama dengan anak-anak. Aku memperhatikan mereka yang tak jarang membuat galak tawa pecah dengan segala tingkah mereka semua
☆☆☆
Keesokan harinya aku di buat kembali lagi di buat terkejut dengan sikapnya yang seperti kemarin. Bagaimana dia tiba-tiba saja menggendong tubuhku dari atas tempat tidur menuju kamar mandi, dan begitu juga sebaliknya saat ketika aku keluar dari kamar mandi dia juga kembali menggendong sampai ke depan cermin rias.
Selamanya Berasamamu bagian 17
Mulai dari awal