🍒24. Dijodohkan

Mulai dari awal
                                    

"Kak, yang jalanin selama ini gue, bukan lo. Jadi gue bisa bedain, mana yang emang cinta, sama yang sekedar bersama tapi nggak punya rasa," desis Kaival.

Keyra tak menyangka Kaival sampai berpikir sedalam itu. "Selama ini mungkin lo terbiasa dikejar-kejar. Makanya saat lo menemukan satu cewek yang nggak ngejar lo, lo kebingungan. Lo nggak sadar Kai, Aila mencintai lo dengan cara yang berbeda, dia nggak butuh nunjukin itu semua." Keyra lalu menunjuk dada sebelah kiri Kaival dengan telunjuk, "cukup rasakan dengan ini," lanjutnya sedikit memberikan penekanan.

Kaival terdiam.

"Aila bukan gue, yang dengan gampangnya menyerahkan diri pada Rayen sampe gue hamil. Aila bukan gue yang nekat ke Area Konflik buat jemput Rayen pulang. She's different, and you should be able to see that."

Keyra lantas keluar dari kamar Kaival. Percuma membujuk orang yang sedang marah, hanya akan buang energi, toh diabaikan juga. Tapi sebelum menutup pintu, Keyra kembali berkata, "karakter cewek macem Aila, susah buat dibikin jatuh cinta dua kali. Jadi jangan sampe lo buat dia bener-bener ilang rasa." lalu pintu ditutup.

Kaival terhenyak mendengarnya.

๑•ิ.•ั๑ ๑•ิ.•ั

Aila benar-benar dianggap bagian dari keluarga Keyra. Dia dipakaikan seragam yang sama untuk foto sesi keluarga, membuatnya tak terlihat berbeda dengan mereka. Dia juga didandani oleh ahlinya, terlihat begitu cantik hingga berbeda dari Aila yang biasanya.

Sambil menunggu beberapa keluarga yang belum selesai didandani, Aila duduk bersama Oma Vanessa dan lainnya. Mereka terlihat mengobrol akrab, tertawa-tawa membahas soal Vallen dan Felisha yang baru aja sampe dari honeymoon di Eropa.

"Vallen sama Feli honeymoon hampir tiap bulan tapi kabar baiknya belum ada juga," sindir Oma Vanessa.

"Yah, Oma, kalo urusan itu sih gampang. Vallen lebih seneng kayak gini, nikmatin saat-saat berduaan dulu," sahut Vallen. Seketika dia disikut oleh Felisha, suaminya itu tak berubah, masih saja ngomongin hal-hal yang vulgar di depan keluarga.

Tawa keluarga pun pecah. Memang, Vallen dan Felisha selalu menjadi bahan candaan lantaran keduanya begitu terbuka masalah rumah tangga.

"Vallen tuh persis Papanya, Mam. Sebelas dua belas," sindir Tansa sambil melirik Kean.

"Buah jatuh emang nggak jauh dari pohonnya," sahut Oma Vanessa.

"Hahaha."

Tak lama kemudian, Kaival datang dengan Jas hitam yang nampak elegan dan keren di tubuhnya. Dia terlambat lantaran bangun kesiangan. Untung cowok, jadi tak perlu repot-repot berdandan. Tinggal memakai setelan Jas, kelar dah.

"My bro..." Vallen langsung menarik tangan Kaival hingga cowok iru terduduk di tengah-tengah antara Kean dan Aila.

"Masih idup lo?" cibir Kaival.

"Sehat wal afiat," balas Kean. Kean lalu memberikan lirikan nakal, mengisyaratkan tentang keberadaan Aila di sana.

Kaival hanya tersenyum tipis. Sepertinya Kean belum mengetahui kalau dia dan Aila sudah putus.

"Ehm, kayaknya sebentar lagi kita bakal nunggu kabar bahagia dari pasangan selanjutnya nih," sindir Felisha.

Aila dan Kaival membeku, hanya tersenyum samar dan kaku. Mereka bahkan tak saling menatap, boro-boro bertegur sapa.

"Kapan, Kai? Resmiin sebelum ada yang nikung," timpal Vallen sambil menyikit lengan sepupunya itu.

"Oma berencana jodohin Kaival sama cucu dari temen Oma," Oma Vanessa tiba-tiba angkat bicara, membuat semua orang menoleh kaget. Terlebih Kaivalnya sendiri.

"Loh, Oma kalo becanda suka nggak lucu," kekeh Tansa yang langsung merasa tak enak pada Aila.

"Oma serius. Kaival perlu pendamping agar jalan hidupnya lebih terarah," ujar Oma Vanessa lagi.

Aila menahan sesak di dadanya, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena itu adalah hak keluarganya. Dia mencoba tersenyum, meski terkesan memaksakan.

Felisha menatap Aila dengan cemas, dia sama sekali tak mengerti. Apalagi, wajah Oma Vanessa terlihat serius, tak sekedar bercanda. "Ada apaan sih?" bisiknya pads Aila.

Aila menggelengkan kepalanya.

"Oma, kenapa jadi mau jodohin Kaival gini?" protes Kaival. Entah kenapa dia begitu cemas, terutama memikirkan perasaan Aila saat ini.

"Ya untuk kebaikan kamu. Toh, kamu juga udah nggak punya pacar kan?" Oma Vanessa mengatakannya dengan lantang. Entah apa maksudnya, padahal Oma Vanessa begitu menyukai Aila tapi bicaranya malah menyakiti cewek itu.

"Mama, kok jadi ngebahas soal Kaival? Ini kan pernikahannya Keyra," Tansa mencoba menegur Oma Vanessa secara halus.

"Bukannya tadi kalian yang nanya Kaival kapan nyusul Keyra? Gimana dia mau menikah kalau pacar aja nggak punya?" Oma Vanessa kembali mengatakannya dengan lantang.

Suasana berubah menjadi sangat tegang. Tak ada yang berani merespon selain berupa dehaman saja. Kaival sendiri bingung kenapa Oma Vanessa tiba-tiba seperti itu, padahal jelas-jelas wanita itu sangatlah modern di usia senjanya ini.

"Maaf permisi," Aila lantas berdiri.

"Kenapa diem aja, Ai? Kenapa nggak coba buat protes dan bilang kalau aku itu punya kamu!" Jerit Kaival.

Langkah Aila terhenti, jantungnya bergemuruh hebat. Dia tak sanggup untuk berbalik menatap semua orang yang kini sedang menunggu jawaban atas pertanyaan Kaival. Sementara itu, Oma Vanessa menyunggingkan yang aneh.

๑•ิ.•ั๑ ๑•ิ.•ั

Kai-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang