14th (His First and Last)

Mulai dari awal
                                    

Well, Joohyun sudah menemukan sosok pemuda yang memperlakukan dirinya dengan baik. Bukankah Song Mino selalu memprioritaskan Joohyun dan mendahulukan perasaan Joohyun? Akan tetapi, wanita itu sudah menyia-nyiakan kebaikan hati suaminya hingga yang tertinggal kini hanya lah rasa sesal serta angan-angan Joohyun agar Mino kembali mengingat memorinya yang hilang tertelan bersama rasa kecewa.

“Dia pasti akan menemukan sosok pemuda yang menyayanginya dengan tulus.” Jaewon yang tahu bahwa sahabatnya sedang dalam kondisi tertekan, memutuskan untuk merangkul Joohyun di depan Mino.

“Kamu masih mau di sini? Kamu yakin bahwa kamu kuat berada di sini?” bisik Jaewon pada Joohyun.

Joohyun melirik Mino yang sedang asik bercanda ria bersama Jisoo.

Itu merupakan tempatku. Singgasanaku yang aku sia-siakan begitu saja,’ batin Joohyun.

“Song Mino, makanannya dihabiskan ya. Kalau tidak, aku akan merajuk selama setahun penuh,” ancam Jisoo pada Mino. Wanita itu menatap Mino dengan kilat mata jenakanya.

“Serius? Memangnya kamu yakin bahwa kamu bisa marah padaku? Kim Jisoo, kamu sudah jatuh pada pesonaku loh. Dan apa-apaan itu? Kenapa kamu memanggil namaku? Seharusnya kamu memanggilku dengan sebutan Oppa. Dasar anak nakal.” Mino memberikan sentilan di hidung Jisoo dengan gemas.

Joohyun yang melihat hal itu semua, memalingkan wajahnya. Wanita itu mengerjapkan kedua matanya yang mendadak terasa memanas.

“Sunbaenim.” Mino kembali memanggil Joohyun.

“Hmm?”

“Apakah Sunbaenim sering bertengkar dan bercanda seperti ini juga dengan Jaewon? Ah, maaf aku jadi sok akrab seperti ini. Aku hanya penasaran saja. Usia Jaewon kan lebih muda dari usia Joohyun Sunbaenim. Apakah Sunbaenim mewajibkan Jaewon untuk memanggil Sunbaenim dengan sebutan Noona? Tapi, kalian berdua kan sudah bersahabat sejak lama ya.”

“Aku bisa memanggil Joohyun dengan panggilan apa pun yang aku mau. Aku sangat dekat dengannya hingga kami tidak lagi melihat satu sama lain sebagai sekedar hubungan Noona-Dongsaeng. Kamu mengerti maksudku kan?”

Bukan Joohyun yang menyahuti ucapan Mino, melainkan Jaewon.

Mino tersenyum tipis. “Kau tahu? Kita ini kan pergi ke sekolah yang sama. Tahukah kamu betapa teman-temanku seringkali merasa iri padamu? Di sekolah, kamu sangat pendiam. Kamu bahkan hampir tidak pernah bicara. Tapi ternyata, kamu memiliki seorang sahabat wanita yang benar-benar cantik. Jung Jaewon, kamu sering menjadi topik perbincangan yang hangat di sekolah.”

Jaewon memasang tampang acuh. Ia beralih pada Joohyun yang justru tampak terdiam di tempatnya.

“Sunbaenim, kurasa pemuda yang dapat memperlakukan Sunbaenim dengan baik itu….Jung Jaewon. Kalian berdua benar-benar cocok,” komentar Mino lagi.

Joohyun menatap Mino dengan nanar, memaksakan dirinya untuk tersenyum. “Terima kasih. Tapi, aku sama sekali belum berniat untuk jatuh cinta. Kau tahu? Jatuh cinta itu terkadang bisa mendatangkan luka. Jika kamu jatuh terlalu dalam, hanya akan menimbulkan tangis pilu serta sesak di dalam dada.”

“Sunbaenim benar. Tidak selamanya cinta selalu mendatangkan bahagia. Ada kalanya kamu merasa kecewa. Ada kalanya kamu tidak selalu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Ada kalanya cintamu bertepuk sebelah tangan dan kamu bahkan sama sekali tidak menyadari hal tersebut.”

Raut wajah Mino mendadak mendung sebelum kemudian pemuda itu memasang tampang cerianya lagi.

Mino meraih jemari Jisoo dan membawanya ke dalam genggamannya. “Tapi, bersama Jisoo…aku menemukan bahagiaku. Kuharap Sunbaenim pun akan segera menemukan sosok yang membuat dirimu bahagia.”

Baby Baby (MinRene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang