Terimakasih Adira.

Mulai dari awal
                                    

"kamu sendiri yang bilang gak boleh curiga, sekarang kamu yang curigain aku."

"kamu gak sadar sama sikap kamu?"

"apa sih ih." Kesalnya.

"itu kado apa Adira?"

Adira kembali memasang headsetnya. Gua kembali pasrah dengan sikapnya. Gua memilih untuk nurut dengannya untuk kembali kekamar melihat isi kadonya.

Gua duduk disebelah kado merah, gua ambil lalu gua buka. Mata gua melotot sempurna melihat benda dengan adanya garis dua merah. Gua tak dapat menahan senyum diwajah gua. Tapi kenapa ada surat? Gua letakkan kembali testpack yang menyatakan kalau Adira positif hamil. Gua membuka suratnya dengan inti dari suratnya adalah anak yang dikandung Adira adalah anak kandung gua, terbukti bahwa DNA gua dan si bayi positif. Apa maksud Adira sampai harus test DNA si bayi dengan gua? Apa dia tak yakin itu anak gua dengannya?

Gua keluar kamar menghampirinya sembari membawa surat dan testpacknya. Terlihat Adira sedang menata makanan piring diatas meja. Datangnya gua bibirnya terbentuk senyum.

gua letakkan surat itu diatas meja lalu menatapnya datar.

"apa maksud kamu sampai harus tes DNA gini? Kamu gak yakin itu anak aku?" tanya gua to the point.

Terdengar helaan nafasnya lalu ia menatap gua lembut. Adira meminta gua untuk duduk kemudian ia pun duduk dihadapan gua.

"Alee...aku Cuma mau meyakini diri aku kalo anak ini anak kamu. Kamu tau kan beberapa minggu yang lalu kita ada masalah dan aku lebih dekat sama Edwin dari pada kamu. Kamu pun bilang kalo aku nurut banget sama Edwin, aku hanya takut terjadi yang tidak diinginkan aku ataupun kamu."

"aku gak pernah mau buat kamu kecewa, Alee. Sungguh, aku gak ada maksud lain."

"maaf atas semua sikap aku yang buat kamu tersinggung, aku gak bermaksud sakitin hati kamu."

Helaan nafasnya kembali terdengar dengan kasar. Adira menarik tangan gua untuk digenggamnya.

"kamu masih inget kan, setelah kita kembali, kita ke dokter untuk periksa kesehatan kita?" tanyanya dengan lembut mnecoba membuat amarah gua mereda. Gua menganggukkan kepala.

"saat itu dokter udah bilang kalo aku lagi hamil 8minggu."

Gua sangat amat terkejut dengan usia kandungannya yang terhitung sudah dua bulan, itu artinya sebulan setelah Adira hilang ingatan.

"kenapa kamu gak bilang aku?"

Adira menggeleng kepala meminta gua untuk tidak memotong bicaranya.

"dengerin penjelasan aku dulu biar gak ada salah paham diantara kita berdua." Gua mengangguk patuh. "saat dokter itu bilang aku lagi hamil, aku berpikir itu sebulan setelah aku hilang ingatan dan aku sudah dikendalikan Laaras dan Edwin."

"aku minta dokter untuk rahasiain kehamilan aku dari kamu. Aku minta untuk tes DNA bayi ini dan kamu, tapi kata dokter tunggu sampai 10 atau 12minggu kehamilan. Terhitung dari hari kehamilan 8minggu itu, aku harus nunggu 2minggu lagi biar bisa test DNA bayinya."

"kamu inget gak, tiga hari yang lalu kamu lagi tidur aku sisirin rambut kamu?" tanyanya mengingatkan. Gua mengangguk. "dan kemarin aku langsung ke dokter untuk test DNA bayi ini sama kamu dengan rambut kamu.."

"terakhir...tadi jam 11 dokternya nelpon aku bilang kalo hasilnya udah keluar. Aku langsung ijin pulang dan ke dokter ambil hasilnya."

"aku gak siap untuk liat hasilnya, aku takut kecewain kamu. Aku takut kamu bakalan ninggalin aku tapi semua ketakutan aku gak terjadi."

"anak ini anak kandung kamu, Alee." Lirihnya dengan air matanya menetes. Gua tersenyum haru melihat perjuangannya sendiri untuk meyakini dengan apa yang terjadi dengan dirinya.

Kalaupun anak yang dikandung Adira bukan anak gua, gua akan tetap menerimanya, yang terpenting anak itu lahir dari rahimnya Adira. Gua akan menganggapnya sebagai anak kandung gua.

Gua tak kuasa melihat air matanya, dengan cepat gua mengusap lembut pipinya.

"sekarang usia kandungan aku jalan 11 minggu, sebentar lagi dia 3bulan, Alee."

Gua mengangguk dengan senyum bahagia pun langsung memeluknya erat. Terdengar isak tangisnya yang begitu kencang. Gua tidak pernah melarang Adira untuk menangis, karena menurut gua, Adira terlalu kuat untuk menahan semua rasa didalam hatinya, namun sekali ia meluapkannya, ia akan menangis begitu kencang dan akan lama berhentinya. Tetapi begitu lah caranya untuk menenangkan hatinya sendiri.

"terimakasih sudah menjaga calon anak kita dengan baik, Ra." Ucap gua tulus.

Kalau dipikir-pikir, bagaimana bisa bayi ini bertahan begitu lama didalam perut Adira, padahal kondisi Adira saat itu sedang dalam keadaan lemah, terkadang Adira minum alkohol, sungguh bayi yang kuat seperti ibunya. Gua berharap kelak anak gua mempunyai hati seperti Adira, hati yang tulus pada semua orang. Sikap yang tegas walaupun terkadang memendam. Berjiwa kuat dan tegar.

"kamu seneng?" tanyanya dari dalam pelukan gua.

"kalo kamu?"

"aku nanya kamu."

"aku juga nanya kamu."

"seneng dong."

"aku juga."

Adira melepas pelukannya lalu mnegusap wajah bengkaknya. Gua tertawa pelan dan itu membuatnya kesal.

"kalo misalnya anak ini bukan anak lo, gua mau aborsi tau." Ucapnya asal tanpa ada takutnya.

Gua melotot hebat lalu menyentil dahinya.

"dosa, bodoh. Akal lo sungguh dangkal, Adira."

"gua gak sudi kalo ini anak si bangsat itu."

"udah ah gak usah dibahas." Kesal gua. "lagipula lo gak akan hamil anak dia, lo aja gak pernah mau disentuh sama dia."

"hmm...Lee."

"kenapa?"

"gua hamil ih." Ujarnya dengan wajah malu-malu.

Gua tak bisa menahan tawa melihat wajah merahnya.

"mau dikabarin bunda sama umak gak?" tanya gua.

"boleh."

"tapi makan dulu ya, gua laper banget."

"ah iya makan, gua sampe lupa makan juga." Katanya lalu membalik tubuhnya menghadap makanan begitu pun gua.

Gua dan Adira kembali makan bersama, tetapi kali ini dengan adik bayi yang masih didalam kandungan Adira.

Gua rasa anak ini akan jadi penguasa keluarga, entah keluarga gua atau keluarga Adira. Bagaimana tidak, kalau anak ini lahir akan menjadi cucu pertama dari kedua keluarga gua dan Adira. Akan menjadi penerus pertama. Gua sudah tidak sabar dengan kelahirannya kelak, gua berharap besok Adira sudah 9bulan lalu akan lahiran hahahaa.

---ALEE X ADIRA---

bersambung...

12/01/2019

SELAMAT ULANG TAHUN DO KYUNG SOO CIMOOLLLLL :)


Kembali Pulang [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang