“Ini teman yang kau ceritakan semalam? Wah dia seperti salju!” puji Seokmin pada Minjoo sedang Lisa memutar bola mata malas.

“Astaga kau benar-benar berisik Seok!” seru Lisa. “Aku akan mengambil makanan, kau butuh sesuatu?” tanya Lisa pada Minjoo.

“Sudah kau ambil saja makan siangmu biar Minjoo kuurus,” potong Mingyu bahkan sebelum Minjoo menjawab.

“Hei kalian dilarang duduk sebelahan!” seru Seokmin dengan suara lantang. Sepertinya semangat pemuda tersebut tak pernah luntur karena ia seringkali berbicara dengan penuh semangat. “Minjoo putih seperti salju dan kau hitam seperti arang Gyu!” ejek Seokmin kemudian tawanya membahana ke seluruh kantin. Lee Seokmin yang diam saja sudah menjadi perhatian tapi sayang dia tak pernah diam membuat lelaki itu terus menjadi pusat perhatian gadis-gadis yang tengah makan siang.

“Diam kau kuda!” hardik Mingyu setengah kesal. “Aku tidak hitam tahu! Aku tan!”

“Mengelak saja kau Mingyu, lebih baik kau diam. Takutnya Minjoo mimisan lagi karena kau terlalu berisik,” kini Lisa buka suara karena sudah tak tahan dengan debatan dua pemuda tampan di hadapannya.

Mingyu berdecak. “Lisa bodoh! Itu tidak ada hubungannya tahu. Pantas saja kau jomblo!” ejek Mingyu.

“Hei! Tak usah mengejek dengan statusku! Mengacalah kau juga jomblo! Lagipula ini tak ada hubungannya seperti aku dan Jungkook!”

Mata Jungkook membola. “Apa membawa-bawa namaku? Kau suka padaku ya?”

Lisa mendengus kesal. “Begitu saja masih bertanya! Jeon Jungkook bodoh!”

Minjoo hanya diam memperhatikan empat orang di hadapannya sibuk bertengkar. Mereka ini benar-benar berisik! Membuat kepala pening tapi Minjoo suka berada di tengah-tengah mereka rasanya ramai, tidak sepi seperti apa yang dirasakannya sehari-hari.

“Ck! Kalian hanya membuat kepala Minjoo sakit!” ucap Seokmin sok bersimpati pada Minjoo yang tersenyum lebar.

“Kalian ini lucu sekali sih?” Minjoo terbahak, ini adalah pertama kalinya Mingyu melihat Minjoo tertawa, pemuda itu terpaku di tempat dengan senyum canggung.

Minjoo menghapus air matanya karena terlalu banyak tertawa. “Astaga terima kasih sudah membuatku tertawa.”

“Lihat gadis ini kemarin masih malu-malu, sekarang sudah bisa tertawa lebar seperti ini,” Lisa berdecak heran melihat gadis di sebelahnya.

Tanpa sengaja tangan Lisa menyenggol punggung tangan Minjoo yang memar, tidak ada yang bisa melihat luka memar itu karena memang ditutupi oleh Minjoo dengan concealer.”Aw!”

“Astaga kau kenapa? Maafkan aku,” Lisa langsung mengambil tangan kiri Minjoo.

Minjoo meringis saaat jemari Lisa dengan lembut mengelus luka memar Minjoo. “Tidak apa-apa, aku memang mudah memiliki memar.”

Mendadak semuanya diam. “Kau sakit ya?” Tanya Seokmin tanpa permisi. Dalam hati Mingyu mengumpat, dia mati-matian menahan diri untuk tidak bertanya tentang penyakit gadis itu tapi dengan mulusnya seorang Lee Seokmin bertanya.

“Iya.”

“Kau sakit apa?” Mingyu langsung menarik bibir Seokmin yang dengan entengnya bertanya.

“Tidak sopan bertanya seperti itu,”omel Mingyu.

Minjoo tersenyum tipis. “Aku akan memberi tahu kalian tapi jangan perlakukan aku seperti orang sakit.”

Keempat orang itu mengangguk serempak, bahkan seorang Jeon Jungkook yang terkenal cuek pun ikut mengangguk, sebenarnya pemuda itu mendengarkan percakapan mereka diam-diam selain memainkan game di ponselnya.

Seventeen As.....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang