Sayangnya, Joseph hanya tidak tahu, bahwa sebenarnya; sang ibu-lah yang membuat Jeon Jungkook selalu membutuhkan perawatan yang serius.

Perihal ibu yang memukuli Jungkook itu berlangsung selama empat bulan lamanya, setelah Jungkook sempat mendengar kedua orangtuanya bertengkar hebat, semua terjadi begitu saja.

Lalu, di bulan kelima, kiranya Tuhan tengah berbaik hati kala membiarkan sang ayah pulang lebih awal dan menemukan Jungkook terkapar dalam cengkeraman sang ibu. Disusul Joseph yang memekik dan berlari menopang sang adik sesaat setelah Tuan Jeon menampar istrinya begitu keras, membuat cengkeramannya pada Jungkook melonggar.

Jungkook berakhir dirawat di rumah sakit dengan ditemani Joseph dan sekretaris ayahnya. Kondisi psikisnya mulai memburuk, namun dengan mudahnya ia menutupinya.

Sehari, dua hari, hingga seminggu. Jungkook pulang, dan tak lagi mendapati presensi sang kakak. Tidak ada ibu, dan rumah barunya jauh dari kata sama pada rumah lamanya. Saat bertanya perihal ibu dan kakaknya, Tuan Jeon hanya tersenyum dan meminta maaf.

Membiarkan Jeon Jungkook menahan rindu yang teramat dalam pada Jeon Joseph dan terkurung bersama memori penuh teror setiap tahunnya.

--

Kanan? Aman. Kiri? Aman. Depan? Aman.

Rena menghela napasnya lega. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Jeon Jungkook di apartemennya pagi ini saat kedua irisnya terbuka. Makmurnya.

Oh, mungkin pemuda itu tengah membelah jalanan guna menjemput sang kekasih, menyempatkan melahap roti lapis atau segelas susu di apartemen gadis itu. Kemudian mereka akan pergi bersama, berdua bergandengan tangan manakala ratusan manusia tengah menjadikan mereka berdua sebagai pusat pemandangan yang menarik. Jeon Jungkook dan Kim Hyejin. Cukup menarik.

Jungkook akan datang padanya jika ia mulai tersesat dalam pikirannya, manakala memori buruknya kembali terbuka dan Jungkook akan sekarat karenanya. Menghabiskan rasa sakit yang melebur dalam tangis, Jungkook tak akan pernah melepaskan Rena barang sedetik pun, kendati gadis itu tengah sakit sekalipun. Setelahnya, Jungkook akan bangun pagi-pagi sekali, meninggalkan feromon khas miliknya yang membekas pada bantal milik Rena, dan pergi menuju apartemen Hyejin.

Jungkook begitu, apalagi setelah konflik akhir-akhir ini, rasanya Jungkook semakin jauh saja.

Rena mengulum senyum tipisnya, segera saja ia turun dari ranjang, kesepuluh jemarinya mulai bergerak merakit surai dan menjadikannya kuncir kuda. Sesekali menguap dengan senyuman melebar, senandung kecil pun mulai terdengar memenuhi ruangan manakala bibirnya terbuka.

Heart lyin' in my hand

I never wanted this

This tear will never mend

How did it come to this

Hooooh...

Kedua tungkai telanjangnya menyapu lantai, menyematkan senyum tipis kala kedua jemarinya membelah gorden. Gadis itu terdiam sejenak, manakala bibirnya perlahan melengkung ke bawah dengan sempurna, pandangannya tak luput dari sinar sang surya yang menyorot kota. Ia menunduk lima detik lamanya, sebelum kemudian kembali menatap lurus ke depan dengan seulas senyum manis miliknya. "Everything will be ok, Joan Rena," gumamnya.

Please don't slip away

Cause my heart can't take it

Don't let this be the end

Don't let this be the end

Rena berbalik berjalan menuju kamar mandinya, sesekali meraih anak surainya dan diapit di belakang telinga.

Please don't slip away

Cause i'll just keep breakin'

Don't let this be the end

Don't let this be the end

---

Seperti biasa, Min Yoongi pasti akan kuwalahan mengontrol detak jantungnya manakala presensi sang gadis mematri langkah untuk mendekat. Semakin dekat, dan ia dapat melihat paras Rena yang terlihat agak berbeda jika menilik lebih jauh kali ini, namun tak bisa menutupi kecantikannya. Seokjin menyenggol, membuatnya terkesiap kemudian.

"Jangan menatapnya terus Yoon, Rena juga membutuhkan gerak!" tegurnya yang lantas mengundang tawa dari Park Jimin yang berada tepat di sebelah Yoongi.

Sama halnya dengan Kim Taehyung yang memaku diri di sebelah Namjoon, bahkan hingga Hoseok menanyakan perihal tidak ada kabarnya Rena selama tiga hari belakangan yang membuat sahabat-sahabatnya mengangguk, gadis itu sempat terkekeh sebelum berkata persis apa seperti yang ia katakan pada Jeon Jungkook, pun atensinya tetap tidak berganti.

Yoongi terlihat khawatir dalam diam, Jimin dan Hoseok terdengar antusias menyimak penjelasan gadis itu, sedangkan Namjoon dan Seokjin tengah mencoba membagi konsentrasi di antara suara manis Rena dengan celotehan Jimin dan Hoseok yang beberapa kali menyela.

Mengenakan over sized sweater berwarna merah marun dengan skinny jeans miliknya, Rena tampak sumringah pagi ini. Semangatnya terlihat menggebu, sedang senyum tak henti-hentinya terpatri dari balik bibirnya. Dan Taehyung dapat merasakan bagaimana sensasi menggelitik di dalam sana, terasa hangat dan mendebarkan. Dia cantik.

"Ah, jadi begitu, ya? Kupikir kau bersedih karena kejadian kemarin, kau tidak apa-apa 'kan?" cerocos Hoseok yang ditanggapi gelengan oleh Rena.

"Aku tentu baik-baik saja, kupikir itu bukan salahku. Jadi, aku sama sekali tak memikirkannya lagi. Terima kasih karena sudah khawatir padaku, ya."

Gadis itu beralih menatap Jimin yang tak henti-hentinya memasang senyum lebarnya, "Jim, maafkan aku karena merusak pestamu. Aku benar-benar merasa tidak nyaman karenanya. Maafkan aku."

Jimin menggeleng, semburat merah tampak pada kedua pipinya. Membuat Yoongi mendecih karenanya. "Tidak. Jangan salahkan dirimu, Rena! Itu murni kecelakaan, oke. Jangan dibahas lagi!"

"Oh ya, ini Taehyung. Kau juga tidak masuk selama dua hari belakangan, kenapa?" tanya Hoseok.

"Berkencan dengan gadis ini," jawab Taehyung asal seraya mengerling nakal pada Rena.

Pakhh

"Akhhh, Yoongi Hyung, kenapa kau memukulku?"

"Jaga matamu, Bodoh!"

Sorak tawa mulai terdengar dari Seokjin dan Jimin, seakan tahu bagaimana rasanya sensasi terbakar yang dirasakan pemuda bermarga Min itu. Sedang Rena hanya terkekeh bersama Namjoon dan Hoseok yang tidak terlalu mengerti. Terutama gadis itu.

Namun, kesenangan mereka mendadak lenyap begitu menangkap presensi Jeon Jungkook dari kejauhan. Tampak lesu, murung, dan tidak bersemangat.

"Ada apa dengan bocah itu?" gumam Seokjin.

Saat sudah dekat, mereka dapat melihat lingkaran hitam di bawah mata Jungkook. Mereka serentak menerka dalam diam, dan hanya Namjoon-lah yang berani bertanya.

"Kau kenapa? Bertengkar dengan Hyejin?"

Jungkook menunduk, lantas menggeleng lemah. "Lebih dari itu, kami sudah berakhir." []

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang