Gaara yang semenjak tadi memilih membutakan matanya dan menulihkan pendengarannya termenung lama ditempatnya. Teriakan marah dan bentakan Sakura sepertinya belum cukup untuk menyembunyikan kefrustrasian dihatinya.
Semuanya tampak jelas, seakan-akan Sakura memang sudah tidak sanggup menyembunyikannya dan akhirnya meledak hanya karena senggolan kecil. Dia mendesah, memang bukan haknya untuk ikut campur dalam urusa kedua kakak adik itu.
Tapi, Gaara melirik Sasori dan mendesah lagi karena sepertinya sahabatnya itu tidak berniat untuk menjawab kefrustrasian Sakura maupun meredahkan. Sasori sudah jelas menginginkan adiknya untuk meneriakkan penderitaan yang dia sembunyikan.
Sakura seharusnya sadar, tapi wanita itu. "Sudah cukup. Aku sudah muak dengan permainan persaudaraanmu dengan lelaki itu. Keputusanku tetap sama, aku akan melawan lelaki itu dan mengembalikan nama perusahan seperti sedia kala."
Menarik napas dalam-dalam, Sakura berjalan melewati tubuh jangkung kakaknya. "Dan sebelum itu terjadi... aku tidak mau niisan menganggu rencanaku." Desisnya.
Iris hijau Sakura tergulir ke Gaara, menatapnya lama sulit diindikasikan. "Satu lagi Niisan, aku dan Gaara berencanakan akan menikah dalam waktu terdekat ini." Katanya sangat jelas membuat suasana sekali lagi memanas.
"Apa?" Gumam Sasori terbelalak lebar.
.
Kafe starbuck, nama yang agak asing untuk Sakura dia seseorang yang baru di kota paris hanya mampu mengikuti panduan dari peta di ponselnya dan pada akhirnya menemukan kafenya yang ternyata tidak jauh dari perusahaan kakaknya.
Kakinya bergeming, Sakura merasa bersalah karena membentak kakaknya yang tidak melakukan kesalahan. Dia tahu itu, kakaknya hanya melakukan pekerjaan layaknya seorang saudara. Tapi kebaikan itu malah dibayar kejahatan oleh lelaki itu.
Mau sampai kapan kakaknya menutup matanya dari perlakuan lelaki itu, dibohongi sejak awal, dan sekarang dirinya yang menjadi tumbal hanya karena alasan tidak jelas.
"Sakura, disini!" Teriak suara sedikit cempreng menarik Sakura kembali ke pijakannya.
Senyumnya terkulum tipis, seraya berjalan mendekati meja yang berada disamping hanya empat langkah dari pintu keluar. Shion tidak berubah masih tetap sahabatnya di Jepang beberapa tahun yang lalu.
Walaupun mereka hanya berteman sebentar di Jepang karena orang tua Shion terpaksa kembali lagi ke Paris, wanita itu tetap memberikannya julukan sebagai sahabat dan komunikasi mereka tetap berlanjut hinggalah ke hari ini.
Tiada yang berubah.
Ya. Yang berubah hanyalah jarak diantara mereka dan jurang yang berada ditengah-tengah pertemanan mereka berdua. Shion tidak sadar, betapa senyum bahagianya itu secara perlahan-lahan menarik Sakura ke dalam jurang tanpa dasar.
Gelap, menyakitkan dan menghancurkan hatinya secara perlahan-lahan. Di tambah kenyataan yang sudah jelas didepan matanya. Namun sekali lagi, Shion tidak menyadari penderitaannya.
Bagaimana ini.
"Aku senang kau bisa datang. Kau tidak sibuk kan?" Tanya Shion meremas jemarinya.
"Tentu saja ti-"
Matanya melebar, ini bohong bisiknya dihati. Sakura tidak percaya akan apa yang dilihatnya saat ini. Cincin, yang beberapa hari lalu pernah menjadi miliknya dan simbol pernikahannya terpasang cantik dijari manis Shion.
YOU ARE READING
Cruel Revenge
FanfictionSasusaku Fanfiction Cinta tulus, dibalas kebencian yang pekat. Kebahagian indah, dibalas oleh kebohongan yang menyakitkan. Lalu bagaimana jika kebencian dibalas kebencian? Sakit dibalas oleh sakit? Bukankah justru akhirnya hanya saling menyakiti? "B...
Bab 13 - Look What You Made Me Do
Start from the beginning