Eps 4 : Memories

Mulai dari awal
                                    

"Di segitiga bermuda, ya di kamar lah bego. Udh ayo bangun", Biay menarik lenganku dengan kasar.

Aku mulai membuka mataku, dan mengikuti Biay dari belakang. Padahal aku berharap akan hilang ingatan tapi aku hanya tak ingat aku tertidur dimana. Kami menuju ruang makan, ada Jisoo disana. Sepertinya ia sedang sendiri di rumah, terus Lisa kemana?

"Kak Jisoo? Lagi sendiri ya dirumah?", sepertinya Biay juga tidak tau keberadaan Jisoo.

"Iya nih, jadi maen disini ajah. Boleh kan ya?", Jisoo menyengirkan giginya.

"Boleh lah, sayang. Lisa ajah suka keluyuran disini, kamu juga boleh lah", Mama tersenyum ramah.

"Emang Lisa kemana, kak?", tanyaku asal. Kenapa aku menanyakan dia?

"Katanya sih dia mau ke rumah temennya. Nama siapa ya? Emm..", ia meletakan telunjuknya didagu. Mencoba mengingat nama teman Lisa.

"Namanya Jung.. gak tau lagi", wajah lucunya membuat Biay mendesis gemas.

"Jungkook?", aku memastikan.

"Nah iya itu", aku langsung membelalakan mataku. Ingin rasanya aku mengejarnya, tapi aku tidak tau mereka kemana. Sial! Setelah makan, aku langsung bergegas menuju kamar mengambil ponsel ku yang tergeletak dimeja belajar. Aku mulai menelpon Lisa. Tidak ada jawaban, aku berdecak kesal. Aku menelpon nya sekali lagi, diangkat.

"Lisa, lu dimana?", tanyaku memulai pembicaraan terlebih dahulu. Nafasku naik turun menahan emosi.

"Chanwoo? Kenapa?", Lisa terdengar bingung karna nada suaraku yang agak membentak.

"Lo dimana?", aku menekankan kalimatku dan mengepal kan tanganku.

"Gue lagi dijalan kok mau pulang. Lu mau nitip makanan?", jawabnya mulai santai.

"Cepet pulang! Kak Jisoo ada dirumah gue"

"Oh okey, bentar lagi nyampe kok. Tunggu ya", ia langsung mematikan telponnya.

Aku langsung membuang ponselku ke kasur. Entah kenapa kalau mendengar nama pria itu aku sangat kesal, karna aku pernah mendengar rumor kalau Jungkook adalah play boy caplang ehh, cap kapak. Dan aku tidak ingin Lisa menjadi korbannya juga.

"Chanu, kenapa?", Jisoo menyelinapkan kepalanya ke pintu kamarku yang sedikit terbuka.

"Gk papa kak", aku agak kaget melihatnya yang tiba tiba menongolkan kepalanya. "Ayo masuk kak", aku membuka pintu kamar agak lebar agar Kak Jisoo bisa masuk.

"Wow, gue salfok sama komputer lu. Gede banget, biar apa?", Jisoo memperhatikan seluruh isi kamarku. Aku rasa ini kali pertamanya masuk ke kamarku, eh tapi dulu kayak nya pernah tapi aku lupa kapan.

"Hehe, biar enak ajah maen game nya", aku menengok ke arah komputer ku. Ia menarik bangku yang tadi diduduki Lisa, "Jadi inget waktu kecil gue suka marahin lu karna kebanyakan makan coklat. Terus Lisa yang ngambil coklat lu, bukannya dibuang eehh malah dia makan", ia terkekeh, aku pun ikut tertawa mengingat kekonyolan waktu kami kecil.

"Dulu kamar lu juga gak segede ini, kita juga dulu suka keliling komplek naek sepedah. Terus inget gak yang kata Biay jatoh? Padahal cuma lecet doang tapi dia nangisnya kek kemalingan", aku kembali tertawa mengingatnya begitupun Jisoo.

"Dulu lu juga baweeeellll banget, ampe gedek gua dengerinnya. Terus inget banget yang lu lagi berantem sama Lisa, Biay ikutan ngambek sama lu. Jadinya lu maen sendiri terus tiba tiba nangis, ngadu ke Mama gue sama Mama lu. Ehh gua yang dimarahin, yang berantem siapa yang dimarahin siapa. Terus gua jadi marah juga sama lu, jadinya lu bener bener gak punya temen. Terus lu ngadu lagi, and than lu diajak ke toko kue Mama gue. Dan sejak saat itu lu suka kue coklat lava sampe sekarang", aku mulai terhanyut dengan cerita cerita nostalgia Jisoo. Aku bahkan lupa kalau aku sedang emosi karna Lisa tadi. Aku tak sengaja melihat ke arah pintu karna melihat bayangan orang lewat.

"Mas Biay?", aku rasa itu Biay. Tapi bau parfum ini, ini bukan milik Biay. Tapi Lisa.

Aku tersenyum lega, aku yakin dia sudah pulang. Aku bergegas menuju pintu kamarku dan melihat sekeliling dari ambang pintu. "Gue tau lu udh pulang. Gk usah ngumpet segala", Lisa memunculkan kepalanya keluar dari persembunyiannya. "Gue ganggu ya?", aku tersenyum lebar melihatnya baik baik sajah. Syukurlah.

"Ayo masuk", aku menarik lengannya. Jisoo pun menyapa adiknya, "Udh kelar pacarannya? Duh ilah, kakaknya ajah belom punya pacar. Udh dilangkahin ajah, songong amat", Jisoo meletakan tangannya dipinggang.

"Hehehe, pulang yuk kak. Udh malem", Lisa merangkulkan lengannya ke lengan Jisoo dan menarik nya keluar kamarku. Ia sesekali melihat ke arah ku dan melambaikan tangan.

"Make an experience a stepping stone to get better"

"Jadikan pengalaman sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih baik"

"Jadikan pengalaman sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih baik"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé dan Chanwoo waktu itu

Tampilan Jisoo saat main ke rumah Chanu dan Biay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampilan Jisoo saat main ke rumah Chanu dan Biay

TWINS |Chanu X B.I|°ChanLis° or °HanLis°? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang