################
"Lo ngapain liatin gue kayak gitu?" Zeeta mendelik kesal ke arah Hadi yang sedari tadi duduk manis di sofa sambil memperhatikan dirinya yang tengah membuat salad.
"Gue cuma takut lo berantakin dapur gue lagi kayak waktu itu."
"Lebay. Gue cuma motong buah sama sayur.Bukan masak sop."
"Kalo gitu sekalian dong bikinin gue jus. Mumpung lo lagi potong potong buah. Eh sama sekalian siapin roti"
"Ogah, Lagian lo ngapain sih pagi pagi udah nanggkring disini aja? nggak sarapan dulu di rumah. Kesini malah cuma numpang sarapan doang."
Hadi segera menggeleng gelengkan kepalanya heran. Ia merasa aneh dengan gadis yang kini tengah berada di sampingnya tersebut. Padahal kan ini apartemen miliknya, tapi ia di perlakukan seolah olah bahwa dirinya orang asing di sini. Sungguh menyebalkan benar benar gadis tak tau malu. Kalau saja bukan karena kakeknya dan hutang budi terhadap orang tua gadis tak tau malu yang kini tengah menyantap salad sambil menonton tv di sebelahnya, ia tak akan sudi menampung perempuan bar bar ini di apartemannya.
"Nah tuh bi Ranum udah dateng dari supermarket. Sana gih minta dia buatin." Zeeta segera menoel lengan Hadi.
Hadi segra beranjak dari duduknya menghampiri bi Ranum yang tengah sibuk dengan belanjaannya.
"Bi minta tolong siapin jus sekalian roti ya."
"Oh siap den, tunggu aja di depan nanti bibi anterin." Ucap bi Ranum sopan.
"Eh anu den, non Marla gimana kabarnya? soalnya semalem dia nggak pulang, bibi tanyain non Zeeta, eh si non nya juga nggak tahu. Bibi jadi khawatir den."
"Marla udah balik ke rumah suaminya bi."
"Oh jadi si non Marla itu udah nikah ya den? waduh bibi baru tau."
Bi ranum kembali bertanya yang membuat Hadi mengurungkan langkahnya.
"Iya Marla udah nikah bi, tapi karena kemaren sempet ada masalah sama suaminya, jadi dia sementara menginap disini. Dan sekarng udah balik ke rumah suaminya. Mungkin nanti siang dia kesini ngambil barang barangnya."
"Eh seriusan lo Di? Si Marla udah baikan sama suaminya?" Zeeta yang sedari tadi terlihat cuek menikmati saladnya, rupanya diam diam menguping pembicaraan Hadi dan bi Ranum.
"Iya kemaren malem dia whatsapp gue bilang kalo dia udah balik ke rumah suaminya."
"Oh bagus lah kalo gitu."
"Lo udah nggak cemburu? Hadi memberikan pertanyaan sekaligus menggoda Zeeta. Tak tau kenapa akhir akhir ini dirinya begitu senang meledek ataupun menggoda Zeeta.
"Kepo deh lo! lagian gue nggak sepicik itu. Yah awalnya emang gue nggak terima kalo Marla nikah sama Axel, tapi lama lama setelah gue pikir pikir ya ikhlasin aja deh. Toh juga mau gue apain juga Axel gak bakalan bisa balik lagi sama gue."
"Widiih ibu Maria teguh bijak amat bu." Hadi kembali menggoda Zeeta.
"Nah lo sendiri gimana? lo nggak cemburu tuh princess lo udah baikan sama suaminya?"
Kini Zeeta balas mengejek Hadi.
"Enggak lah. Asal lo tau ya cinta nggak harus memiliki. Yang terpenting adalah bisa melihat orang yang kita sayang bahagia bersama orang lain itu udah cukup kok buat gue."
"Cihh basi. Sok bijak lo" Balas Zeeta sambil berjalan menuju tempat cuci piring.
######################
"Jadi gimana Xel, lo sama Marla mau nuntut Kyra atas tuduhan penculikan?"
Dion menatap Axel dan Marla yang kini tengah berada di ruangannya.
"Gue serahin semua sama Marla. Karena di sini dia yang paling di rugikan"
Sejenak Axel menatap Marla yang terlihat tengah berfikir menimbang nimbang sesuatu.
Setelah menarik dan mengeluarkan nafas beberapa kali akhirnya Marla memberi keputusan
"Kayaknya nggak usah deh om. Menurut aku kak Kyra nggak sepenuhnya salah disini. Yang dia perluin sekarang bukan penjara, tapi psikolog. Menurut aku dia ngelakuin ini semua karena jiwanya terguncang akibat kejadian beberapa tahun lalu di tambah lagi dia banyak mengalami masalah berat setelah kejadian itu."
"kamu yakin?" Axel kembali menatap Marla agak ragu.
"Iya om. karena secara tidak langsung kita juga lah penyebvab ini semua. Aku merasa sangat bersalah terhadap kak Kyra. Ya anggap aja kejadian kemarin itu hukuman buat aku karena udah ngebuat hidup Kak kyra jadi berantakan kayak sekarang."
"Iya aku juga sebenarnya ngerasa bersalah sama Kyra. Ok aku setuju sama kamu." Balas Axel kemudian.
"Jadi, kasus ini mau kalian selesaikan secara damai?" Kembali Dion bertanya untuk memastikan pendapat Axel dan juga Marla.
"Iya" jawab Axle tegas. Begitu pula Marla ia tampak mengangguk tanda setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marla
RomanceTerpaksa menikah dengan om sendiri tentu bukan hal yang mudah. Ini adalah kisah tentang Marla yang harus menikah dnegan om nya sendiri. Tentang Marla yang baru mengetahui jika pria yang selama ini dianggap sebagai om kandungnya, ternyata sama sekali...