VI . Scarlet

83 22 1
                                    

        Udara dingin di bulan januari mencoba memasuki kamarku. Sedikit demi sedikit rasa dingin mulai masuk, menggelitik sekujur tubuhku. Kutarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhku. Di castle utama Xeverius tepatnya di wilayah kekuasaan Xeverius musim dinginnya tidak sehebat di kerajaan Demetria. Tuhan memang selalu berlaku adil. Disaat klan Nix (klan yang memiliki kekuatan pembeku) dimana jumlahnya sedikit di kerajaan Xeverius maka Tuhan memberikan suhu musim dingin yang tidak terlalu menusuk tubuh. Sedangkan di kerajaan Demetria dimana penduduknya kebanyakan Klan Nix, Tuhan memberikan musim dingin yang amat dingin dan tentu saja hal itu menjadi menyenangkan sekaligus menguntungkan untuk kerajaan Demetria.

"Scarlet, kau sudah bangun? Edmund menggetuk-ngetuk pintu kamarku, ketukan datar, tanpa nada. Alih-alih terdengar seperti ketukan putus asa. Ayahku memiliki akses untuk memasuki kamarku, yang ia perlu lakukan hanyalah menempelkan retinanya ke arah pintuku kemudian secara otomatis pintu akan terbuka.

        Bangsa manusia yang membuat teknologi ini untuk bangsaku atas dasar rasa terimakasihnya sudah menolong banyak pasien di rumah sakit saat virus mematikan menyebar di wilayah bangsa manusia. Raja Xeverius mengirimkan bantuan. Klan Viribus dikirim ke wilayah bangsa manusia. Sepuluh klan Viribus ke wilayah bangsa manusia. Hal ini, sangat membantu pasien yang tertular virus dikarnakan --kau bisa bayangkan, klan Viribus hanya membutuhkan waktu beberapa menit ataupun jam tergantung dari seberapa parah pasien terinfeksi. Dibandingkan dokter manusia perlu yang perlu berhari-hari untuk proses penyembuhan atau bisa saja berbulan-bulan. tTidak ada riset untuk virus ini dikarnakan klan Viribus sudah menyembuhkan semuanya. sekitar 400 orang.

        Seperti dugaanku, raja Xeverius tidak akan membantu apabila tidak menguntungkan. Sang Raja dengan senang hati menerima bentuk terimakasih dari bangsa Manusia, berupa kunci retina mata dan beberapa amarda perang. Bangsa manusia memberikan detail setiap komponen yang ada di teknologi retina pintu serta memberikan penjelasan bagaimana cara memakai teknologi tersebut kemudian raja Xeverius membakar mereka dengan petirnya saat mereka hendak ingin pulang ke wilayahnya. Raja Xeverius memberikan hukuman dikarnakan ia mengetahui bahwa mereka menaruh penyadap di setiap pintu dan di setiap amarda. Sang raja membiarkan penyadap itu diletakkan satu per satu sampai tugas mereka selesai baru setelah itu ia membunuhnya. Sejak dahulu, bangsa Manusia sangan takut dan membenci bangsaku kemudian rasa benci itu menjadi pemicu untuk mengembangkan teknologi yang mungkin disiapkan kalua-kalau terjadi kekacauan antara bangsaku dan bangsa manusia...

        Edmund adalah anak sah tertua dari Raja Xeverius. Seharusnya, tidak diragukan lagi beliau memiliki akses ke seluruh tempat di kastil ini, jadi seharusnya Ayahku tidak perlu membuang waktunya untuk terus menggetuk-ngetuk pintu kamarku. Kalau ia melakukan hal sebodoh ini.Ada kemungkinan ia sedang menyembunyikan sesuatu yang mungkin bisa menyakiti hatiku.

" sudah, Kau tahu Ayah fungsi retinamu untuk apa selain melihat "

        Pintuku membelah menjadi dua dan terbukalah. Mata Edmund dapat melihat aku dan menyadari betapa malasnya aku untuk bangun dari hibernasiku akan tetapi Edmund tidak senggan-senggan untuk menghampiriku, Langkah demi langkah tertuju untuk menghampiriku. Langkahnya tenang seperti biasanya. Aku sangat menyukai sifat tenangnya yang tidak banyak orang memilikinya, tidak banyak orang yang dapat menggendalikan emosinya.

"Scarlet, hari ini Ayah hendak pergi ke kerajaan Demetria " Edmund memulai percakapan dengan lantang dan tenangnya. Seakan-akan meminta izin untuk karyawisata yang sangat menyenangkan alih-alih malapetaka yang di dapatkannya.

        Mungkin Ayahku lupa bahwa ketika dia berusaha untuk membuat aliansi antara kerajaannya dengan kerajaan Demetria yang tanpa ragu ditolak mentah-mentah oleh Raja Demetria dan berujung Edmund koma selama 3 hari karena penyerangan yang dilakukan klan Nix. Hari ini, Edmund memberitahu kepadaku dengan nada datar dan suara tenang bahwa ia hendak pergi ke kerajaan Demetria pada musim dingin. Well, kuberitahu pada saat Edmund diserang oleh klan Nix 2 tahun yang lalu, itu terjadi pada musim semi. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau Edmund berkujung kesana pada musim dingin.

"Biar kuperjelas. Ayah, ingin pergi ke kerajaan Demetria pada musim dingin? " tubuhku sontak terbangun dari hibernasiku, mataku yang berwarna biru tidak berkedip saat Edmund memberitahuku kunjungan konyol ini.

"Seriously honey.tenang saja, Ayah membawa selusin klanmu dan klan Nix yang sangat,sangat,sangat hebat " Edmund menatap mataku dengan sangat fokus sampai-sampai matanya bisa keluar kalau percakapan ini berlangsung selama 10 menit kedepan. Aku tahu, ia sedang berusaha untuk menyakinkanku.

"Ada perihal apa Ayah ke kerajaan sinting itu?" Aku membenarkan posisi dudukku sambil berharap mendapatkan jawaban yang logis dari perjalanannya ke kerajaan Demetria pada musim Dingin bersuhu -50 derajat celcius.

"Kau akan tahu, Scar.. jaga dirimu baik-baik .. Aku percaya padamu, kau tak akan memengal kepala sang Raja atas titahnya kepadaku" Edmund berusaha untuk mencairkan suasana yang tadinya sempat tegang.

"Akan kupertimbangkan. Cepatlah pulang sebelum aku berubah pikiran."

"Kau memang anak Annastasia Whitederson" senyum kecilnya membuat keriput di ujung matanya muncul. Jika diingat kembali, jumlah keriputnya bertambah dengan cepat setelah ibuku pergi meninggalkannya..

" aku mencintaimu Ayah, sangat mencintaimu "Secara responsif aku memeluknya. Aku tidak ingin menyesal mungkin saja ini pertemuan terakhirku dengannya, maka kuberikan pelukan hangat yang sangat,sangat jarang kuberikan untuknya.

"Ayah juga Scarlet. Ayah mencintaimu seperti cinta ayah terhadap ibu." Edmund membalas pelukanku yang sama hangatnya.

"Kau tahu Ayah jawabanmu seperti aku bukan anakmu. Seharusnya kau jawab ' aku lebih mencintaimu ' " aku melepaskan pelukanku. Satu hal lagi yang kusadari bahwa aku berbakat untuk merusak suasana.

"Kau gadis cilikku yang sangat Ayah cintai. Apapun yang terjadi. Ayah mohon tetaplah percaya dengan Ayah" ....

"Apakah kau tetap merahasiakan tujuanmu ke Demetria?" Tanyaku sekali lagi

"Sayangnya Ya ... Maafkan Ayah..." Edmund memelukku sekali lagi kemudian mencium keningku. 'Perasaan apa ini?' batinku. Seperti ada yang tidak beres, perasaan ini... perasaan ini sangat tidak nyaman.

        Edmund berjalan keluar kamarku, langkah kakinya terdengar sangat berat, ia seperti akan menaiki kapal Titanic dan ia tahu betul bahwa kapal itu akan tenggelam. Haruskah aku juga yang jadi pengawalnya? Pertanyaan ini tidak mau enyah dalam pikiranku, seakan-akan ini bukan pertanyaan melainkan perintah. Aku tidak suka perasaan ini, perasaan seperti aku menjadi Marie Antoinette ratu prancis terakhir sebelum revolusi prancis yang ia tau besok adalah hari terakhirnya setelah dirinya dijatuhi hukuman mati.

Baiklah, demi kewarasanku. Aku akan ikut Ayah ke kerajaan Demetria ...


Bangsa EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang