22: Dissapointed!

Mulai dari awal
                                    

"Aduh, bego banget sih lo, Nin pake nyeplos segala lagi ke Gava," gumam Shanin.

"Nin?"

Shanin langsung menoleh kearah sumber suara yang tadi memanggilnya. Sudut bibirnya membentuk senyuman saat melihat Elkha yang yang tengah berjalan menghampirinya.

"Elkha, lo gak sama Vinka?" tanya Shanin.

Elkha menggeleng kecil. "Apa karena gue pacaran sama dia, gue harus gitu sama dia terus?"

Shanin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gak gitu juga sih, El kan Vinka pacar lo masa lo gak ada perhatiannya sih dia bolos."

"Ya itu bukan urusan gue, mau dia bolos apa gak juga kan sama aja dia. Gak pernah luput buat jadi murid badung."

"Aneh ya lo, pacar tapi gak kayak pacar."

"Gue pacarannya mah gak lebay."

Shanin terkekeh mendengar ucapan Elkha barusan. Jujur, ia juga bingung sebenarnya apakah Elkha tulus cinta sama Vinka atau sebaliknya. Tapi ia tak mau ambil pusing, toh itu juga bukan urusannya kan.

"Mending kita ke kantin yuk, Nin," ajak Elkha.

"Yaudah deh, ayok."

Mereka pun berjalan menuju kantin.

***

Saat ini Vinka dan teman temannya tengah berada diwarung Cak Boni. Vinka yang sedari tadi tengah mengaduk ngaduk es kelapanya dengan pandangan lurus kedepan.

Kahfi menyenggol bahu Thama. Ia memberi isyarat melalui matanya saat Thama menoleh padanya seolah bertanya. Thama mengedikkan bahunya. Jovan? Ia tengah sibuk dengan ponselnya sedaritadi.

Kahfi menghela napasnya sebelum ia mengatakan sesuatu pada Jovan. "Lo itu lagi chattingan sama siapa sih, Jov? Gue liat perasaan daritadi lo sibuk sama dunia lo sendiri."

Jovan mengalihkan perhatiannya dari ponselnya dan beralih menatap Kahfi. "Kepo lo kayak dora."

Kahfi cukup terkesima dengan ucapan yang keluar dari mulut Jovan. Thama menepuk bahu Kahfi dan menempelkan jari telunjuknya pada dahinya hingga membentuk tanda silang.

Kahfi memberikan jempol pada Thama. Ia pun kembali fokus pada Vinka yang sedari tadi tak mengeluarkan suara.

"Vin, lo kenapa sih? Daritadi bengong mulu, putus sama Elkha ya?" Pertanyaan yang kelewatan itu meluncur begitu saja dari mulut Jovan.

Thama dan Kahfi saling menjitak kepala Jovan. "Makannya jangan kebanyakan chattingan sama si Nur," ejek Thama.

Vinka hanya melirik sekilas dan taka memperdulikannya lagi.

"Siapa yang lagi chattingan sama Nur coba," elak Jovan.

"Iyain aja biar cepet," ujar Thama dan Kahfi bersamaan.

"Kalian bisa diem gak sih?! Mending balik sono ke sekolah kalo masih berisik mulu!" Vinka berucap dengan nada ketus hingga membuat mereka pun terdiam.

Hingga Thama pun memberanikan diri untuk bertanya. "Lo kenapa sih, Vin, cerita dong sama kita. Biasanya kan kalau ada apa-apa lo selalu cerita ke kita."

Hening. Tak ada yang menyahut, begitupun Vinka.

"Gue kayak denger suara jangkrik, tapi dimana ya?"

Ravinka the Troublemaker [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang