Aku melihat cahaya yang benar-benar menyilaukan sehingga aku harus menutup mataku untuk menghindarinya. Kali ini cahaya itu datang lagi, aku benar-benar merasa ditarik oleh cahaya itu. Aku merasa terbang dan menjauhi tempat itu.
Suasana disekelilingku sangat gelap dan kembali aku menuju cahaya putih tadi. Aku baru bisa merasakan, bahwa aku berada diantara sadar dan tidak sadar.
Aku menginstruksikan mataku untuk membuka, namun tak ada hasil yang kudapat. Kembali kucoba untuk membuka mata, sedikit-sedikit akhirnya mataku dapat terbuka meskipun sedikit dan akupun harus dengan cepat menutup kembali mataku, karena aku melihat sinar yang sangat menyilaukan mataku.
Aku mencoba untuk sedikit menggerakan badanku, namun aku sama sekali tak bisa menggerakannya. Tubuhku benar-benar diam dan terasa sangat kaku. Kucoba untuk menggerakan jari-jariku, namun lagi-lagi itu terlalu sulit untuk kulakukan.
Samar-samar aku bisa mendengar suara seseorang, entah siapa tapi aku bisa mendengarnya walaupun tak jelas. Aku mencoba untuk membuka mulutku namun semua terasa berat, mulutku benar-benar terasa kering. Kucoba untuk sedikit mengeluarkan suara tapi tak ada hasil sedikitpun.
Aku benar-benar merasa kesulitan untuk menggerakan badanku sendiri. Semua terasa kaku bagai tak terlumasi. Lidahku benar-benar terasa kelu dan tak bisa bergerak, membuatku sama sekali tak bisa mengucapkan sepatah katapun.
Suara seseorang yang sedang berbincang-bincang itupun semakin jelas di teligaku meskipun tak sepenuhnya bisa kupahami maksudnya.
Kembali kucoba untuk menggerakan jariku, tak berhasil, namun aku tetap mencobanya. Sedikit demi sedikit kurasakan jariku perlahan bisa bergerak. Aku terus melakukan itu sampai aku mendengar suara seseorang yang terdengar sangat melengking di telingaku.
Aku tak bisa mendengar dengan jelas teriakan itu, karena setelah itu suara itu lenyap begitu saja. Aku terus berusaha untuk membuka mataku. Perlahan aku terus mencoba, hingga akhirnya mataku berhasil terbuka. Lagi-lagi sinar itu terlalu menyilaukan di mataku. Kembali kututup mataku, namun kali ini aku mencoba membuka mataku pelan-pelan, mencoba untuk menyesuaikan mataku dengan cahaya di sekeliling.
Awalnya semua terlihat buram. Aku benar-benar tak bisa melihat apapun saat aku membuka mata, tapi lama kelamaan aku mulai melihat warna putih. Semua semakin lama semakin agak jelas di mataku. Aku tak tahu dimana aku sekarang, yang jelas pasti ini bukan kamarku. Mataku benar-benar terasa berat, ingin rasanya aku menutup mataku kembali. Tapi aku terlalu takut, kalau aku menutup mataku, aku akan kesulitan untuk membukanya lagi.
Kulihat badanku dipasangi dengan segala alat-alat yang entah tak kutahu namanya. Di mulut dan hidungku juga terpasang selang oksigen yang membuatku kesulitan untuk mencoba mengeluarkan suara. Ingin sekali aku melepas semua alat-alat itu, tapi sayang tanganku tak bisa kugerakkan.
Aku mengamati ruangan di sekitarku, badanku masih sama. Sama sekali tak bisa bergerak, seakan bukan lagi badanku, karena aku tak bisa mengontrolnya. Aku menatap sebuah pintu yang sedang terbuka, lalu masuklah seseorang dengan jas berwarna putih dan disusul oleh seorang waita paruh baya yang masih terekam jelas di memori otakku.
Aku baru sadar kalau aku sedang berada di rumah sakit. Rumah sakit? Bagaimana bisa aku berada disini? Sebelum aku bisa mengingat kembali kejadian apa yang membuatku seperti ini, orang berjas putih yang bisa kusimpulkan ia adalah seorang dokter dengan cepat memeriksaku.
Aku melihat Mama yang sedang menangis beruraian air mata sambil menatapku dengan pandangan yang tak dapat kuartikan, suara isakan Mama terdengar semakin jelas, hingga aku ingin menanyakan kenapa Mama sampai seperti itu.
“Bagaimana, Dok?” tanya Mama saat dokter itu sudah menjauhkan berbagai alat dan tangannya dari tubuhku.
Dokter itu tersenyum kecil pada Mama sambil menepuk bahu Mama lalu mengajaknya keluar meninggalkanku dalam ruangan ini. tak berapa lama seorang suster yang berseragam putih datang mengahampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Sweet Love
ChickLitRafka terjebak dalam masalah yang sulit ia putuskan. Terjebak dalam masa lalu dan dunianya saat ini. seseorang yang sangat istimewa—lebih tepatnya calon tunangannya meninggalkannya begitu saja sebulan sebelum acara pertunangan. Kejadian tragis yang...
[2] (Permulaan) Awal Baru
Mulai dari awal