01. PROLOG

314 10 3
                                    

07:00 WIB

KRIIIIIIIIINGGGGGGGGG!!!!!!!!
KRIIIIIIIIINGGGGGGGGG!!!!!!!!
KRIIIIIIIIINGGGGGGGGG!!!!!!!!

"Ahhhhh, jam berapa sihh ini!? Kok alarm nya udah bunyi mulu"
Gadis itu pun beranjak dari tempat tidurnya sambil mengusap-usap mukanya, mematikan alarm yang berada di meja samping kasur.
"Lahhh!! udah jam 7 aja astaga!!"
Sontak terkejut gadis itu pun lompat dari kasur untuk segera mengambil handuk dan peralatan mandinya.
'Dosen killer, jalanan macet, lift penuh, kamar mandi antri' 
Itu yang sedang ada di pikiran gadis remaja itu.

CETUNG!! (bunyi notifikasi line HP Shania)

--Gaby Soulmate--
Shann!! jangan terlah ya hari ini!! 07:05

Shania hanya membaca tanpa membalas pesan dari sahabat nya di kelas. Dan benar saja, ketika Ia keluar kamar kos nya untuk pergi ke kamar mandi, ternyata ada 4 orang yang sedang antri juga untuk mandi di kamar mandi luar.
"yaa Ampun, oyy buruan dong mandinya haduhhhh."

Iya, aku Shania. Gadis 20 tahun yang sangat hobi sekali terlambat hehe. Sejak aku tinggal di kosan sendirian, aku sangat sering terlambat. Sebelumnya aku selalu disiplin karna keluarga ku termasuk keluarga yang sangat disiplin dalam hal apapun.

30 Menit kemudian
BBBZZZZZTTTT!! BBBZZZZTTT!!
HP Shania yang selalu ia bawa-bawa bergetar dari dalam saku celananya tanda ada telpon line masuk. Disana tertulis nama Gaby.
'Hallo Shannnnn, lu dimana? Udah berangkat kampus belom? Kok gak sampe-sampe sih!'
"Iya ini baru aja selesai mandi, lu tau gak sih, ini tumben banget antri banget, lebih lama antri daripada mandinya."
Jawab Shania dengan santai sambil berjalan menuju kamar kosnya.

JEGERRRRR!!!
suara petir terdengar dari dalam kamar Shania, ia memperhatikan jendela yang tampak kilatan petir.
"Duh hujan Gebbb, petirrr nya gede gede Gebb."
masih online dengan ponsel yang dijepit antara kuping dan pundak kirinya. Dengan keahlian multifungsinya Shania sambil mencatok rambutnya dan mengunyah makanan dimulutnya.
Ya pake payung dong Shania Julianatha, Jas ujan juga kalau perlu!!'
"yaa iyaa, ini gw udah mau jalan keluar ahh bawel bat dah sahabat gw yang satu ini."
'Buruan!! Dosennya udah mau masuk!!'
"Iyaa Iyaa!! Dah Ahhh!"
Shania memutus telpon dengan Gaby.


Shania keluar kosan dengan memakai jas hujan+payung. Berjalan kaki menuju kampusnya yang tidak begitu jauh. Ini lah salah satu alasan kenapa Shania memilih nge kos dekat kampus. Karna tidak memerlukan kendaraan untuk sampai kampus.
Sepanjang perjalanan Shania berjalan cepat, sampai- sampai kecipratan mobil yang melaju kencang, otomatis membuat gadis manis ini menjadi bete sebete betenya. Ditambah ketika Dia sampai di depan kampus, ternyata hujannya berhenti, dan memaksanya membuka jas hujan kemudian melipat jas hujannya sebelum dilihat orang- orang disekitar kampus.

"Hadehhhh, udah sampe terus ujannya baru berenti dong." Dumel Shania.

Shania berhenti diluar Kampusnya, mencari tempat teduh sambil merapihkan dirinya.

Ketika sedang melipat jas hujan, Shania memperhatikan seorang penjual Pecel Sayur di dekatnya.

Mba Pecel: Ayo mas dibeli mas pecelnya mas, lumayan buat sarapan..
Terlihat Mba pecel menawari dagangannya kepada Pemuda yang sedang melintas sambil membaca sebuah berkas.
Pemuda: Hmmm, boleh deh pecelnya satu Mba.
Mba Pecel: Baru mau kuliah??
Pemuda: Iya :)
Mba Pecel: Jomblo ya?
Pemuda: Hah?? Iya...
'Apaan dah ini mba mba maksudnya' Celoteh sang Pemuda dari dalam hatinya.
Mba Pecel: AHAHAHA Kalau saya udah nikah mas.

Shania yang mendengar percakapan mereka berduapun sontak mengerutkan dahinya terheran-heran melihat anak muda yang masih muda dan lumayan tampan sedang menggoda Mba mba penjual pecel

Pemuda: Siapa mba?
Mba pecel: Ya saya mass
Pemuda: YANG NANYAAAA!! HAHAHA
Mba pecel: Ahh si Mas bisa aja, kalau saya masih singel saya mau kok di godain sama mas. Mas nya lucu gemes lagi ihh.
Gemas mba mba pecel sambil mencubit-cubit pipi Pemuda itu dengan pelan.
Pemuda: Mba, suaminya tuhh!!
Mba pecel: Hah?? Manaa...!!??
Pemuda itu pun langsung kabur ketika si Mba penjual Pecel sedang celingak celinguk mencari suaminya dan menaruh uang tanpa meminta kembaliannya.

'Dihh, itu cowok godain tukang pecel, ngenes banget'
Shania melirik ke arah cowok yang sedang berlari ke arah Kampus yang sama setelah beli pecel tadi.

Sesampainya di dekat lift kampus, Shania mengangkat telpon dari Gaby.
'Shan, Lift kampus mati!! Lu naik tangga aja. Kalau telat ntar ga bisa absen lhhoo.'
HHHFFFFFFTTTTT!!
Shania berpindah arah dengan jalan malas dan gontai ke arah anak tangga. Menuju kelasnya yang berada di lantai 8.
Sampai di depan kelas dengan muka dan penampilan yang sudah tidak manis lagi, sambil menenteng jas hujan dan payungnya yang masih basah.
'Hadehh, jalanan semua berasa tanjakan cuyy' gumam Shania.

"Shaniaaaaaaaa!!"
Tampak wujud Gaby tiba-tiba di depan Shania yang sedang menyender di mading depan kelas.
"ehh, apaan nih??"
Melotot Shania ke arah Gaby sambil menunjuk ke arah mading yang bertuliskan 'PENGUMUMAN, DOSEN UNTUK MATA KULIAH SENI DESIGN INTERIOR CUTI'
"Hehehe, abis gua bosen Shan sendirian dari pagi" Jawab Gaby dengan cengiran menunjukan kawat giginya.
Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas dengan posisi tangan Shania di tarik oleh Gaby yang merasa tidak bersalah sama sekali. Mereka duduk berdua di belakang kelas, tempat favorit para mahasiswa yang setengah niat untuk belajar.

"Lu lagi ngapain dah Geb??"
"Nyatetin jadwal pelajaran biar ga lupa"
"dihh, rajin amat"
"Lu nanti kerja kelompok sama gw ya Shan?"
'Ayo makan ayoo, nanti kamu mati lho'
Terlihat Shania sedang memainkan Nintendo nya dan mengajak berbicara mainannya.
"GAK JADI!!!"
"Gak jadi apaan Geb?"
"Gua cari temen kelompok belajar yang lain aja, daripada masa depan gua ancurrrrrr"
"Aku memang tidak berguna, aku mengecewakan mamaku. Mau jadi apa aku hidup nanti, kenapa cobaan ini begitu berat"
Drama Shania mulai, dengan berbicara ngelantur sambil berpura-pura menangis.
"AIR MATA BUAYA!!"

Shania melanjutkan bermain Nintendo nya, sedangkan Gaby masih mencatat segala yang berhubungan dengan kuliahnya.
Setelah beberapa menit Gaby selesai dengan catatannya, kemudian ia mengambil HP dari tasnya. Membuka aplikasi Line dan seperti mencari-cari daftar nama di kontak Line.

"Shan, semester baru coba cari-cari pacar, biar gak ngerepotin"
"Aku akan berusaha :)))" Jawab Shania masih dengan mainan di tangannya.
"Sinihhh!!" Gaby menarik kerah baju Shania sambil mengunjukkan ponsel milik Gaby.
"Apaaa!!?"
"ini namanya Steve, dia mahasiswa blasteran pindahan dari Belanda. Lebih muda 5 tahun dari kita saking pinternya."
"Ihhh, itu mah berondong ancurrrr"
"Nih yang kedua namanya Jojo, dia Atlit badminton loh, ganteng tajir parah, hidupnya dikelilingin sama wanita-wanita cantik."
"Gak ah, play boy kayanya ganjen gitu."
"Ada yang ketiga, Brandon."
"Akhirnya ada yang normal.... ada tapi nya ga Geb?" Kepo Shania memajukan bola matanya ke HP Geby.
"Gak ada tapinya. Dia fix anak orang kaya, tapi Bodoh banget"
JLEBBB!!
Seketika Shania mengerenyitkan alisnya, merasa tersindir dengan omongan sahabatnya itu.
"Tapi gw masih mau serius fokus kuliah Gebbbbb"
"Halahhh, bilang aja gak ada yang sesuai tipe lu kan!!"
"HAHAHA Itu tau." Shania tertawa terbahak-bahak di telinga sahabatnya.

Begitulah percakapan kedua orang sahabat yang menghabiskan waktu nya hanya memikirkan jodoh mereka yang belum tau ada dimana. 


================================================================================
APARTMENT BASSURA CITY, LT. 25

KRINGGGGG!!!
KRINGGGGGG!!!

'Halloo?? Halloo?? Bob? Sudah hampir sebulan Bob. Mau sampai kapan kamu nunda Kuliah nya?'

Ceklek!! TUUTTT TUUUTTTT TUUUUTTT...

"Hmm, mau sampai kapan aku terpuruk dikamar ini sampai busuk. Mungkin sudah saatnya aku move on..."

================================================================================

SHANIA LOVE STORYΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα