Aku menepuk pelan kedua pipiku, lalu tersenyum tipis. Aku menyemangati diriku sendiri, agar tidak kenal takut.
Semangat! Jeon Jungkook! Jangan jadi namja yang lemah! Badan besar nyalinya ciut? Huh? Perkara zaman kapan itu? Hindari, ketakutan!
Setelah melangsungkan acara bercerminku, akhirnya aku meninggalkan tempat itu.
[Flashback Off.]
Gillwoo hyung terlihat bangun dari tempat duduknya, aku sudah bersiap ancang-ancang jika ia akan melakukan perkara buruk terhadap salah satu keluargaku. "baiklah sepertinya kita tidak ada waktu lagi, setelah ini kalian pergilah ke ruangan kalian. Bersiap-siap lah... Tepat jam dua belas, kalian harus sudah siap. Paham, anak-anak?" kami hanya mengangguk paham, tanpa ada rasa atau niatan untuk membalas.
Padahal aku baru saja menelan 4 sendok makan, tapi biarlah perutku memang sedang labil. Hanya satu yang aku harapkan, berharap lambung ini tidak kambuh disaat kami sedang bersenang-senang.
Taehyung hyung memegang lenganku, "Jung? Beneran, kau sudah selesai makan? Kau baru makan 4 sendok, lohh..." ucap Taehyung terdengar berbisik, aku melirik sekilas lalu mengangguk pelan.
"Kau tidak usah khawatir, hyung... Nanti ada saatnya selera nafsu makanku kembali..." balasku tersenyum, lalu melepas pelan pegangannya.
Ia terlihat terdiam sejenak, lalu mengikuti langkahku dari belakang.
Jin hyung sekamar dengan Yoongi hyung tepatnya di kamar yang tertera nomor 475, sedangkan Namjoon hyung dengan Hoseok hyung di kamar yang tertera nomor 477. Aku berada di kamar 476 bersama Jimin hyung dan Taehyung hyung. Kami hanya bersebelahan, karena memang Bang Sihyuk yang memesankan khusus untuk kami. Jadi tidak ada kata 'tidak' ataupun mengelak dalam kamus Bang Sihyuk kalau tidak di dalam situasi di ujung tandu.
Kami bersiap-siap untuk pergi berjalan-jalan, koper-koper kami sudah tersusun rapi di kamar hotel milik kami. Kamar itu cukup luas dan lebar, karpet merah yang ku tapaki ini dan dinding berbalut wallpaper berwarna krem ini menambah kesan elegan yang dinuansakan antara corak-corak unik. Mungkin Namjoon hyung dan Taehyung hyung sangatlah menyukai hal unik seperti ini, karena memang mereka sering mencuci mata mereka di museum-museum ternama.
Aku tersenyum simpul, rasanya jadi rindu drom jika melihat ranjang empuk. Kebiasaan kami di hari senggang adalah mengikuti aktifitas tersendiri kami, jika hyungdeul lainnya menyukai berpergian keluar kecuali Yoongi hyung, aku mungkin sudah menjadi garis lurus mengikuti kebiasaan pria dingin itu. Lebih suka menyudut di studio atau di kamar, oh! lebih tepatnya di ranjang empuk kesayanganku.
Jimin hyung menyenggol lenganku, awalnya aku terkejut lalu aku menoleh ke arahnya. "Hey! Kenapa melamun, Jung? Apa ada masalah? Apa kau pusing?" tanya Jimin hyung memasang raut wajah khawatir miliknya, aku tersenyum lebar lalu menggeleng pelan.
"Aku tidak apa-apa, hanya memikirkan sesuatu kok! Tenang saja..."
Taehyung hyung terlihat menatapku serius, "Apa kau sakit? Kenapa tidak bilang kepada kami kalau kau sakit, hmm?" tanya nya.
Apa aku terlihat sakit?
"Huh? Sakit? Tidak, kok..." elakku, memasang mimik kebingungan.
Jimin hyung menatapku khawatir, "Apa kau ada masalah, Jung?" Kenapa sih? Mereka selalu bertanya seperti ini? Bikin hatiku tambah sakit mengingat kenangan yang tidak ingin kuingat. Moodku jadi mulai menurun kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Myself | ☘ •JJK•
RandomBIASAKAN VOTE SEBELUM BACA!!! * * * "ini semua salahmu, Kookie!!" -namjoon "kami kecewa denganmu!!" -seokjin "Ck, gara-gara kau kita malu di hadapan seluruh army, Kookie..." -yoongi "jangan panggil kami Hyung lagi!!" -hoseok "kau bukan bagian dari k...
Chapter 28 : Percayalah.
Mulai dari awal