"Ih galak amat sih lo!"
"Bagi jawaban PR fisika dong, Dan. Kita lupa ngerjain, hehehe" ucap Farel.
"Eh, ralat. Bukan kita tapi dia aja, gua mah inget ga pelupa," ujar Atha sombong.
"Inget, doang tapi kaga dikerjain!"
"Hehehe, kan gua ga jago fisika, Rel"
Danish memberikan bukunya pada Farel. "Nih, ga usah dikasih ke Atha"
Farel mengacungkan jempolnya tanda setuju. "Oke siap pak bos."
"Lah, tega ya lo pada. Gua dari tadi menunggu lo, Dan. Tapi lo malah ngasih ke dia yang belum lama hadir. Jah-hat lo." Atha mendramatisir.
"Ini bukan lagi ekskul drama ya, Tha. Jadi ga usah drama-dramaan!"
"Ih Danish mah jahat," ucap Atha dengan suara yang dibuat-buat.
"Biarin aja Dan, dia mah biasa ayan nya lagi kambuh, ga usah didengerin."
"Eh, enak aja lo kalo ngomong! " protes Atha sambil menoyor kepala Farel.
"Bercanda gua, Tha. Ga usah baper."
"Udah udah, bentar lagi masuk, kalo Pak Suryo datang kamu belum ngerjain PR, habis kamu, Tha!" ucap Danish mengingatkan.
°°°
Saat istirahat sekolah, kantin menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi oleh warga sekolah. Mereka datang untuk mengisi perut mereka yang butuh asupan dan kembali dari kantin dengan perut sudah terisi.
Begitu pun juga dengan Danish dan kedua sahabatnya. Setelah melaksanakan sholat zhuhur mereka datang ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah mulai keroncongan.
Danish dengan bakso dan es jeruknya. Farel dengan mie ayam dan es teh manisnya. Sedangkan Atha dengan bakso, siomay, cireng dan satu botol air putih. Entah terbuat dari apa perut Atha sampai jajan sebanyak itu. Padahal sudah diperingati oleh Danish. "Jajan itu secukupnya aja, jangan berlebihan! Kalo ga habis nanti jadinya mubazir, kalo makannya kebanyakan nanti malah sakit perut," seperti itu yang Danish ucapkan.
Sebagaimana sudah dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Isra ayat 26-27 mengenai tabzir (perbuatan boros). Yang artinya "...dan janganlah kalian menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros [26]. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada tuhannya [27]."
Dari ayat diatas, sudah jelas sekali bahwa kita dilarang untuk tabzir.
Atha sudah tahu mengenai hal tersebut, namun katanya ia sedang sangat lapar saat ini. Dan makanan di kantin ini sangat mengoda dia meminta untuk dibeli.
Saat mereka bertiga sedang menikmati makanan, Nessa datang mengagetkan mereka.
Nessa datang ke kantin bersama sahabatnya. Namanya Kaila. Tidak seperti Nessa yang cenderung bar-bar, Kaila justru pendiam.
"Hai Danish!" sapa Nessa sambil menepuk pundak Atha.
"Uhuk uhuk!!!" Atha terkejut dengan ucapan Nessa yang seperti tepat di telinga Atha, sehingga ia pun tersedak bakso yang sedang berada di mulutnya.
"Hai Thaya, hai Farel."
Nessa biasa memanggil Athaya dengan sebutan Thaya bukan Atha seperti yang orang lain ucapkan. Bahkan kadang suka di plesetin olehnya menjadi tayo.
"Woy Nesul!!! Kalo ngomong ga usah di kuping gua! Keselek gua jadinya!"
"Kalo jakun gua jadi ada dua emangnya lo mau tanggung jawab?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Danish
Teen FictionDanish trauma dengan kejadian masa lalu yang pernah menimpanya. Dia yang dulu suka bermain hujan, kini tidak lagi. Dia yang dulu selalu bermain bersama sahabatnya, kini sahabatnya entah ada dimana setelah kejadian itu. Daniza. Satu nama yang masih i...
[2]-Khawatir?
Mulai dari awal