Yeri melirik papa dan Alvin bergantian " maaf pa, bang. A-aku hanya ingin mengabulkan keinginan Zidan, aku janji tidak akan melakukan lagi" ucap Yeri takut-takut.

" apa kalau kami tidak bertanya, kamu akan terus menyembunyikannya?"

Yeri diam, walaupun kata iya sudah ingin keluar dari mulutnya tapi ia tidak mau Alvin salah paham. Yeri pikir kalau meminta ijin keluargannya pasti akan di larang, terus bagaimana dengan Zidan? melihat betapa bahagiannya Zidan sekarang membuat ia yakin bahwa apa yang ia lakukan sudah benar.

" Yer, kamu tau kan kenapa Alvin memintamu terbuka? kami tidak ingin kau terluka sendiri"

" i-iyah pah. percaya pada aku, ini yang terakhir. kami tidak akan ketemu lagi"

" jangan berusaha membuat janji dengan orang lain kalau kau saja tidak bisa berjanji pada dirimu sendiri"

setelah mengatakan itu, Alvin meninggalkan Yeri yang diam terpaku. perempuan itu masih mencoba memahami arti di balik ucapan abangnya.

🐇🐢

" Jeka ,, Jek bangun"

" hum?"

"Jek, kamu nggak kerja?"

Tzuyu sedari tadi mencoba membangunkan Jeka yang terlihat sangat pulas. Tidak seperti biasanya lelaki itu kesiangan, tapi walaupun begitu Tzuyu senang di ijinkan memasuki kamar lelaki itu. Ia bisa dengan puas memandang wajah tenang Jeka sembari menunggu pemuda itu bangun. Salah satu hal ini yang selalu ia impikan, bukan hanya sekarang tapi untuk waktu yang tidak terbatas. Tzuyu ingin menjadi orang pertama yang Jeka lihat setiap paginya, apakah itu akan terwujud?

Kring...kring

Deringan ponsel Jeka menarik perhatian Tzuyu, gadis itu meraih ponsel yang di letakan di atas meja dan melihat nama Jimin, salah satu teman dekat Jeka yang ia kenal. Berpikir itu penting Tzuyu mencoba membangunkan lagi pemuda yang yang ia cintai itu.

" Jeka bangun ada telpon dari Jimin"

Hening

" jekaaa"

karna tak kunjung bangun Tzuyu berniat menjawb telpon itu tapi sepertinnya ia kalah cepat, telponnya sudah di matikan. saat akan hendak menyimpan kembali telpon itu, matannya tak sengaja melihat gambar perempuan yang di jadikan lockscreen di ponselnya Jeka. ia kenal perempuan itu, itu Yeri. dia tidak sendiri ada seorang anak yang sangat mirip dengan Jeka dan juga Jekapun disana.

mungkinkah ini anak itu? anak yang membuat Jeka tidak bisa memilihnya?

Tzuyu dapat melihat wajah ketiga orang itu memancarkan kebahagiaan, pantas saja nama Yeri tidak asing, ternyata dia juga mengenalnya. Tapi kenapa hanya melihat gambar mereka saja sudah sesasakit ini?

Tzuyu tak sanggup menahan rasa sakit di hatinya. pikiran buruk sudah memenuhi otaknnya. ia menangis, menangisi nasibnya.

Jeka baru terbagun jam 9 pagi, dengan masih setengah mengantuk sayup-sayup ia mendengar isak tangis seseorang di dekatkannya. Dan ia sadar memang ada sosok lain di sampingnya.

" Tzuyu ngapain di kamar aku?"

" mereka kah orangnya? apa kedua orang itu alasanmu tidak pernah bisa mencintaiku?"

" maksudnya apa sih?"

Jeka mengerjab beberapa saat, berusaha mengumpulkan kesadarannya, tapi setelah Tzuyu mengodorkan ponsel dan melihat foto yang terpampang di ponselnya ia mengerti apa maksud gadis itu. dan sekarang Ia tidak tau harus bereaksi seperti apa.

Jeka menarik napas pelan, lalu mencoba mendekati Tzuyu tapi dengan cepat gadis itu menghindari.

" maafkan aku--"

" kenapa harus kata maaf yang keluar" ucap Gadis itu sambil terisak " ucapan maafmu semakin membuatku terluka"

Hening, Jeka tidak juga bersuara.

" bisakah kau mengatakan sesuatu?" lagi, Tzuyu harus menelan kekecewaan. ia hanya mendapati Jeka melihatnya dengan tatapan yang ia benci.
"hah cerita yang tidak ingin ku tahu, semua tubuhmu berbicara. aku benci bisa menangkap maksudnya tanpa kau bicara" lanjut Tzuyu dengan suara yang lebih lantang.

" Tzuyu ku mohon jangan menangis" ucap  Jeka

" jadi ini alasan kamu begitu bahagia? Tapi ada sesuatu yang membekas di pikirannku, Kaulah orang yang memulainnya tapi kini kau pula yang ingin mengakhirinnya. Dan sekarang hanya aku yang merasakan sakit" Tzuyu terdiam sejenak, bukan seperti ini yang ia mau " seharusnya aku ngerti kenapa sampai sekarang kamu nggak pernah bilang cinta sama aku, kenapa kamu nggak pernah beri aku kepastian. Tapi kenapa kau harus buat aku jatuh terlalu dalam? Aku bahkan tidak bisa bangkit lagi. dan sekarang aku harus menerima fakta bahwa aku bukanlah perempuan yang hatimu rindukan. itulah kenapa kau kau tak pernah mau menikahiku"

" maaf"

" aku selalu menunggumu Jek, tapi kau bahkan tidak pernah menoleh ke arahku"

" maaf. Inilah alasan kenapa aku tidak pernah memintamu percaya padaku, aku bahkan hanya memberikan kebohongan selama ini. aku pria egois " Jeka tertawa " aku pikir memiliki Zidan saja cukup tapi ternyata aku juga menginginkan ibunya"

" Kau brengsek Jeka!" teriak Tzuyu di depan wajah pemuda itu. " kenapa-kenapa kau harus bersikap egois untuk memilikinnya? kenapa bukan untuk aku?"

" maaf, aku sudah pernah mencobanya. tapi aku tidak bisa"

" kenapa kau buat aku semenyedihkan ini?"

" Maaf, maafkan aku"

" berhenti mengucapkan kata itu!" setelah meneriaki Jeka, Tzuyu berlari meninggalkan pemuda yang menatapnya bersalah itu.

TBC_

Jangan lupa vomment guys..
part yang maksa banget kayaknya ini🙃

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang