"Emang kopi dicampur pasta enak?"

"Eh, jangan coba-coba ngalihin topik ya lo!". Ujarku, aku sudah menyadari bau-bau pengalihan topiknya.

"Iya, iya deh. Cantik-cantik kok bawel banget sih, sampe segitunya mau diakuin," . "Jelas-jelas gue mau ngelihat wajah bidadari yang nyasar di UKS". Ujarnya sambil mencubit pipiku pelan. Jangan sampai pipi gue jadi kepiting rebus di depan cowok.

Karena gue a strong girl yang anti gombal.

"Paan sih lo, pegang-pegang. Ngga muhrim!".

"Ya kalo belum muhrim di buat muhrim dong". Sahutnya dengan senyuman miring. Akupun menjenggung keningnya. Aku masih menahan dan berusaha untuk memperlihatkan wajah datarku sedatar aspal.

Author POV!
Btw, aspal itu datar ngga sih?😅

"Kakak kelas terbangsul ya lo!". Ucapku ketus. "Apa? Lo tadi ngomong apa?" Tanyanya dengan salah satu alisnya naik. "Bangsul". Jawabku tanpa menatapnya.

"Sebelumnya?"

"Kakak kelas".

"Hahaha... Kakak kelaas? ngaco kali ya lo. Kita aja sekelas, masa mau dibilang kakak kelas. Muka ku keliatan lebih tua?" Dia tertawa keras mendengar jawabanku.

"Tunggu apa! Sekelas? haha.. Elo yang ngaco kali. Ogah banget gue punya temen sekelas kayak elo". Sahutku dengan memutar bola mata malas.

"Eh, btw udah dibagi emang kelas nya?" Tanyaku.

"Udah lah". Jawabnya singkat,

"MOS nya udah selesai?"

"Belum".

"Terus elo ngapain disini?"
"Udah dibilangin mau ngeliat kamu kok". Aku kembali membulatkan mataku malas.

"Kelas apa kita?"

"Yakin, kita?" Lanjutnya.

"Eh! lo kalo mau gombal minta sana, sama cleaning servis banyak, bukan ke aku". Sahutku, dia benar-benar membuatku di ujung tanduk kesebalan.

"Kelas X IPS 1, puas?"

"Ngga! Ngga puas gue. Gue lebih puas kalo elo pergi darisini". Ujarku, "Elo tu sebenernya ada kerjaan ngga sih disini, kalo kaki gue udah bisa di gerakin, pastinya daritadi gue pergi duluan ngerti ngga!". Sial dia membuatku benar-benar berada di ubun-ubun emosi.

Kalo bukan karena kakak kelas ter- BIADAB yang pernah gue temui. Gue ngga akan ketemu sama ini gombal kampret. "Emang napa, ngga bisa digerakin?"

"Kepo lo!"

"Mau keluar bareng? biar gue gendong"

"Ih, Ogah banget mau keluar bareng cowok kayak elo. Lagian gue masih pusing sama kaki gue masih pegel. Mending lo keluar terus lanjut ikut MOS, sebelum gue lempar sepatu!".

"Ogah males gue ikut MOS, Orang lagian sepatu nya gue bawa". Jawabnya santai.

Hening...

"Tunggu! Apa??. Jadi elo yang ngumpetin sepatu gue?" Aku pun membulatkan mata. Nathan pun hanya mangut-mangut tanpa memerhatikanku yang memelotinya.

"Heh! Elo kemanain sepatu gue?" Dia hanya mengangkat bahunya.

"NATHAN!!".

"Dalemm".

"Mana sepatu guee". Aku berusaha mencubit lengannya, tapi yang terjadi adalah dia menarik pergelangan tanganku, membuat wajahku hanya berjarak 5cm dari wajahnya.

MY MOOD PRINCE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang